Mengatasi GERD pada bayi memang tidak mudah karena si Kecil mungkin jadi rewel seharian akibat merasa tidak nyaman dengan perutnya. GERD bisa terjadi ketika makanan dan susu naik kembali ke kerongkongan. Untuk mengatasi kekhawatiran, ketahui langkah-langkah merawat GERD pada anak bayi berikut ini.
Cara mengatasi GERD pada bayi
Gastroesophageal reflux disease (GERD) termasuk jenis refluks yang bisa terjadi pada bayi dan anak-anak. GERD adalah kondisi lebih serius dari gastroesophageal reflux (GER) yang berjalan lebih lama.
Bayi usia kurang dari 2 tahun, sekitar 12—14 bulan, sangat rentan mengalami GER. Kondisi GER bisa berubah menjadi GERD saat bayi mengalami GER lebih dari 2 minggu selama satu bulan.
Setelah melihat beberapa gejala GERD pada bayi, ibu dan ayah perlu membawanya ke dokter. Umumnya, dokter akan meminta orangtua untuk melakukan perawatan pada si Kecil.
Berikut cara mengatasi GERD pada bayi yang bisa orangtua lakukan di rumah.
1. Menempatkan bayi dalam posisi tegak
Mengutip dari Nationwide Children’s, orangtua perlu memastikan posisi bayi duduk tegak setelah makan selama 20—30 menit.
Posisi ini akan membantu gravitasi menarik makanan dan susu ke bawah dan mencegah GERD.
Hindari meletakkan bayi tidur telentang karena ia membutuhkan waktu untuk mencerna. Posisi telentang akan menyulitkan proses pencernaan makanan atau susu.
Ayah atau ibu juga bisa mengganti popok bayi sebelum menyusui untuk menghindari bayi berbaring selama memakai popok.
Posisi telentang dapat membuat semua makanan dan susu kembali ke kerongkongan dan bayi mengalami GERD.
2. Hindari overfeeding (terlalu banyak memberi makan)
Bagi ibu, mungkin sulit untuk mengetahui kapan harus berhenti menyusui si Kecil. Namun, segera berhenti menyusui bila bayi sudah muntah.
Ini adalah tanda bahwa ada terlalu banyak makanan atau susu dalam perut. Ibu perlu menunggu sampai waktu makan berikutnya sebagai cara mengatasi GERD pada bayi.
Ibu bisa memasukkan jari yang bersih ke dalam mulutnya untuk membuat bayi menelan. Hal ini dapat membantu perut bayi menetap dan terus mencerna makanan dalam perut.
3. Tidak mengayunkan bayi setelah makan
Mengatasi kondisi GERD pada bayi tidak mudah, apalagi kalau ia masih ingin tidur. Namun, pastikan ibu tidak mengayun bayi sesaat setelah menyusui.
Hal yang perlu orangtua ingat, makanan atau susu masih perlu melalui proses cerna dalam perut bayi.
Makanan dalam perut bayi dapat dengan mudah naik ke kerongkongan bila orangtua mengayun si Kecil setelah makan.
Hal ini juga menyebabkan banyak ketidaknyamanan pada bayi.
Tugas ayah dan ibu sebagai orangtua sebaiknya mengingatkan keluarga dan teman-teman ketika mereka sedang datang mengunjungi agar tidak mengayunkan si Kecil setelah makan.
4. Usahakan agar bayi bersendawa
Merawat si Kecil yang mengalami GERD bisa dengan cara menyendawakan bayi.
Orangtua bisa menyendawakan bayi setiap 30—60 ml botol makan bayi dan setelah menyelesaikan ASI.
Ada banyak cara untuk membuat bayi bersendawa sebagai salah satu cara merawat si Kecil sedang GERD. Berikut ada dua metode umum yang dapat membantu.
- Duduk tegak dan memeluk bayi dengan posisi dagu si Kecil menempel bahu, kemudian satu tangan ibu menahan punggung dan menepuknya secara perlahan.
- Posisikan bayi agar duduk di pangkuan orangtua. Gunakan satu tangan untuk menahan dada dan kepala bayi dan tangan satunya menepuk punggung si Kecil.
Pastikan posisi bayi dalam keadaan nyaman saat ibu dan ayah sedang menyendawakan si Kecil.
Ibu dan ayah bisa menyimpan handuk atau kain untuk mengusap mulut bayi bila air liurnya keluar atau gumoh sedikit.
5. Tidak memberi makanan pemicu alergi
Makanan dan minuman yang bayi atau ibu menyusui santap bisa memicu terjadinya GERD pada si Kecil.
Bila si Kecil atau ibu memiliki alergi makanan atau intoleransi laktosa, sebaiknya hindari kudapan tersebut.
Untuk memastikan gizi anak dan ibu tetap terpenuhi, orangtua bisa konsultasi kepada ahli gizi di klinik atau rumah sakit.
GERD bisa membuat bayi menangis dan tidak nyaman. Bayi memang tidak dapat berbicara, tetapi orangtua dapat mengenali karena si Kecil menunjukkan tanda dan gejala GERD.
Mengatasi GERD pada bayi memang tidak mudah, tetapi orangtua bisa melakukan perawatan rumahan dengan cara di atas.
Kapan harus ke dokter saat bayi GERD?
Bayi dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) umumnya mengalami muntah atau gumoh setelah makan.
Meskipun hal ini sering normal pada bayi, ada beberapa tanda yang menunjukkan perlunya konsultasi ke dokter.
Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi dengan GERD harus dibawa ke dokter untuk mengatasi kondisinya.
- Penurunan berat badan. Jika bayi tidak naik berat badan atau mengalami penurunan berat badan.
- Kesulitan menyusu atau menolak menyusu. Bayi terlihat sangat tidak nyaman atau menolak menyusu karena rasa sakit.
- Tangisan terus menerus. Bayi menangis tanpa henti dan terlihat sangat kesakitan, terutama setelah makan.
- Darah pada muntahan atau tinja. Muntahan berwarna hijau, kuning, atau disertai darah, atau ada darah dalam tinja.
- Gangguan pernapasan. Bayi mengalami masalah pernapasan seperti napas cepat, sesak, atau batuk yang sering, terutama setelah makan.
- Muntah yang berlebihan. Muntah yang sangat banyak dan tidak kunjung membaik.
- Pertumbuhan terhambat. Jika bayi tidak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
- Kurang responsif atau tampak lemas. Bayi terlihat lesu, tidak seaktif biasanya, atau kurang responsif.
Jika Anda melihat salah satu atau beberapa tanda di atas, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Meski termasuk
masalah pencernaan yang sering terjadi pada bayi, perawatan perlu dilakukan untuk mengatasi GERD pada bayi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala GERD pada bayi, yaitu dengan menempatkan bayi di posisi tegak, menghindari terlalu banyak memberi makan, tidak mengayun bayi setelah makan, membuat bayi sendawa, dan menghindari makanan pemicu alergi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]