backup og meta

9 Cara yang Dapat Membantu Mencegah Penyakit Parkinson

9 Cara yang Dapat Membantu Mencegah Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah kelainan sistem saraf yang menyebabkan gangguan fungsi gerak pada tubuh. Kelainan ini menimbulkan berbagai gejala Parkinson yang umumnya terkait dengan motorik, sehingga penderita akan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, pencegahan penyakit Parkinson sangat perlu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut. Lantas, benarkah penyakit ini bisa dicegah? Adakah cara-cara khusus untuk mencegah penyakit Parkinson?

Berbagai cara untuk pencegahan penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson terjadi ketika sel saraf di otak yang memproduksi dopamin menjadi terganggu, hilang, atau bahkan mati. Adapun dopamin itu sendiri merupakan zat kimia di otak yang berperan dalam membantu mengontrol gerak tubuh. Bila sel saraf ini terganggu, dopamin di otak menjadi berkurang sehingga gangguan kontrol gerak tubuh pun terjadi.

Meski demikian, penyebab terganggunya sel saraf tersebut belum diketahui pasti. Dengan demikian, tidak ada cara pasti pula yang dapat mencegah penyakit Parkinson. Namun, Anda masih bisa mengurangi kemungkinan terkena Parkinson dengan menghindari berbagai faktor risikonya.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena Parkinson, yang mungkin bisa menjadi pencegahan terhadap penyakit ini:

1. Olahraga aerobik

kesalahan saat berjalan kaki

Tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, dan tulang, maka olahraga juga bermanfaat pada kesehatan otak manusia. Adapun salah satu jenis olahraga yang baik untuk kesehatan otak adalah aerobik, seperti berjalan, berenang, atau bersepeda. Latihan aerobik secara teratur diyakini dapat mengurangi peradangan di otak, yang juga dapat menjadi penyebab penyakit Parkinson.

Sebuah studi yang dilakukan di University of Illinois pada 2011 menunjukkan, latihan aerobik secara teratur dapat meningkatkan kesehatan kognitif secara keseluruhan. Pada studi tersebut, peserta yang berolahraga jalan kaki selama 40 menit, tiga hari seminggu selama setahun, mengalami peningkatan ukuran hipokampus, yaitu bagian otak yang berperan dalam memori dan pembelajaran.

Sebaliknya, orang dewasa yang tidak berolahraga justru mengalami penurunan ukuran hipokampus sekitar satu hingga dua persen setiap tahun. Adapun penderita Parkinson kerap mengalami gangguan fungsi kognitif dan memori selama perkembangan penyakitnya. Oleh karena itu, cara ini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit Parkinson pada masa mendatang.

2. Hindari paparan racun

Dilansir dari Parkinson’s Foundation, faktor lingkungan, seperti paparan pestisida, herbisida, polutan udara, dan logam, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Parkinson. Oleh karena itu, salah satu bentuk pencegahan penyakit Parkinson adalah dengan menghindari paparan terhadap senyawa berbahaya tersebut.

Seperti diketahui, pestisida, herbisida, dan logam sering digunakan di bidang perkebunan dan pabrik industri. Bila Anda bekerja di salah satu bidang ini, Anda dapat mengenakan sarung tangan, sepatu, dan pakaian pelindung selama bekerja. Kemudian cuci dan letakkan alat-alat tersebut di tempat khusus agar tidak mencemari lingkungan, peralatan, atau bahkan makanan yang ada di sekitarnya.

Namun, sebaiknya Anda sebisa mungkin mengurangi atau tidak menggunakan zat-zat kimia itu. Jika perlu, pilihlah makanan, terutama sayuran dan buah-buahan, organik yang jauh lebih aman dan terhindar dari pestisida dan herbisida.

3. Perbanyak makan sayuran

Sayuran memang terkenal khasiatnya untuk menyehatkan tubuh. Tidak hanya itu, memperbanyak makan sayuran pun diketahui dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit Parkinson.

Studi menunjukkan, meningkatkan kadar asam folat di dalam tubuh, terutama yang berasal dari sayuran, dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit Parkinson. Adapun beberapa sayuran yang menjadi sumber asam folat terbaik adalah sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam, atau asparagus. Selain itu, kandungan ini juga bisa Anda peroleh dari makanan lainnya, seperti alpukat atau kacang-kacangan.

4. Konsumsi asam lemak Omega-3

ikan untuk asam urat

Beberapa penelitian menunjukkan, asam lemak omega-3 sangat berperan dalam pencegahan degenerasi dan kematian sel, yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah penyakit Parkinson. Adapun asam lemak omega-3 ini bisa diperoleh dari beberapa makanan, seperti ikan salmon dan mackerel, telur, dan kenari.

Salah satu penelitian ini dilakukan di Kanada pada 2008, di mana sekelompok diberi suplemen omega-3 selama 10 bulan. Hasilnya, kelompok tikus ini tidak mengalami penurunan kadar dopamin di otak dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda Parkinson.

5. Tingkatkan konsumsi atau paparan vitamin D

Para peneliti menemukan, sekitar 70 persen pasien Parkinson tahap awal yang tidak diobati memiliki tingkat vitamin D yang rendah. Oleh karena itu, mengonsumsi vitamin D pada kadar yang cukup dinilai bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko penyakit Parkinson.

Meski demikian, perlu penelitian tambahan untuk membuktikan lebih lanjut mengenai vitamin D sebagai pencegahan terhadap penyakit Parkinson. Namun yang pasti, vitamin D dari paparan sinar matahari atau konsumsi lemak hewani  dapat memberikan sejumlah manfaat baik bagi tubuh, seperti meningkatkan kesehatan tulang, kekebalan tubuh, energi dan suasana hati, atau melindungi dari demensia.

6. Konsumsi kafein

Anda mungkin sering mendengar bahwa mengonsumsi kafein berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Namun, beberapa penelitian justru menunjukkan, orang yang mengonsumsi kafein yang berasal dari kopi, teh (termasuk teh hijau), atau minuman bersoda, jarang ditemukan terkena penyakit Parkinson dibandingkan mereka yang tidak meminumnya.

Meski demikian, masih belum diketahui apakah kafein benar-benar bisa melindungi Anda dari penyakit Parkinson. Saat ini pun tidak ada cukup bukti yang menyarankan Anda mengonsumsi minuman ini sebagai cara untuk mencegah penyakit Parkinson.

7. Jaga kadar asam urat normal

Memiliki kadar asam urat yang tinggi di dalam tubuh memang dapat menyebabkan penyakit asam urat hingga batu ginjal. Meski demikian, para peneliti telah menemukan pria dengan kadar asam urat normal di atas lebih jarang mengalami penyakit Parkinson dibandingkan dengan yang lebih rendah. Namun, hal serupa tidak diamati pada wanita.

8. Konsumsi obat NSAID jika perlu

Meski tidak diketahui pasti penyebabnya, beberapa penelitian menunjukkan orang yang secara teratur mengonsumsi obat nonsteroid antiinflamasi (NSAID), seperti ibuprofen, memiliki risiko yang lebih rendah terkena Parkinson. Namun, sebaiknya Anda tidak sembarang mengonsumsi obat ini. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda perlu mengonsumsinya karena gejala tertentu.

9. Kurangi stres

Mengurangi stres diyakini dapat menunjang kesehatan jangka panjang pada tubuh manusia. Pasalnya, stres dapat menyebabkan peradangan dan berbagai kerusakan jangka panjang di seluruh tubuh Anda. Oleh karena itu, selain melakukan langkah-langkah pencegahan di atas, Anda pun perlu mengurangi stres sebagai upaya untuk menurunkan risiko penyakit Parkinson pada masa mendatang.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Department of Health – New York State. 2020. Reducing Pesticide Exposure. https://www.health.ny.gov/environmental/pests/reduce.htm. Accessed November 20, 2020.

Judson Smart Living. 2020. 7 Scientifically Backed Ways to Prevent Parkinson’s Disease. https://www.judsonsmartliving.org/blog/7-scientifically-backed-ways-to-prevent-parkinsons-disease/. Accessed November 20, 2020.

Mayo Clinic. 2020. Parkinson’s disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-disease/symptoms-causes/syc-20376055. Accessed November 20, 2020.

Parkinson’s Foundation. 2020. Environmental Factors. https://www.parkinson.org/Understanding-Parkinsons/Causes/Environmental-Factors. Accessed November 20, 2020.

Versi Terbaru

25/01/2021

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ririn Sjafriani


Artikel Terkait

Berbagai Penyebab dan Cara Mengatasi Hilang Ingatan

Mengenal Penyebab Tremor dan Cara Mengatasinya yang Tepat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 25/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan