Pengidap penyakit tuberkulosis (TBC) rentan mengalami penurunan berat badan secara drastis. Oleh karena itu, selain obat, dokter umumnya akan menganjurkan untuk lebih banyak makan dari biasanya. Lantas, apakah penderita TBC bisa gemuk kembali? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apakah penderita TBC masih bisa gemuk?
Ya, pada dasarnya penderita TBC bisa gemuk dengan perawatan yang tepat. Namun, kondisi ini juga perlu didukung dengan asupan makanan bergizi seimbang secara teratur.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases menguji persentase peningkatan berat badan selama pengobatan pada 134 pasien TBC.
Hasilnya, terdapat 31,9% pasien TBC yang dapat menambahkan setidaknya 5% berat badan mereka setelah menjalani pengobatan selama dua bulan.
Sementara itu, pada masa akhir pengobatan TBC, terdapat 62,4% pasien yang juga mengalami kenaikan berat badan secara signifikan.
Salah satu gejala yang dirasakan oleh banyak pengidap TBC memang berat badan yang turun drastis. Kondisi ini terjadi karena tubuh sedang berusaha melawan infeksi bakteri penyebab TBC.
Selain itu, sejumlah faktor lain, seperti hilangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, dan efek samping dari obat antituberkulosis (OAT) juga bisa memperparah kondisi ini.
Akan tetapi, pengidap gangguan pernapasan ini tetap dapat menaikkan berat badan dengan cara menjalani pengobatan dan pola makan yang tepat.
Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Apakah anak-anak dengan TBC juga bisa gemuk?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala TBC pada anak tidak spesifik. Umumnya gejala yang bisa terlihat ialah pertumbuhan yang terhambat dan berkurangnya nafsu makan.
Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak dengan TBC juga dapat mengalami peningkatan nafsu makan dan pertambahan berat badan dengan pengobatan yang tepat.
Selain itu, penting untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang, menjaga lingkungan rumah yang bersih, dan tidak melewatkan imunisasi BCG saat bayi.
Pemberian vaksin BCG dilakukan satu kali pada bayi saat usia 0–1 bulan. Menurut studi, vaksin ini memberi perlindungan 70–80% terhadap infeksi TB.