backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bukan Cuma Lewat Kulit, Ini 4 Cara Penularan Cacar Air

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 05/10/2022

    Bukan Cuma Lewat Kulit, Ini 4 Cara Penularan Cacar Air

    Cacar air (chickenpox) dapat menular melalui berbagai cara, bahkan tanpa kontak langsung sekalipun. Karena cara penularan yang sangat mudah ini, penyakit cacar air menjadi sangat umum ditemukan di dunia.

    Beragam cara penularan cacar air

    cara penularan cacar air, masa penularan cacar air, apakah cacar air menular

    Penularan penyakit cacar berlangsung ketika virus varicella-zoster berpindah dari tubuh orang yang terinfeksi ke orang lain yang belum terinfeksi.

    Namun, apakah cacar air menular hanya melalui kontak fisik? Jawabannya tidak. Selain melalui sentuhan dengan lenting cacar atau cairan di dalamnya, virus cacar air bahkan bisa menyebar hanya melalui udara.

    Cacar air awalnya menginfeksi saluran pernapasan. Jadi, akan sangat mudah bagi virus varicella-zoster untuk masuk ke tubuh saat Anda menghirup udara yang mengandung virus tersebut.

    Berikut berbagai cara penularan cacar air yang patut Anda ketahui.

    1. Penularan melalui droplet lendir

    Meskipun gejala cacar air berupa ruam kulit belum muncul, seorang yang terinfeksi dan belum menunjukkan gejala tetap dapat menularkan cacar air.

    Masa penularan cacar air berlangsung selama 1–2 hari sebelum akhirnya muncul ruam berbentuk bintik-bintik merah.

    Sebelum muncul ruam, infeksi cacar air akan menimbulkan gejala awal seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot atau sendi.

    Kondisi ini terjadi selama masa awal penularan cacar air yang ditandai dengan infeksi virus pada saluran pernapasan. Penularan cacar air selama periode ini umumnya terjadi melalui droplet (percikan) lendir.

    Mukosa atau lendir dari saluran pernapasan orang terinfeksi mengandung virus varicella-zoster. Lendir akan keluar dalam bentuk droplet ketika ia batuk, bersin, atau bahkan bernapas.

    2. Kontak langsung dengan lenting cacar

    Melakukan kontak rutin dan berdekatan dengan orang yang terinfeksi cacar air meningkatkan risiko penularan. Ini karena Anda lebih mungkin menyentuh lenting cacar air yang pecah.

    Fase gejala ketika ruam pada kulit berubah menjadi vesikel atau lenting memang merupakan masa penularan cacar air yang paling berbahaya.

    Saat lenting cacar air pecah karena digaruk atau bergesekan, ia akan mengeluarkan cairan berisi sel-sel darah putih yang mati dan juga virus varicella-zoster.

    Penularan dapat terjadi ketika Anda menyentuh bagian lenting yang pecah ini.

    Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), masa penularan cacar air melalui lenting bisa terus berlangsung hingga lenting mengering dan mengelupas.

    Penularan pun masih mungkin terjadi jika tidak ditemukannya kemunculan ruam cacar air baru dalam waktu 24 jam.

    Semakin sering Anda melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, semakin besar potensi Anda terpapar virus dalam jumlah yang lebih banyak.

    Jika ada banyak virus yang menginfeksi Anda, gejala cacar air yang muncul akan bertambah parah.

    3. Tertular dari pengidap cacar api (herpes zoster)

    penyakit herpes zoster cacar ular cacar api

    Cara penularan cacar air yang kerap kurang diwaspadai ialah dari orang yang mengalami cacar api (herpes zoster). Penyakit ini sering dianggap disebabkan oleh infeksi virus yang berbeda.

    Meski cacar air dan cacar api memiliki perbedaan, keduanya sama-sama disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit herpes zoster berasal dari orang yang dulu pernah terinfeksi cacar air.

    Akan tetapi, penyebaran penyakit cacar api tidak secepat dan semudah cacar air. Cara penularannya hanya bisa terjadi jika ada kontak langsung.

    Cacar api biasanya muncul berpuluh-puluh tahun setelah seseorang terkena cacar air. Virus varicella-zoster paling sering aktif kembali pada lansia berusia di atas 60 tahun.

    Oleh karena itu, sebaiknya hindari kontak langsung dengan orang tua yang menunjukkan ciri-ciri cacar api.

    4. Melalui benda yang terkontaminasi

    Cacar air termasuk dalam jenis penyakit infeksi yang mudah menular, termasuk dari benda-benda yang kerap digunakan atau tersentuh seseorang yang terinfeksi.

    Meski tidak terlalu umum seperti cara penularan lainnya, peluang penyebaaran virus cacar air melalui cara ini cukup mungkin terjadi.

    Sebagai contoh, ketika pasien dengan cacar air batuk dan meninggalkan droplet ke permukaan handphone, virus dapat berpindah ke orang yang memegang handphone tersebut.

    Lalu, saat orang ini menyentuh wajah dengan tangan yang terkontaminasi, virus bisa terhirup dan menginfeksi tubuhnya.

    Benda yang rentan terkontaminasi di antaranya pakaian, alat makan, dan mainan. Maka dari itu, hindari penggunaan barang dengan orang lain secara bersamaan.

    Cuci baju Anda dan bersihkan secara rutin benda yang berpotensi terkena virus menggunakan detergen desinfektan yang efektif membasmi kuman patogen.

    Bisakah terkena cacar air lebih dari satu kali?

    Penularan cacar air, cara penularan cacar air, masa penularan cacar air, apakah cacar air menular

    Secara umum, orang yang telah sembuh dari cacar air akan memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi virus varicella-zoster sepanjang hidupnya.

    Dengan kata lain, kemungkinan besar ia tidak akan terserang cacar air untuk kedua kalinya.

    Penularan cacar air yang kedua kalinya melalui cara-cara di atas memang mungkin terjadi. Akan tetapi, kasus ini amat jarang ditemukan, terutama pada orang yang telah mengikuti vaksinasi.

    Vaksinasi merupakan cara pencegahan cacar air yang dapat menekan penyebaran penyakit ini. Namun, masih menurut CDC, orang yang telah divaksin dan menunjukkan gejala cacar air tetap berpeluang menularkan penyakit ini pada orang lain.

    Cacar air dapat menular melalui

    • Kontak dengan droplet lendir saluran napas
    • Kontak dengan lenting cacar
    • Orang yang mengidap cacar api sebelumnya
    • Benda yang terkontaminasi

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 05/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan