Informasi Lengkap tentang Kondisi Mati Batang Otak

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    Informasi Lengkap tentang Kondisi Mati Batang Otak

    Batang otak merupakan bagian otak yang penting untuk membantu mengoordinasikan berbagai fungsi tubuh. Bila kerusakan terjadi pada bagian ini, berbagai macam gangguan pada otak bisa terjadi. Bahkan, pada kondisi yang fatal, kerusakan pada bagian ini bisa menyebabkan mati batang otak. Tahukah Anda apa itu mati batang otak? Berikut penjelasan lengkapnya.

    Apa itu mati batang otak?

    Mati batang otak adalah suatu kondisi ketika batang otak Anda tidak lagi berfungsi. Kondisi ini menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan kemampuan bernapas, sehingga penderitanya membutuhkan ventilator agar jantung tetap bisa berdetak dan oksigen beredar melalui aliran darahnya.

    Meski bisa bernapas menggunakan alat bantu pernapasan ventilator, kematian pada batang otak bersifat permanen. Artinya, seseorang yang mengalami kondisi ini tidak akan pernah sadar kembali dan tidak dapat bernapas dengan sendirinya tanpa bantuan alat.

    Dengan kata lain, seseorang yang mengalami mati batang otak tidak memiliki kesempatan untuk pulih. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami kematian batang otak sering disebut sebagai kondisi mati otak (brain death) secara keseluruhan, dan sudah dianggap meninggal secara medis.

    Pentingnya peran batang otak pada tubuh manusia

    Penyakit saraf

    Batang otak itu sendiri adalah bagian otak yang berada di paling bawah. Bagian ini terhubung dengan sumsum tulang belakang, yang juga merupakan bagian dari sistem saraf pusat.

    Batang otak bertanggung jawab dalam mengatur sebagian besar fungsi penting untuk kehidupan. Hal ini termasuk pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, dan kemampuan menelan.

    Selain itu, batang otak juga berperan dalam menyampaikan informasi dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Oleh karena itu, bagian ini memiliki peran penting pada fungsi inti otak, seperti kesadaran dan pergerakan.

    Ketika batang otak berhenti berfungsi, otak tidak dapat mengirim dan menerima pesan ke dan dari seluruh tubuh. Pada akhirnya, fungsi kontrol bawah sadar Anda terganggu yang menyebabkan hilangnya kesadaran, pergerakan, hingga kemampuan untuk bernapas secara permanen.

    Apa bedanya mati batang otak dan koma?

    Banyak orang mengira mati otak merupakan kondisi yang sama dengan koma. Padahal, kedua hal ini sangatlah berbeda. Faktanya, seseorang yang dalam kondisi koma masih hidup, meski tidak sadarkan diri.

    Dilansir dari laman Better Health Channel, koma merupakan kondisi yang mirip dengan tidur nyenyak, hanya saja rangsangan eksternal apapun tidak dapat membangunkan kondisi ini. Meski demikian, seseorang yang koma masih hidup serta kemungkinan untuk pulih dan kembali sadar masih bisa terjadi.

    Tak hanya koma, mati otak juga sering disamakan dengan kondisi vegetatif (vegetative state). Namun, mati otak dan kondisi vegetatif juga merupakan hal yang berbeda.

    Seseorang yang mengalami kondisi vegetatif berarti telah kehilangan beberapa fungsi otak, tetapi bagian batang otaknya masih bekerja secara utuh. Dengan demikian, pada kondisi ini, denyut jantung dan pernapasan seseorang masih dapat berfungsi tanpa perlu alat bantuan.

    Penderitanya pun masih dapat menunjukkan tanda-tanda sadar, seperti membuka mata meski tidak merespons lingkungan sekitarnya. Kemungkinan untuk pulihnya pun masih ada, meski hanya kecil.

    Tanda-tanda mati batang otak

    Fungsi batang otak umumnya terkait dengan beberapa fungsi refleks atau otomatis pada tubuh. Oleh karena itu, hilangnya refleks tubuh tertentu merupakan tanda dari seseorang mengalami mati batang otak. Berikut adalah beberapa tanda yang umumnya muncul:

    • Hilang kesadaran.
    • Tidak bernapas atau dapat bernapas hanya menggunakan ventilator.
    • Tidak menunjukkan reaksi terhadap rangsangan, termasuk rasa sakit.
    • Pupil mata tidak merespons cahaya.
    • Mata tidak berkedip saat permukaan mata disentuh (refleks kornea).
    • Mata tidak bergerak saat kepala digerakkan (refleks okulosefalik).
    • Mata tidak bergerak saat air es dituangkan ke telinga (refleks okulovestibular).
    • Tidak ada refleks tersedak atau batuk saat bagian belakang tenggorokan disentuh.

    Penyebab mati batang otak

    Kehilangan keseimbangan gejala stroke ringan

    Brain death atau mati batang otak terjadi ketika suplai darah dan oksigen ke area otak terhenti dan adanya kerusakan jaringan pada area batang otak. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh trauma atau cedera otak parah, yang biasanya terjadi karena kecelakaan, jatuh, luka tembak, atau pukulan keras ke arah kepala.

    Tak hanya itu, pendarahan pada otak, penyakit infeksi pada otak (seperti ensefalitis), dan tumor otak juga bisa menyebabkan kondisi ini. Kondisi-kondisi tersebut memberi tekanan pada otak, sehingga menyebabkan penurunan aliran darah serta kerusakan jaringan.

    Selain itu, beberapa kondisi lainnya juga bisa menjadi penyebab dari mati otak, seperti:

    • Henti jantung

    Henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang mungkin sudah atau belum pernah didiagnosis dengan penyakit jantung. Hilangnya atau berhentinya fungsi jantung tersebut menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga brain death bisa terjadi.

    • Serangan jantung

    Serangan jantung adalah kondisi ketika aliran darah ke jantung menjadi tersumbat. Better Health Channel menyebut, kematian otak sering terjadi pada pasien serangan jantung yang meninggal beberapa saat setelah dipasang alat bantu untuk menunjang hidupnya. Untuk mengetahui kondisi jantung Anda, Anda bisa melakukan cek detak jantung.

    • Stroke

    Saat stroke terjadi, suplai darah ke otak tersumbat atau terganggu. Pada kondisi ini, kematian batang otak sangat mungkin terjadi.

    • Penggumpalan darah

    Darah yang menggumpal di pembuluh darah juga bisa menjadi penyebab mati otak. Pasalnya, penyumbatan di pembuluh darah dapat mengganggu atau menghalangi alirah ke seluruh tubuh Anda, termasuk otak.

    Bagaimana dokter mendiagnosis bahwa seseorang telah mati batang otak?

    Untuk mendiagnosis seseorang mengalami mati otak, dokter akan melakukan berbagai tes. Namun, sebelum tes ini dilakukan, dokter harus memastikan hal-hal berikut:

    • Pasien hilang kesadaran dan tidak merespon rangsangan apapun dari luar.
    • Pasien hanya bisa bernapas menggunakan ventilator.
    • Memiliki bukti yang cukup bahwa seseorang telah mengalami cedera atau kerusakan otak parah yang tidak dapat disembuhkan.
    • Memastikan bahwa kondisi tersebut bukan karena mengonsumsi obat penenang, narkoba, racun, atau bahan kimia lainnya secara berlebihan, suhu tubuh yang sangat rendah (hipotermia), atau kurangnya aktivitas kelenjar tiroid yang parah.

    Setelah memastikan hal-hal di atas, dokter akan melakukan beragam tes untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami mati batang otak. Tes-tes ini dilakukan guna melihat apakah seseorang memiliki tanda-tanda mati batang otak seperti yang telah disebutkan di atas. Berikut adalah tes-tes tersebut:

    • Menyinari mata dengan cahaya untuk melihat apakah pupil mata merespons cahaya. Pada kondisi normal, pupil mata seharusnya mengecil ketika disinari cahaya.
    • Menggunakan sehelai tisu atau sepotong kapas untuk menyentuh mata. Normalnya, mata menjadi berkedip saat bola mata tersentuh dengan alat tersebut.
    • Menekan dahi, mencubit hidung, atau menekan area tubuh tertentu untuk melihat apakah ada respon gerakan atau refleks sakit.
    • Memasukkan atau mengaliri air dingin ke setiap telinga untuk melihat apakah ada pergerakan pada mata.
    • Merangsang bagian belakang tenggorokan, seperti menempatkan tabung plastik tipis di area tersebut, atau selang pernapasan disedot untuk melihat apakah itu memicu tercekik atau batuk pada pasien.
    • Melepas ventilator untuk waktu yang singkat untuk melihat apakah pasien mencoba bernapas sendiri.

    Meski demikian, tidak semua pemeriksaan tersebut dapat dilakukan pada setiap pasien. Pada kondisi tertentu, seperti bila ada luka pada wajah yang parah, tes pencitraan mungkin saja dilakukan untuk memeriksa apakah ada aliran darah ke otak. Tes elektroensefalografi (EEG) juga bisa saja dilakukan untuk memeriksa apakah ada aktivitas di otak.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    Iklan
    Iklan
    Iklan