Infeksi bakteri pada sistem pernapasan biasanya hanya meninggalkan gejala ringan. Namun, infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae yang menyebabkan pneumonia dapat menunjukkan gejala cukup serius sehingga pengidapnya perlu dirawat di rumah sakit.
Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae ini juga dikenal mudah menyebar. Inilah alasan mengapa jenis pneumonia ini juga disebut dengan walking pneumonia.
Supaya bisa terhindar dari infeksi Mycoplasma pneumoniae, bekali diri Anda dengan informasi berikut.
Apa itu Mycoplasma pneumoniae?
Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia.
Pneumonia sendiri merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan pada alveoli, yaitu kantong udara yang menjadi tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida pada paru-paru.
Flu dan batuk merupakan gejala yang paling banyak ditemukan pada pasien Mycoplasma pneumoniae, khususnya anak-anak. Namun, penyakit ini juga bisa muncul tanpa gejala.
Perlu diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan karena Mycoplasma pneumoniae bukanlah hal yang baru. Pneumonia karena bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1944.
Tanda dan gejala Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menular. Inilah alasan mengapa gejala biasanya baru terlihat sekitar 1–4 minggu setelah tubuh terinfeksi.
Berikut ini adalah gejala umum dari infeksi bakteri M. pneumoniae.
- Batuk, dimulai dengan batuk kering dan tidak berdarah.
- Keringat berlebih.
- Sakit tenggorokan.
- Nyeri dada karena batuk.
- Sakit kepala.
- Demam.
- Kelelahan.
Sementara itu, laman Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa anak-anak di bawah lima tahun bisa menunjukkan gejala seperti berikut ketika terinfeksi Mycoplasma pneumoniae.
- Hidung tersumbat atau berair.
- Sesak napas.
- Bersin-bersin.
- Mata berair.
- Mengi.
- Muntah.
- Diare.
Selain walking pneumonia, penyakit infeksi paru-paru juga kerap disebut dengan atypical pneumonia karena gejalanya yang beragam.
Maka, jika Anda merasa tidak nyaman dengan sistem pernapasan Anda dan memiliki gejala lain, termasuk yang tidak tertulis di atas, coba periksakan diri Anda ke dokter.
Penyebab Mycoplasma pneumoniae
Bakteri M. pneumoniae yang menjadi penyebab pneumonia ini dapat dengan mudah menyebar melalui droplet (percikan air liur) ketika pengidapnya batuk atau bersin.
Penyebaran infeksi ini juga bisa terjadi melalui tangan, tisu, atau benda lain yang terkontaminasi cairan dari hidung atau tenggorokan orang yang sakit.
Pneumonia jenis ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa kondisi berikut bisa menjadi faktor risiko pneumonia, termasuk yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
- Berusia 5–20 tahun.
- Merokok.
- Memiliki anemia sel sabit.
- Berada di lingkungan hidup secara berkelompok, seperti sekolah, panti jompo, atau asrama.
- Riwayat penyakit paru-paru kronis, seperti asma, PPOK, atau kanker.
- Mengonsumsi imunosupresan atau obat penekan sistem kekebalan tubuh.
Komplikasi Mycoplasma pneumoniae
Infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae biasanya memang bersifat ringan dan tidak membutuhkan penanganan khusus.
Namun, penyakit ini juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi pneumonia seperti berikut sehingga pengidapnya perlu dirawat di rumah sakit.
- Serangan asma.
- Efusi pleura atau penumpukan cairan pada paru-paru.
- Anemia hemolitik.
- Pneumonia kronis.
- Atelektasis.
- Masalah kulit, seperti sindrom Stevens-Johnson.
- Radang otot jantung.
- Ensefalitis atau pembengkakan otak.
- Gangguan ginjal.
Diagnosis walking pneumoniae
Untuk mendiagnosis infeksi M. pneumoniae, pertama-tama dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien dan berapa lama kondisi tersebut berlangsung.
Jika dicurigai ada infeksi saluran pernapasan, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan sebagai berikut.
- Tes darah untuk memperkirakan penyebab infeksi.
- Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru.
- Tes swab untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.
- CT-scan dada untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih jelas.
Ikuti petunjuk pemeriksaan sesuai arahan dokter untuk mendapatkan hasil akurat.
Pengobatan Mycoplasma pneumoniae
Pneumonia yang bersifat ringan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya setelah pasien menerima perawatan rumahan seperti berikut.
- Minum banyak air putih.
- Beristirahat yang cukup.
- Menghindari polusi udara.
- Minum obat pereda demam, seperti aspirin, ibuprofen, atau paracetamol. Jangan berikan aspirin pada anak-anak karena bisa menyebabkan sindrom Reye.
Jika berbagai cara di atas tidak meredakan infeksi Anda atau gejala yang ditimbulkan semakin parah, segera periksakan diri ke dokter.
Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, dokter biasanya memberikan obat berupa antibiotik seperti berikut.
- Macrolide.
- Tetracycline.
- Fluoroquinolone.
Pengobatan pneumonia menggunakan antibiotik akan disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien. Pastikan untuk menghabiskan antibiotik yang sudah diberikan dan hanya mengonsumsinya atas izin dokter.
Jika dibutuhkan, pasien juga bisa mendapatkan pemasangan oksigen, infus antibiotik, atau obat lain sesuai gejala yang menyertai.
Mycoplasma pneumoniae di Indonesia
Sejak kasus infeksi Mycoplasma pneumonia kembali merebak di Tiongkok pada Mei 2023 lalu, Kementerian Kesehatan RI telah mengonfirmasi bahwa sudah ada enam kasus di Indonesia.
Keenam pasien yang dikonfirmasi pada bulan November tersebut terdiri dari anak-anak berusia 3–12 tahun dengan gejala awal panas, batuk, dan sesak ringan.
Untungnya, saat ini seluruh pasien telah dinyatakan sembuh setelah dua di antaranya sempat dirawat selama 13 hari di RS Medistra, satu orang di RS JWCC, dan tiga di antaranya menjalani rawat jalan.
Meski semua pasien dinyatakan sembuh, pemerintah Indonesia tetap mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat sakit.
Sejauh ini, belum ada vaksin yang secara khusus bisa meningkatkan kekebalan terhadap infeksi bakteri M. pneumoniae.
Maka, upaya pencegahan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah membatasi interaksi dengan pasien dan menjaga kesehatan paru-paru.
Semua tentang Mycoplasma pneumoniae
- Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia.
- Pneumonia akibat M. pneumoniae sudah ada sejak tahun 1944 sehingga bukan merupakan penyakit baru.
- Penularannya bisa terjadi melalui percikan air liur dan barang yang terkontaminasi.
- Kasusnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak.
- Sepanjang 2023, Indonesia sudah mengonfirmasi enam kasus Mycoplasma pneumoniae. Saat ini, semua pasien telah dinyatakan sembuh.