Serangan stroke sering kali tidak menyebabkan kerusakan otak yang signifikan sehingga masih bisa dipulihkan dengan mengonsumsi obat dan terapi. Meskipun begitu, beberapa kasus serangan stroke bisa berdampak serius karena menyebabkan perdarahan hebat. Dalam kondisi tertentu, tindakan operasi stroke perlu dilakukan secepat mungkin demi mencegah risiko kematian.
Kapan operasi stroke perlu dilakukan?
Operasi otak karena stroke perlu dilakukan saat terjadi serangan stroke yang cukup parah.
Umumnya, operasi dilakukan untuk menangani stroke hemoragik, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan di dalam otak.
Saat seseorang mengalami stroke hemoragik, aliran darah yang melalui pembuluh darah arteri utama di serebral tengah terdampak stroke hemoragik.
Pada kondisi ini, hampir seluruh bagian otak kekurangan darah sehingga berisiko menyebabkan kematian yang cepat serta perdarahan di hampir setengah bagian otak.
Oleh karena otak terbungkus dinding tulang tengkorak, perdarahan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial atau increased intracranial pressure (ICP) yang menghasilkan pembesaran area kerusakan pada otak.
Pada akhirnya, peningkatan tekanan intrakranial akan menghalangi darah mengalir ke bagian otak yang mengakibatkan cepatnya proses kematian sel-sel otak.
Meski begitu, prosedur operasi terkadang juga perlu dilakukan untuk menangani stroke iskemik dengan tingkat kegawatdaruratan yang tinggi.
Pengobatan stroke melalui operasi tak hanya bisa memperbaiki kerusakan pembuluh darah, tapi juga membantu mencegah kekambuhan dan masalah lain di masa depan.
Dalam beberapa kasus stroke ringan misalnya, terdapat kondisi ketika obat stroke ringan tidak lagi efektif dalam mencegah serangan stroke yang sebenarnya.
Kondisi pembuluh arteri juga semakin menyempit sehingga bisa memicu penyumbatan dalam waktu dekat.
Itu sebabnya, dokter akan menganjurkan Anda menjalani prosedur operasi stroke. Operasi stroke seperti ini dapat mengurangi risiko pecahnya pembuluh darah di masa depan.
Untuk menentukan prosedur operasi yang paling tepat, dokter akan mempertimbangkan semua faktor yang meliputi tingkat keparahan kondisi hingga keadaan pasien secara keseluruhan.
Jenis-jenis operasi stroke
Berikut ini adalah beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk menangani stroke.
1. Hemikraniektomia
Pada sebagian besar kasus, cara terbaik untuk meringankan tekanan intrakranial yaitu melalui operasi stroke yang disebut hemikraniektomia.
Hemikraniektomia merupakah salah satu prosedur efektif untuk mengurangi tingkat perdarahan otak.
Operasi ini bertujuan mecegah kematian pada penderita stroke dengan cara berikut:
- mengembalikan tekanan intrakranial normal,
- melancarkan aliran darah yang terganggu di penumbra dan bagian vaskular yang berdekatan, dan
- mengembalikan posisi sejajar batang otak dan diencephalon.
Dilansir dari jurnal Stroke, terbukti bahwa hemikraniektomia bisa menyelamatkan nyawa penderita pasien, terutama yang masih berusia muda dan menjalani operasi sedini mungkin.
Prosedur operasi stroke ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
- Penggunaan anestesi dilakukan terlebih dahulu untuk membuat pasien tertidur dan mati rasa.
- Pembedahan dimulai dengan membuat sayatan dalam pada bagian tengkorak dekat dengan bagian otak yang mengalami perdarahan.
- Sebagian rangka tengkorak akan diangkat agar memungkinkan otak mengalami perdarahan yang melampaui batas tulang tengkorak tanpa menyebabkan peningkatan tekanan otak lebih lanjut.
- Bagian rangka tengkorak yang diangkat biasanya dibekukan sampai perdarahan mereda.
- Rangka tengkorak bisa dipasang kembali.
2. Endarterektomi karotis
Endarterektomi karotis adalah operasi stroke yang dilakukan pada pasien dengan gejala stroke ringan atau ketika serangan stroke hanya terjadi sementara waktu.
Pada prosedur operasi ini, dokter akan membuang plak, yaitu zat keras dan lengket yang terdiri dari kolesterol, lemak, dan kalsium.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh dokter untuk melaksanakan endarterektomi karotis.
- Obat bius lokal akan diberikan kepada pasien untuk membuat bagian yang akan dibedah mati rasa.
- Dokter akan membuat sayatan di sepanjang sisi leher untuk menemukan pembuluh darah yang tersumbat oleh plak.
- Pembuluh darah yang tersumbat akan dibuka.
- Plak di dalam pembuluh darah akan dibersihkan.
