backup og meta

Hal-Hal yang Harus Anda Ketahui Seputar Operasi Penyakit Peyronie

Hal-Hal yang Harus Anda Ketahui Seputar Operasi Penyakit Peyronie

Tindakan operasi umumnya menjadi langkah terakhir dalam pengobatan penyakit Peyronie. Tapi cara ini terbilang paling efektif untuk memperbaiki kelengkungan penis. Lalu, apa saja prosedur operasi untuk penyakit Peyronie yang mungkin Anda jalani? Apa saja hal-hal yang perlu Anda persiapkan sebelum dan setelah operasi? Simak ulasannya berikut ini.

Jenis operasi penyakit Peyronie yang perlu Anda ketahui

jahitan operasi

Penyakit Peyronie atau Peyronie’s disease yang pria alami bisa membuat penis bengkok saat ereksi,  kondisi ini bisa menimbulkan sakit, nyeri, hingga kesulitan saat berhubungan seksual. Gangguan penis ini bisa bersifat permanen dan bertambah parah yang mana bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi (impotensi).

Operasi untuk penyakit Peyronie umumnya direkomendasikan untuk menghilangkan plak atau meluruskan kembali penis yang bengkok saat ereksi. Ada tiga jenis operasi yang bisa Anda lakukan, yakni lipatan, insisi dan okulasi, serta implan penis.

1. Lipatan

Tindakan operasi ini bisa dokter lakukan melalui dua metode. Pertama, dokter akan memotong sedikit jaringan pada bagian yang tidak terkena jaringan parut dan menjahitnya hingga tertutup. Kedua, dokter akan melipat sisi penis yang tidak terkena plak dan menariknya dengan benang bedah. Kedua metode ini akan menghasilkan kondisi penis pria lurus kembali.

Risiko perdarahan dan impotensi pascaoperasi ini cenderung lebih kecil. Namun, efek samping dari tindakan operasi ini mungkin bisa membuat ukuran penis mengecil. Sehingga tindakan ini lebih direkomendasikan pada pria dengan ukuran penis cukup panjang atau hanya mengalami sedikit pembengkokan penis tanpa disfungsi ereksi.

2. Insisi dan okulasi

Prosedur ini umumnya dilakukan apabila kondisi penyakit Peyronie sudah lumayan parah sehingga memengaruhi kemampuan ereksi dan berhubungan seksual. Dokter akan memotong (insisi) dan mengangkat jaringan parut atau plak pada batang penis, sehingga memungkinkan penis meregang dan lurus kembali.

Kemudian, dokter akan melakukan cangkok jaringan (okulasi) yang berguna untuk menutup lubang pada bagian tunica albuginea penis. Jaringan tubuh pasien sendiri, jaringan manusia atau hewan, atau bahan sintesis bisa jadi medium cangkok dalam prosedur operasi ini.

Walaupun tidak membuat penis Anda lebih pendek dari sebelumnya, tetapi prosedur insisi dan okulasi ini bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi atau impotensi  sebesar 10-50%, tergantung pada sirkulasi penis pascaoperasi.

3. Implan penis

Implan penis merupakan sebuah perangkat yang ditempatkan di dalam batang penis yang memungkinkan pria penderita disfungsi ereksi mendapatkan ereksi penuh. Umumnya, hal ini menjadi langkah terakhir setelah semua pengobatan disfungsi ereksi tidak berhasil.

Untuk kasus penyakit Peyronie, prosedur ini bisa dipertimbangkan apabila pasien juga mengalami disfungsi ereksi yang parah. Dikutip dari Mayo Clinic, ada dua jenis implan penis yang bisa Anda gunakan, yakni semirigid dan inflatable.

Jenis implan semirigid bersifat permanen yang sebagian besar waktu bisa Anda tekuk manual ke bawah dan tekuk ke atas saat berhubungan seksual. Sementara, implan inflatable akan menggunakan pompa yang terdapat pada skrotum yang bisa mengembang dan mengempis sesuai kebutuhan Anda.

Selain itu juga, prosedur implan penis biasanya akan dokter lakukan bersamaan dengan salah satu dari dua jenis operasi penyakit Peyronie lainnya untuk menghilangkan jaringan parut atau plak.

Apa yang harus Anda persiapkan sebelum operasi?

Sebelum menjalani operasi untuk mengobati penyakit Peyronie, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter spesialis urologi untuk mengetahui prosedur atau tindakan lain yang lebih sesuai. Pembedahan umumnya baru akan dokter rekomendasikan, ketika:

  • gejala belum membaik,
  • rasa sakit ketika ereksi, hubungan seksual, atau keduanya, dan
  • pembengkokan penis membuat kesulitan saat berhubungan seks.

Dokter menyarankan Anda tidak menjalani operasi sampai kondisi ini memasuki fase kronis. Artinya, jaringan parut atau plak tidak bertumbuh lagi, pembengkokan pada penis mulai stabil, dan rasa sakit mulai berkurang setidaknya selama 9 hingga 12 bulan ke depan.

Sebelum operasi, dokter Anda mungkin akan memeriksa aliran darah dalam penis dengan menyuntikkan obat untuk ereksi sementara. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik atau menggunakan ultrasound (USG) untuk melihat bagian dalam penis.

Tes-tes ini akan membantu untuk menunjukkan apakah ada gejala disfungsi ereksi yang memengaruhi penis Anda selain dari penyakit Peyronie. Dengan begini, dokter bisa memutuskan tindakan operasi mana yang sesuai dengan kondisi Anda.

Apa yang terjadi setelah operasi penyakit Peyronie?

Selama prosedur operasi, kateter akan ditempatkan melalui ujung penis ke dalam kandung kemih dan masih akan terpasang hingga Anda bangun. Anda baru bisa melepaskan kateter di ruang pemulihan saat sudah diizinkan pulang hari itu atau keesokan harinya.

Masing-masing prosedur operasi penyakit Peyronie akan menggunakan jenis anestesi yang berbeda. Saat menjalani operasi lipatan, Anda akan diberikan obat bius lokal dengan durasi operasi kurang lebih 1 jam. Biasanya, Anda tidak memerlukan rawat inap dan bisa langsung pulang ke rumah.

Sementara, operasi insisi dan okulasi serta implan penis mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Kedua tindakan operasi ini menggunakan anestesi umum atau anestesi epidural dan waktu operasi membutuhkan waktu 3 hingga 4 jam. Anda mungkin juga memerlukan rawat inap sebelum diizinkan untuk pulang.

Hal-hal apa saja yang membantu pemulihan setelah operasi penyakit Peyronie?

pemulihan pascaoperasi

Pascaoperasi biasanya Anda masih akan merasakan sakit pada bagian sekitar penis. Dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, serta antibiotik yang perlu Anda minum beberapa hari untuk menurunkan risiko infeksi.

Tergantung operasinya, Anda bisa bekerja kembali mulai 2 hingga 3 hari untuk tindakan lipatan serta insisi dan okulasi, bahkan 2 hingga 3 minggu untuk tindakan implan penis. Anda juga bisa kembali melanjutkan hubungan seksual setelah 4 hingga 8 minggu atau sesuai saran dokter.

Setelah kembali berhubungan seksual, pastikan hindari risiko terjadinya cedera penis yang menjadi salah satu faktor risiko penyebab penyakit Peyronie. Beberapa hal yang bisa Anda dan pasangan lakukan sebagai berikut ini.

  • Dokter akan meresepkan obat kuat oral, seperti sildenafil, tadalafil, atau vardenafil jika Anda memiliki disfungsi ereksi atau gangguan seksual lain. Kondisi penis yang kurang kaku saat berhubungan seks bisa memicu cedera penis.
  • Gunakan pelumas yang memadai selama melakukan aktivitas seksual.
  • Apabila penis terlepas selama berhubungan seksual, pria atau pasangan harus menggunakan tangan untuk memasukkannya kembali.
  • Hati-hati atau sebaiknya hindari posisi seks yang meningkatkan kemungkinan penis bengkok, seperti posisi wanita di atas tubuh Anda (women on top).

Walaupun telah menjalani operasi, kemungkinan penyakit Peyronie kambuh kembali masih ada bila faktor risiko, keturunan, atau gangguan autoimun. Maka, penting berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui solusi terbaik kondisi Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Penile Curvature (Peyronie’s Disease). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2019). Retrieved 9 June 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/penile-curvature-peyronies-disease

Peyronie’s Disease: Symptoms, Diagnosis & Treatment. Urology Care Foundation. (2020). Retrieved 9 June 2021, from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/p/peyronies-disease

Surgical Treatment for Peyronie’s Disease. UCSF Health. Retrieved 9 June 2021, from https://www.ucsfhealth.org/education/surgical-treatment-for-peyronies-disease

Peyronie’s Disease: What Is It, Treatment & Causes. Cleveland Clinic. (2020). Retrieved 9 June 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10044-peyronies-disease

Peyronie’s disease – Diagnosis and treatment. Mayo Clinic. (2021). Retrieved 9 June 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peyronies-disease/diagnosis-treatment/drc-20353473

Penile Implants. Mayo Clinic. (2019). Retrieved 9 June 2021, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/penile-implants/about/pac-20384916

Wimpissinger, F., Parnham, A., Gutjahr, G., Maksys, S., Baierlein, M., & Stackl, W. (2016). 10 Years’ Plaque Incision and Vein Grafting for Peyronie’s Disease: Does Time Matter?. The journal of sexual medicine, 13(1), 120–128. https://doi.org/10.1016/j.jsxm.2015.12.004

Versi Terbaru

14/07/2021

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Penis Bengkok Saat Ereksi, Apakah Normal?

Ada Benjolan Putih di Penis? Jangan Panik Dulu, Ini 7 Penyebabnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan