backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Jenis Nyeri yang Kerap Muncul Beserta Pengobatannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 08/12/2022

    Jenis Nyeri yang Kerap Muncul Beserta Pengobatannya

    Hampir setiap manusia pernah merasakan nyeri. Ternyata ada beberapa jenis nyeri dan setiap jenisnya memiliki penanganan yang berbeda. Kenali lebih jauh mengenai bermacam jenis nyeri dalam artikel berikut ini.

    Mengenal berbagai jenis nyeri

    Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit, tetapi tidak semua rasa sakit yang dialami itu membawa sensasi yang sama.

    Memahami macam-macam nyeri dapat membantu menjelaskan kepada dokter mengenai hal yang mungkin Anda alami. 

    Berikut berbagai jenis nyeri yang perlu Anda ketahui.

    1. Nyeri akut

    Salah satu jenis nyeri yang paling sering dirasakan oleh seseorang adalah nyeri akut.

    Nyeri akut merupakan rasa sakit yang tidak berlangsung lama, yaitu tidak lebih dari 3 – 6 bulan. 

    Normalnya, nyeri yang satu ini diakibatkan oleh cedera dan akan lebih mudah hilang ketika Anda menemukan penyebabnya.

    Awalnya, nyeri akut menimbulkan rasa sakit yang sangat tajam dan berkurang intensitasnya seiring dengan berjalannya waktu. 

    Ini dia beberapa penyebab umum terjadinya nyeri akut. 

    • Patah tulang.
    • Pasca-operasi.
    • Melahirkan.
    • Luka sayatan dan luka bakar.
    • Tindakan yang dilakukan di gigi.

    2. Nyeri kronis

    Penyakit akut dan kronis sering dianggap sama, padahal keduanya tentu berbeda.

    Nyeri kronis adalah nyeri berlangsung lebih dari enam bulan. 

    Nyeri kronis membuat sinyal rasa sakit akan tetap tertinggal pada sistem saraf Anda dalam beberapa waktu yang cukup lama.

    Walaupun tidak mempunyai cedera apapun, ini bisa saja Anda rasakan karena beberapa kondisi berikut.

    • Sakit kepala.
    • Kanker.
    • Nyeri pada punggung dan sistem saraf.
    • Radang sendi.
    • Fibromialgia.

    Jenis nyeri ini tetap terjadi bahkan saat Anda sudah sembuh dari penyakit atau cedera penyebab nyeri.

    Rasa nyeri yang tak kunjung hilang bisa membuat Anda stres dan  sulit menjalankan aktivitas sehari-hari.

    Maka tak jarang, orang yang mengalami nyeri kronis juga mengalami keluhan seperti berikut.

    • Kekurangan energi.
    • Perubahan nafsu makan.
    • Penurunan kemampuan untuk bergerak.
    • Nyeri otot dan tegang.

    Stres akibat nyeri kronis bisa mengarah pada masalah psikologis, seperti kesulitan mengendalikan emosi, depresi, dan gangguan kecemasan.

    3. Nyeri nosiseptif 

    kaki keseleo atau patah tulang

    Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) adalah nyeri yang timbul akibat respons cedera pada bagian jaringan tubuh kulit, otot, sendi, dan organ dalam (perut dan usus). 

    Jenis nyeri nosiseptif terbagi atas dua macam, yaitu nyeri viseral dan somatis. 

    Nyeri viseral

    Nyeri viseral adalah jenis nyeri yang berkaitan dengan organ dalam tubuh yang terasa samar-samar, tetapi kerap muncul.

    Umumnya, rasa nyeri tersebut dapat terasa di sekujur tubuh Anda, termasuk dada, perut, dan panggul.

    Nyeri viseral biasanya menimbulkan tekanan, rasa sakit, dan kram. Ada beberapa gejala lain yang mungkin dialami, seperti muntah dan kenaikan suhu tubuh. 

    Mengutip situs International Association for the Study of Pain (IASP), berikut adalah beberapa penyebab yang mungkin menimbulkan nyeri viseral. 

    Nyeri somatis

    Nyeri somatis adalah nyeri yang berasal dari tulang, otot, dan jaringan lunak, kulit, sendi, dan jaringan ikat. 

    Jenis nyeri ini biasanya lebih mudah dideteksi dibandingkan nyeri viseral karena rasa sakitnya hanya berada di satu tempat. 

    Rasa nyeri somatis biasanya dideskripsikan dengan rasa seperti ditusuk-tusuk, kram, berdenyut, dan seperti ada yang menggerogoti pada bagian tubuh tertentu.

    Inilah beberapa hal yang menjadi faktor risiko nyeri somatis.

    • Cedera pada tulang dan sendi.
    • Benturan atau luka pada kulit.
    • Benturan yang merusak jaringan ikat.
    • Patah tulang.
    • Osteoporosis.
    • Pembengkakan sendi.
    • Otot tegang akibat aktivitas fisik berlebih.

    4. Nyeri neuropati

    Nyeri neuropati atau nyeri saraf adalah jenis nyeri yang terjadi akibat kerusakan sistem saraf pusat dan saraf tepi Anda. 

    Rasa sakit yang satu ini menyebabkan berbagai sensasi, seperti:

    • terbakar,
    • tertusuk-tusuk,
    • kesemutan, dan
    • mati rasa.

    Ada pun beberapa kondisi yang menjadi faktor mengapa rasa nyeri ini muncul.

    • Cedera otak, tulang belakang, atau saraf.
    • Kekurangan darah pada saraf.
    • kekurangan vitamin B1 dan B12.
    • Kecanduan alkohol.
    • Infeksi.
    • HIV.
    • Radiasi dan obat-obatan kemoterapi.
    • Penyakit Parkinson.

    5. Nyeri phantom

    amputasi dan nyeri phantom pain

    Nyeri phantom atau phantom pain adalah rasa nyeri yang seolah-olah muncul dari bagian tubuh yang sudah tidak ada lagi akibat amputasi. 

    Sebagai contoh, beberapa orang mengalami sakit kaki sesudah amputasi.

    Nyeri phantom terasa seperti sensasi terbakar, terpelintir, gatal, atau adanya tekanan pada bagian tubuh yang sudah diamputasi. 

    Jenis nyeri ini bisa hilang dalam waktu 6 bulan. Meski demikian, ada banyak orang yang mengalami nyeri ini hingga bertahun-tahun.

    Cara mengatasi berbagai jenis nyeri

    Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri. Anda bisa mengonsumsi suplemen, obat-obatan, atau terapi tertentu.

    Berikut pilihan pengobatan untuk macam-macam nyeri.

    1. Vitamin B12

    Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin B12 untuk mengatasi salah satu penyebab jenis nyeri neuropati.

    Vitamin B12 membantu mengurangi rasa nyeri dengan cara membantu memperbaiki kerusakan saraf.

    2. Parasetamol

    Ini adalah obat yang cocok digunakan untuk macam-macam nyeri yang ringan.

    Parasetamol dijual bebas sehingga bisa dibeli tanpa resep dokter.

    Pastikan Anda mengonsumsi sesuai dosis anjuran. Penggunaan obat dengan dosis berlebih dalam jangka waktu panjang bisa merusak liver.

    3. Obat antiradang

    Obat antiradang yang umumnya digunakan untuk nyeri ringan adalah obat antiradang nonsteroid atau non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID).

    Salah satu obat NSAID yang biasa dijumpai adalah ibuprofen, diklofenak, dan naproksen.

    Ibuprofen bisa didapat dengan resep, tetapi tidak dengan diklofenak dan naproksen.

    4. Opioid

    Ini adalah obat untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang. Beberapa obat yang tergolong opioid, yaitu:

    • codeine phosphate,
    • dihydrocodeine, dan
    • tramadol.

    Obat ini hanya bisa didapatkan hanya dengan resep dokter. 

    5. Morfin

    Obat ini diberikan bila Anda memiliki rasa nyeri parah yang tak tertahankan.

    Morfin hanya diberikan oleh dokter dan tidak dijual bebas.

    Dokter biasanya juga mengombinasikan morfin dengan parasetamol dan atau obat antiradang. 

    Dokter mungkin juga menganjurkan untuk terapi psikologi agar pengobatan dilakukan secara menyeluruh. 

    Beberapa terapi yang biasa dilakukan, di antaranya latihan relaksasi, kelola stres, dan pelatihan keterampilan mengatasi nyeri.

    Penting Anda ketahui!

    Morfin dan opioid termasuk obat narkotika yang bisa menimbulkan ketergantungan dan ketagihan. Pemakaian obat ini di luar pengawasan dokter dianggap sebagai penyalahgunaan obat-obatan.

    Memahami jenis-jenis nyeri bisa membantu Anda mendeskripsikan rasa sakit yang Anda alami dengan baik pada dokter.

    Dengan begitu, dokter akan dapat mendeteksi gangguan kesehatan Anda dengan lebih akurat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 08/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan