Gatal dan keputihan pada vagina merupakan hal yang wajar jika hanya muncul sesekali. Namun, jika kondisi ini sudah disertai perdarahan dan nyeri panggul, ini bisa saja menandakan kanker vagina.
Apa itu kanker vagina?
Kanker vagina adalah penyakit kanker yang berkembang pada jaringan vagina. Penyakit ini berbeda dengan kanker serviks, rahim, atau ovarium, tetapi memang bisa berkembang karenanya.
Vagina sendiri merupakan organ reproduksi wanita yang menghubungkan rahim dan leher rahim dengan bagian luar tubuh.
Selain berfungsi sebagai tempat keluarnya darah menstruasi, vagina juga menjadi jalan keluar bayi saat persalinan normal.
Penyakit ini masih bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berikut berdasarkan tempat tumbuhnya sel abnormal.
- Karsinoma sel skuamosa: jenis kanker vagina yang paling sering terjadi. Bermula dari sel tipis dan datar yang melapisi permukaan vagina.
- Adenokarsinoma: perkembangan kanker pada sel kelenjar keringat kulit vagina. Paling banyak ditemukan pada wanita di atas usia 50 tahun.
- Melanoma: perkembangan kanker pada sel penghasil pigmen (melanosit) di Miss V.
- Sarkoma: perkembangan kanker pada sel jaringan penghubung atau sel otot, tulang, da jaringan ikat.
- Karsinoma sel basal: perkembangan kanker pada sel penghasil kulit baru.
Tanda dan gejala kanker vagina
Pada tahap awal, kanker vagina kerap tidak menunjukkan gejala. Inilah mengapa penyakit ini sering ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin dan Pap smear.
Supaya bisa mengenalinya lebih dini, inilah beberapa ciri-ciri kanker vagina yang perlu Anda ketahui.
- Perdarahan vagina yang tidak normal, misalnya setelah berhubungan seksual atau setelah menopause.
- Keputihan yang encer atau berdarah.
- Terasa benjolan di dalam vagina.
- Sakit saat buang air kecil.
- Vagina berbau menyengat.
- Sering sembelit.
- Nyeri panggul.
Ciri-ciri penyakit ini bisa berbeda pada tiap orang, termasuk yang tidak tertulis di atas. Jika Anda merasa khawatir dengan kondisi organ kewanitaan Anda, jangan ragu untuk mendatangi dokter.
Penyebab kanker vagina
Sama seperti jenis kanker lainnya, penyakit ini terjadi karena mutasi sel tubuh yang tidak terkendali telah menyerang sel sehat di sekitarnya. Namun, belum diketahui secara pasti bagaimana mutasi tersebut terjadi.
Di samping itu, kanker vagina juga diketahui berkaitan dengan infeksi HPV (human papillomavirus) pada wanita.
Virus ini dipercaya mampu menghasilkan protein E6 dan E7 yang menghambat gen penekan tumor sehingga sel tubuh membelah dengan sangat cepat.
Faktor-faktor risiko
Beberapa kondisi berikut dinilai dapat meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena vaginal cancer.
- Berusia di atas 60 tahun.
- Terpapar hormon estrogen sintetik diethylstilbestrol (DES).
- Terinfeksi HPV.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Berhubungan intim terlalu dini.
- Suka berganti-ganti pasangan seksual.
- Memiliki riwayat vaginal adenosis, iritasi vagina, neoplasia intraepithelial neoplasia (VAIN), dan lichen sclerosus.
Diagnosis kanker vagina
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan bertanya seputar gejala yang Anda rasakan serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.
Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian luar dan dalam vagina. Pemeriksaan bagian dalam akan menggunakan bantuan spekulum untuk membuka saluran vagina.
Melansir dari laman Mayo Clinic, dokter bisa melakukan beberapa tes berikut untuk menegakkan hasil diagnosis kanker.
- Kolposkopi: pemeriksaan vagina dengan alat pembesar dan lampu khusus untuk menemukan keberadaan sel abnormal.
- Biopsi: pengambilan sampel jaringan yang dicurigai sebagai sel kanker untuk diperiksa di laboratorium.
- Tes pencitraan dengan CT scan, PET scan, atau MRI: mengetahui penyebaran kanker.
Setelah mendapatkan hasil tes, dokter bisa menentukan stadium kanker pasiennya. Berikut adalah pembagian stadium kanker vagina secara umum.
- Stadium 1: kanker hanya ditemukan pada dinding vagina.
- Stadium 2: kanker sudah mulai menyebar, tetapi belum mencapai dinding panggul.
- Stadium 3: kanker sudah menyebar atau bermetastasis ke rongga panggul hingga menghalangi aliran urine.
- Stadium 4A: kanker sudah menyebar ke organ lain, seperti anus dan kandung kemih, tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening atau selangkangan.
- Stadium 4B: kanker sudah menyebar ke organ lain yang jauh dari vagina, seperti hati dan paru-paru.
Pengobatan kanker vagina
Setiap pasien kanker bisa mendapatkan perawatan yang berbeda untuk menghilangkan atau setidaknya mencegah penyebaran.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan kanker yang bisa dilakukan. Selalu ikuti saran pengobatan dari dokter untuk hasil terbaik.
1. Operasi
Dokter bisa melakukan beberapa jenis operasi berikut untuk mengangkat sel kanker dari vagina.
- Eksisi lokal: mengangkat sel abnormal dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya.
- Vaginektomi: pengangkatan vagina sebagian (parsial) atau seluruhnya (radikal).
- Trakelektomi: pengangkatan vagina sekaligus bagian serviks yang sudah terpapar kanker.
- Histerektomi: pengangkatan vagina, rahim, dan serviks sekaligus.
2. Radioterapi
Salah satu metode utama yang digunakan untuk mengatasi kanker pada organ kewanitaan adalah radioterapi.
Metode ini dilakukan dengan mengandalkan sinar radiasi untuk mengecilkan tumor yang terbentuk sekaligus membunuh sel kanker.
Radioterapi bisa dilakukan secara eksternal dengan menembakkan sinar radiasi ke vagina atau internal melalui penanaman material radioaktif di dalam vagina.
3. Kemoterapi
Jika radioterapi dan operasi tidak menghentikan perkembangan kanker, dokter masih bisa memberikan pengobatan dengan kemoterapi.
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan mengandalkan obat-obatan yang diminum atau disuntikkan. Berikut adalah beberapa obat kemoterapi untuk vaginal cancer.
Efek samping kemoterapi yang mungkin terjadi adalah tubuh terasa lemah, mual, muntah, diare, dan rambut rontok.
Selain menjalani berbagai metode di atas, dokter biasanya juga menyarankan perawatan rumahan yang berfokus pada penerapan gaya hidup yang sehat untuk pasien kanker.
Sampai saat ini memang belum ditemukan cara yang spesifik untuk mencegah kanker. Namun, Anda bisa menurunkan risiko kanker melalui pola hidup yang sehat, termasuk menjalani hubungan seksual yang aman.
Selain itu, usahakan untuk mendapatkan vaksin HPV mengingat virus ini bisa meningkatkan risiko kanker vagina.
Pastikan selalu ingat bahwa pengobatan terbaik untuk kanker adalah mendeteksinya sedini mungkin. Oleh karena itu, jangan malu untuk rutin mengunjungi dokter demi memastikan kondisi kesehatan Anda.
Kesimpulan
- Kanker vagina berbeda dengan kanker serviks atau kanker rahim. Namun, penyakit ini memang bisa disebabkan oleh penyebaran kanker tersebut (metastasis).
- Sering ditemukan secara tidak sengaja saat pap smear atau pemeriksaan vagina rutin karena tidak memiliki gejala khusus di tahap awal.
- Infeksi virus HPV dinilai sebagai salah satu faktor risiko tertinggi vaginal cancer.
[embed-health-tool-bmi]