- Dokter akan menutup kembali pembuluh darah yang sudah bersih.
Setelah menjalani prosedur ini, pasien biasanya harus menginap terlebih dahulu di rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan dan pengawasan setidaknya selama 1 hari.
3. Klipping aneurisma
Klipping aneurisma dilakukan untuk mencegah aneurisma (pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak) pecah atau bocornya darah ke otak. Prosedur ini juga dapat membantu mencegah aneurisma pecah untuk kedua kalinya.
Selama prosedur operasi stroke ini, berikut yang akan dilakukan oleh dokter.
- Anestesi atau bius total akan dilakukan untuk membuat seluruh tubuh mati rasa atau tidak sadarkan diri.
- Dokter akan membuat sayatan pada tengkorak untuk membuka otak.
- Sayatan kecil akan dilakukan pada otak dan meletakan alat pencapit (clamp) kecil di ujung aneurisma.
Kebanyakan pasien harus menjalani rawat inap selama beberapa hari setelah melakukan klipping aneurisma.
4. Embolisasi koil
Embolisasi koil memiliki fungsi yang sama dengan klipping aneurisma. Namun, prosedur operasi stroke ini cenderung lebih mudah.
Berikut tahap embolisasi koil yang akan dilakukan oleh dokter.
- Pemberian anestesi atau obat bius total untuk membuat pasien tidak sadarkan diri.
- Dokter akan memasukan kateter atau selang lentur ke dalam pembuluh darah di selangkangan.
- Kateter akan diarahkan menuju pembuluh darah yang mengalami aneurisma.
- Dokter akan mendorong gulungan kecil melalui selang ke bagian tubuh yang mengalami aneurisma.
- Gumpalan darah akan terbentuk untuk menghalangi aliran darah melalui aneurisma dan mencegahnya agar tidak pecah kembali.
Prosedur ini juga bisa dilakukan untuk memasukan obat tissue plasminogen activator (tPA) langsung ke dalam bagian pembuluh darah otak yang mengalami penyumbatan.
5. Angioplasti karotis
Prosedur angioplasti dapat dilakukan untuk memperlebar arteri karotis yang menyempit.
Prosedur ini bekerja dengan membuka kembali pembuluh darah yang tersumbat agar aliran darah dapat mengalir kembali ke otak.
Langkah-langkah untuk melakukan angioplasti karotis adalah sebagai berikut.
- Obat bius lokal akan diberikan di sekitar selangkangan untuk membuat bagian tersebut mati rasa.
- Dokter akan menusukkan kateter dengan balon kecil di salah satu ujungnya ke dalam pembuluh darah.
- Balon akan dimasukan bagian pembuluh darah yang mengalami penyempitan.
- Balon akan ditiupkan udara sehingga mengembang untuk membuka pembuluh darah dan mendorong plak yang menumpuk.
- Tabung metal kecil mungkin juga akan dimasukan untuk menahan pembuluh darah agar tidak kembali menyempit.
- Kateter dan balon akan segera dikeluarkan dari dalam tubuh pasien setelah prosedur selesai dilakukan.
Pasien biasanya baru bisa pulang ke rumah setelah 1 hari menjalani rawat inap di rumah sakit.
Bagaimana Anda perlu mempertimbangkan operasi stroke?
Apabila Anda dihadapkan pada sebuah kenyataan ketika orang terdekat Anda harus menjalani operasi stroke hemikraniektomi, melakukan pertimbangan dari pertanyaan berikut ini mungkin dapat membantu.
- Seberapa besar kemungkinan berfungsinya kembali otak orang yang Anda kasihi setelah menjalani prosedur?
- Bila operasi dilakukan dan ia dapat bertahan dengan stroke, apakah ia memiliki kesempatan untuk bisa makan atau bernapas? Jika tidak, apakah ia pernah menceritakan perasaannya tentang pemakaian tabung makanan atau ventilasi mekanik?
- Apakah orang yang Anda cintai pernah menyatakan apa yang inginkan jika harus menghadapi kondisi seperti ini?
Keputusan apakah pasien harus menjalani operasi stroke hanya dapat dilakukan setelah adanya pertimbangan dan persetujuan dari pihak keluarga.
Oleh karena itu, pendapat serta persetujuan keluarga sama pentingnya dengan yang dilakukan oleh tim medis, kecuali jika operasi stroke dilakukan dalam keadaan yang sangat genting.
Untungnya, banyak keluarga yang mengetahui keinginan pasien sebelum terkena stroke melalui hasil pembicaraan.
Misalnya, pasien mungkin telah berbicara kepada orangtuanya atau saudara tentang keinginan untuk merelakannya dalam damai apabila terserang cedera otak berat atau akan cacat seumur hidup.
Dalam kasus tersebut, menghormati keinginan pasien merupakan hal bijak yang perlu dilakukan.
[embed-health-tool-bmi]