Anda mungkin khawatir saat melihat ada benjolan di kepala. Apalagi, kepala merupakan bagian tubuh vital karena organ otak di dalamnya memiliki peran penting dalam menjalankan seluruh sistem tubuh.
Tidak semua benjolan pada kepala berbahaya. Namun, ada benjolan pada bagian vital ini yang tidak boleh disepelekan begitu saja. Lantas, apa saja penyebab benjolan di kepala yang mungkin terjadi? Berikut penjelasannya.
Berbagai penyebab benjolan di kepala yang mungkin terjadi
Benjolan dapat terjadi pada bagian manapun dari tubuh Anda, termasuk kepala. Di kepala, benjolan ini bisa muncul di bagian belakang, depan, atas, atau bahkan di belakang telinga Anda.
Area yang menonjol tersebut pun bisa terjadi di kulit, bawah kulit, atau bahkan di bawah tulang tengkorak.
Penyebab benjolan pada kepala ini bisa beragam. Berikut adalah berbagai kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan benjolan di kepala.
1. Cedera kepala
Cedera kepala adalah penyebab benjolan di kepala yang paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi karena pukulan atau benturan keras di kepala, seperti akibat terjatuh, kecelakaan, olahraga, atau kekerasan fisik.
Pada cedera kepala ringan, benjolan kecil di kepala merupakan tanda yang paling umum. Ini merupakan respons alami tubuh karena perdarahan yang terjadi di bawah kulit.
Dilansir dari Mayo Clinic, jika perdarahan terjadi di satu area, kondisi ini menyebabkan memar dan bengkak (hematoma) di bagian tersebut.
Benjolan akibat cedera kepala ringan bukanlah suatu kondisi serius dan dapat menghilang dalam beberapa hari dengan pengobatan rumahan, seperti kompres.
Meski demikian, cedera kepala juga bisa menyebabkan benjolan yang besar atau bahkan pendarahan di otak, seperti perdarahan subarachnoid.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda mewaspadai bila benjolan pada bagian kepala Anda menyebabkan gejala lain, seperti hilang kesadaran.
2. Folikulitis
Folikulitis adalah kondisi kulit yang terjadi akibat peradangan pada folikel rambut, yaitu kantong kecil tempat rambut tumbuh.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang kemudian menimbulkan benjolan berwarna merah kecil atau putih di sekitar folikel.
Benjolan di kulit kepala akibat folikulitis umumnya terasa sakit, perih, dan gatal. Pada kasus yang ringan, benjolan ini akan hilang dalam beberapa hari dengan pengobatan rumahan.
Namun, folikulitis juga bisa merupakan kondisi serius yang terjadi secara berulang, sehingga penderitanya memerlukan pengobatan dari dokter, termasuk operasi.
3. Jerawat
Meskipun tidak umum, jerawat di kepala bisa terjadi dan cukup mengganggu hingga menyebabkan benjolan.
Kulit kepala yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab jerawat.
Selain kotor, kulit kepala yang berminyak atau sering berkeringat juga bisa memicu timbulnya jerawat.
Namun, perlu diwaspadai, ada beberapa produk perawatan rambut seperti sampo, kondisioner, atau minyak rambut bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.
Bukan hanya itu, perubahan hormon seperti saat masa pubertas, menstruasi, atau stres dapat menyebabkan jerawat di kepala.
Untuk mengatasi dan mencegah jerawat di kepala, sebaiknya cuci rambut secara teratur dengan sampo yang cocok untuk jenis kulit kepala Anda.
4. Rambut tumbuh ke dalam
Rambut tumbuh ke dalam, atau dikenal sebagai pseudofolliculitis, dapat menyebabkan benjolan di kepala.
Ini terjadi ketika rambut yang dicukur atau dipotong melengkung kembali ke kulit, sehingga menyebabkan peradangan dan pembentukan benjolan.
Penyebabnya dapat berupa mencukur terlalu dekat dengan kulit atau menggunakan alat cukur yang tumpul.
Rambut yang keriting atau kasar lebih rentan tumbuh ke dalam. Pada rambut yang kotor, minyak, sel kulit mati, dan kotoran juga dapat menyumbat pori-pori, membuat rambut lebih sulit tumbuh keluar dari kulit.
Kondisi ini dapat dicegah dengan menggunakan alat cukur yang tajam dan teknik mencukur yang benar, seperti mencukur searah pertumbuhan rambut dan tidak terlalu dekat dengan kulit.
