Sering mengantuk di siang hari, bahkan sampai tertidur saat berbicara dengan orang lain atau ketika berkendara? Ini bisa menjadi pertanda bahwa Anda mengalami narkolepsi.
Lantas, apa yang membedakan narkolepsi dengan ngantuk pada umumnya? Apakah kondisi ini perlu penanganan khusus? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu narkolepsi?
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang membuat seseorang merasakan kantuk berlebihan sehingga membuatnya bisa tertidur kapan saja dan di mana saja secara tidak terkendali.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena narkolepsi membuat seseorang mempunyai tahap tidur yang berbeda.
Normalnya, seseorang akan memasuki tahapan tidur REM (rapid eye movement) setelah 90 menit tertidur. Sementara itu, seseorang dengan narkolepsi hanya membutuhkan sekitar 15 menit untuk mencapai REM.
Setelah tertidur selama 10–15 menit, seseorang dengan narkolepsi akan merasa segar dan baik-baik saja, tetapi keadaan ini tidak bertahan lama sampai akhirnya mereka tertidur kembali.
Kabar buruknya, serangan tidur tersebut bisa terjadi kapan saja, bahkan saat menyetir, bekerja, atau berbicara. Akibatnya, seseorang dengan kondisi ini bisa terjatuh atau mengalami kecelakaan.
Tanda dan gejala narkolepsi
Gejala narkolepsi sering kali muncul pertama kali saat remaja dan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Berikut adalah tanda-tanda berikut.
1. Kantuk berlebihan di siang hari
Excessive daytime sleepiness (EDS) atau rasa kantuk pada siang hari bisa menimbulkan penurunan konsentrasi, energi tubuh, hingga menyebabkan suasana hati memburuk.
EDS bisa berlangsung selama beberapa detik saja sampai beberapa menit. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja dan dapat berulang dalam satu hari.
2. Katapleksi
Tanda-tanda narkolepsi berikutnya adalah katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba, khususnya di area wajah, leher, dan lutut. Pada beberapa orang, kondisi ini bisa sampai menyebabkan hilang keseimbangan.
Katapleksi biasanya terjadi selama kurang dari dua menit dan dipicu oleh emosi tertentu.
3. Halusinasi
Pada awal atau akhir waktu tidur, seseorang dengan narcolepsy sering kali mengalami halusinasi.
Seperti halusinasi pada umumnya, kondisi ini akan membuat seseorang melihat atau mendengarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
4. Sleep paralysis
Ketindihan atau sleep paralysis adalah kondisi saat Anda tidak bisa bergerak atau berbicara secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya terjadi saat akan bangun atau mulai tidur.
Selain empat gejala tersebut, berikut adalah tanda-tanda lain yang kerap dirasakan oleh seseorang dengan narcolepsy.
- Gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea).
- Kaki tersentak secara tidak sadar.
- Kelelahan berlebihan.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Masalah dalam mengingat.
- Kelelahan ekstrem.
- Depresi.
Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter.
Penyebab dan faktor risiko narkolepsi
Sampai saat ini, penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini telah dikaitkan dengan rendahnya kadar hipokretin.
Hipokretin atau yang juga dikenal sebagai oreksin adalah zat kimia dalam otak yang berfungsi mengatur jadwal tidur.
Meski penyebab penurunan hipokretin pun belum diketahui secara pasti, kondisi ini lebih sering terjadi pada seseorang dengan penyakit autoimun.
Di samping itu, berikut adalah berbagai kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami narkolepsi.
- Berusia 20–40 tahun.
- Riwayat atau keturunan dari keluarga.
- Cedera kepala atau otak.
- Gangguan pada otak, seperti tumor atau pengerasan arteri (aterosklerosis).
- Stres berkepanjangan.
- Gangguan sistem saraf.
- Perubahan hormon, terutama pada masa pubertas dan menopause.
- Infeksi, seperti bakteri streptokokus atau flu babi.
Memiliki salah satu faktor risiko bukan berarti bahwa Anda pasti mengalami narcolepsy. Sebab, kondisi ini bisa dialami oleh seseorang tanpa faktor risiko sama sekali.
Diagnosis narkolepsi
Sebagai tahap awal diagnosis, dokter akan bertanya seputar gejala beserta riwayat kesehatan Anda. Dokter juga akan bertanya tentang kebiasaan tidur Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika dicurigai adanya narkolepsi, dokter akan meminta Anda melakukan berbagai pemeriksaan berikut.
1. Polisomnogram (PSG)
Dengan polisomnogram, dokter akan memantau aktivitas listrik otak, jantung, otot, dan mata saat tidur. Untuk mengetahui hal tersebut, dokter akan memasang elektroda pada permukaan tubuh Anda.
Melalui PSG, dokter bisa mencari tahu apakah ada gangguan pada tahapan tidur Anda. Pemeriksaan ini bisa membedakan narkolepsi dengan kondisi lain yang menyerupainya.
2. Multiple sleep latency test (MSLT)
MLST bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pasien untuk memasuki fase REM saat tidur pada siang hari.
Dalam tes ini, pasien akan diminta tidur siang dalam waktu singkat sebanyak lima kali dengan jeda waktu dua jam.
3. Pengukuran kadar hipokretin
Kadar hipokretin akan diukur dengan cara pengambilan sampel cairan otak dan tulang belakang (cairan serebrospinal) melalui prosedur pungsi lumbal.
Pungsi lumbal dilakukan dengan cara menyedot cairan dari tulang punggung bagian bawah menggunakan jarum.
Pengobatan narkolepsi
Sejauh ini, belum ada obat yang bisa mengobati narkolepsi sepenuhnya. Akan tetapi, dokter bisa memberikan beberapa perawatan untuk mengurangi dan mengendalikan gejala sehingga kualitas kehidupan pasien tetap terjaga.
Mengutip Mayo Clinic, berikut adalah berbagai obat yang bisa diresepkan untuk pasien narkolepsi.
- Stimulan, seperti modafinil atau armodafinil untuk merangsang sistem saraf pusat supaya membuat pasien tetap terjaga pada siang hari.
- Antidepresan jenis SSRI atau SNRI untuk menekan fase REM dan meredakan katapleksi, halusinasi, serta sleep paralysis.
- Natrium oksibat untuk mencegah katalepsi dan meredakan kantuk berlebihan pada siang hari.
- Antidepresan trisiklik, seperti protriptyline untuk meredakan katapleksi.
Untuk mendukung hasil pengobatan, dokter akan mengajak Anda menerapkan pola tidur yang sehat, seperti tidur minimal delapan jam sehari, membatasi tidur siang selama 20 menit saja, dan menghindari nikotin serta alkohol, terutama saat mendekati jam tidur.
Kesimpulan
- Narkolepsi adalah gangguan tidur yang membuat Anda terus merasa ngantuk sampai akhirnya bisa tertidur pada berbagai kondisi, termasuk saat berkendara atau sedang berbicara dengan orang lain.
- Gejala utama narcolepsy adalah kantuk berlebihan pada siang hari, katapleksi, halusinasi, dan sleep paralysis.
- Belum diketahui secara pasti penyebab kondisi ini. Akan tetapi, narkolepsi telah dikaitkan dengan rendahnya zat kimia otak yang disebut hipokretin.
- Jika penyesuaian pola tidur tidak berhasil mengatasinya, narkolepsi akan diatasi dengan pemberian stimulan, antidepresan, atau natrium oksibat.
[embed-health-tool-heart-rate]