Anda tentu sudah sering mendengar bahwa berpuasa baik untuk kesehatan. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang dampak puasa pada kesehatan otak dan sistem saraf? Faktanya, puasa juga memberi manfaat bagi kesehatan otak Anda. Bagaimana bisa?
Ragam manfaat puasa bagi kesehatan otak
Meski merasa lapar dan haus, berpuasa justru memberi ragam manfaat untuk kesehatan otak. Apa saja hal tersebut? Berikut adalah beberapa manfaat puasa bagi kesehatan otak Anda.
1. Memperbaiki sel otak
Bukan glukosa dari makanan, tubuh menggunakan keton sebagai sumber energi selama berpuasa untuk memastikan fungsi otak dan tubuh tetap berjalan dengan baik.
Perubahan ini kemudian memicu proses yang disebut dengan autofagi. Ini merupakan proses di mana tubuh memperbaiki sel yang telah rusak, termasuk sel otak.
Tubuh menghilangkan bagian sel yang rusak dan mematikan pertumbuhan sel tersebut. Setelah puasa, sel-sel baru bertumbuh, kemudian membuat banyak protein dan membentuk sinapsis.
Adapun cara ini membuat otak Anda tetap sehat dan dapat bekerja dengan baik.
2. Meningkatkan fungsi kognitif
Puasa memang memberi manfaat untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak secara menyeluruh. Salah satu di antaranya adalah fungsi kognitif otak atau kemampuan berpikir dan mengingat.
Studi pada hewan menemukan fakta bahwa puasa merangsang produksi protein dalam sel saraf yang disebut brain-derived neurotrophic factor (BDNF).
Protein ini berperan penting dalam proses belajar dan memori serta membentuk sel saraf baru di hippocampus, yaitu bagian otak yang berperan dalam pembelajaran dan memori.
Meski begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat ini pada manusia.
Apakah puasa dapat meningkatkan daya ingat?
3. Lebih tahan terhadap stres
Bukan cuma fungsi kognitif, BDNF yang diproduksi tubuh saat puasa juga membuat sel saraf (neuron) di otak lebih tahan terhadap stres.
Ini karena BDNF mengaktifkan jalur sinyal saraf yang merespons stres di otak.
Sel-sel otak baru yang terbentuk pun cenderung lebih kuat, efisien, dan mampu mengatasi tekanan (stres) yang mungkin muncul sehari-hari.
Selain itu, kadar lemak yang turun saat puasa pun membuat sel tubuh Anda terbebas dari tekanan. Ini berarti sel-sel di tubuh, termasuk otak, Anda menjadi lebih sehat.
Bahkan, Texas Medical Center menyebut, seseorang dengan sel-sel tubuh yang terbebas dari tekanan cenderung memiliki umur yang panjang.
4. Mengurangi kerusakan otak
Bagi penderita penyakit saraf tertentu, puasa mungkin bisa memberi manfaat untuk membantu mengurangi kerusakan otak. Beberapa di antaranya adalah cedera otak dan stroke.
Studi pada hewan menemukan fakta bahwa puasa sebelum stroke iskemik dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan pemulihan pascastroke.
Adapun mengurangi kerusakan otak pada penderita stroke dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi stroke.
Ini termasuk kelumpuhan atau paralisis, kesulitan bicara atau menelan, nyeri atau mati rasa pada area tubuh yang terpengaruh, masalah emosional, hilang ingatan, hingga kematian.
5. Mencegah penyakit otak degeneratif
Siapa sangka kalau berpuasa juga mungkin bisa membantu mencegah penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Puasa telah diketahui dapat memperlambat penuaan serta mencegah dan mengobati sindrom metabolik. Keduanya merupakan faktor risiko utama dari penyakit degeneratif ini.
Bukan cuma mencegah, seseorang yang sudah menderita penyakit degeneratif ini mungkin bisa memiliki fungsi kognitif serta kualitas hidup yang lebih baik dengan berpuasa.
Faktanya, penelitian pada hewan menemukan fakta bahwa tikus yang memiliki penyakit Alzheimer dan menjalani puasa cenderung hidup dua setengah tahun lebih lama daripada yang tidak.
Perubahan yang dialami tubuh saat berpuasa
Ada perubahan yang terjadi pada tubuh saat Anda berpuasa. Perubahan saat puasa inilah yang diyakini memberi manfaat bagi kesehatan tubuh dan otak Anda. Apa perubahannya?
Puasa berarti Anda tidak makan dan minum selama beberapa jam. Saat ini terjadi, senyawa dalam tubuh yang disebut keton meningkat.
Saat sedang tidak berpuasa, tubuh Anda, termasuk otak, menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Namun saat berpuasa, tidak ada sumber glukosa dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Pada kondisi ini, tubuh menghabiskan simpanan glukosa di hati (glikogen) sebagai sumber energi dan mendorong sel-sel lemak untuk melepaskan lemak.
Tubuh kemudian membakar lemak dan mengubahnya menjadi keton. Keton ini juga yang kemudian digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi.
Brain Facts menyebutkan bahwa perubahan sumber energi ini terjadi setelah sekitar 10—14 jam berpuasa.
Berkat perubahan tersebutlah, dampak positif puasa yang disebut di atas bisa Anda dapatkan untuk kesehatan otak Anda.