5. Kista
Kista adalah kantung berisi cairan tidak normal yang dapat terbentuk di berbagai area tubuh. Kantung ini memiliki beragam jenis, tetapi yang dapat terjadi di kepala biasanya berupa kista dermoid dan kista pilar (kista sebasea).
Kedua jenis kista ini biasanya muncul sebagai benjolan halus berwarna kemerahan atau kuning keputihan di area kulit, termasuk kepala.
Kista dermoid terbentuk ketika sel kulit permukaan bergerak lebih ke dalam kulit dan berkembang biak.
Sel-sel ini membentuk dinding kista dan mengeluarkan zat lunak kekuningan yang disebut keratin.
Sementara itu, kista sebasea terbentuk ketika kelenjar yang mengeluarkan zat minyak (sebum) menjadi tersumbat. Kista di kepala ini umumnya tidak menyakitkan ketika disentuh.
Benjolan ini pun bisa dibiarkan saja tanpa pengobatan, kecuali jika menyebabkan masalah kulit atau menimbulkan ketidaknyamanan, seperti sakit akibat infeksi.
6. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang umumnya terletak di antara kulit dan lapisan otot di bawahnya.
Benjolan ini umumnya terlihat pucat, lembut, dan dapat berpindah ketika digerakkan dengan jari. Meski dapat tumbuh di kepala, lipoma di area tersebut sangat jarang terlihat.
Lipoma bukanlah kanker. Penyebab benjolan di kepala ini pun sering kali tidak berbahaya.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki lipoma, termasuk di kepala, umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Meski demikian, jika benjolan ini terasa mengganggu dan menyakitkan, pengangkatan lipoma bisa saja dilakukan.
7. Pilomatrixoma
Pilomatrixoma adalah tumor kulit jinak (nonkanker) yang terjadi di folikel rambut. Tumor ini umum terjadi dan berkembang di daerah kepala, wajah, dan leher.
Benjolan akibat pilomatrixoma umumnya terlihat kecil dan terasa keras saat disentuh.
Salah satu jenis tumor ini berkembang secara lambat dan tidak menyebabkan rasa sakit atau gejala lainnya.
Meski demikian, pada kasus yang jarang, tumor ini bisa menjadi ganas atau kanker (karsinoma pilomatrix).
Pengobatan untuk pilomatrixoma biasanya berupa pengangkatan melalui proses operasi atau pembedahan.
8. Kanker
Pada kondisi yang parah, penyebab benjolan di kepala Anda bisa berupa tumor yang ganas atau disebut kanker.
Salah satu jenis kanker yang biasa terjadi di area kepala adalah karsinoma sel basal, yang merupakan bentuk paling umum dari kanker kulit.
Benjolan pada karsinoma sel basal biasanya berwarna merah muda yang transparan, dan terkadang bisa berdarah dan menyakitkan.
Selain kanker kulit, kanker pada kepala dan leher juga sering menjadi penyebab benjolan ini, seperti kanker mulut, kanker kelenjar ludah, kanker hidung, kanker tenggorokan, atau kanker kerongkongan (esofagus).
Sementara itu, tumor otak cenderung tidak diklasifikasikan sebagai kanker kepala dan leher.
Adapun berbagai pengobatan kanker, seperti operasi, radioterapi, dan cara lainnya, umum dilakukan untuk menghilangkan benjolan akibat kondisi ini.
Kondisi benjolan di kepala yang perlu diwaspadai
Sebagian besar benjolan di kepala memang bukanlah kondisi yang serius dan tidak membahayakan kesehatan.
Meski demikian, Anda perlu mewaspadai beberapa kondisi yang mungkin menjadi tanda serius pada benjolan Anda.
Berikut adalah beberapa kondisi yang perlu Anda waspadai dan perlu segera mencari pertolongan medis untuk mengatasinya.
- Benjolan tidak menghilang atau membesar setelah beberapa minggu.
- Penyebab benjolan tidak diketahui.
- Benjolan semakin menyakitkan.
- Ada perdarahan yang parah di area kepala atau wajah.
- Penderita terlihat kebingungan, linglung, atau tidak sadarkan diri.
- Disertai dengan gejala lainnya, seperti sakit kepala yang parah, mual, muntah, hilang ingatan, atau perubahan suasana hati (seperti mudah tersinggung).
- Berubah menjadi luka terbuka.
- Kembali tumbuh setelah diobati atau diangkat.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]