backup og meta

10 Pantangan Saat Pengobatan Paru-Paru Basah

10 Pantangan Saat Pengobatan Paru-Paru Basah

Orang-orang yang memiliki penyakit paru-paru basah kerap mengalami batuk, sakit dada, dan mudah lelah setiap melakukan aktivitas. Agar gejala ini tidak semakin buruk, pasien harus memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat. Untuk itu, ada beberapa pantangan yang harus dipatuhi oleh pasien paru-paru basah, mulai dari makanan hingga gaya hidup.

Lalu, paru-paru basah tidak boleh makan apa? Gaya hidup apa yang harus diubah? Simak selengkapnya di bawah ini.

Pantangan untuk pasien paru-paru basah

Paru-paru basah sendiri sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, melainkan perwujudan dari berbagai penyakit paru yang menyerang tubuh.

Paru-paru basah bukan sekadar pneumonia, tetapi merupakan istilah yang merujuk kepada kondisi paru-paru yang mengalami penumpukan cairan akibat peradangan atau infeksi.

Beberapa penyakit yang dimaksud bisa meliputi pneumonia, edema paru, atau efusi pleura. Kondisi ini membuat pengidapnya sesak napas akibat ruang udara di paru-paru yang semakin berkurang.

Maka dari itu, pasien harus menjalani pengobatan selama beberapa waktu agar gejala terkendali.

Selain pengobatan, ada pula beberapa hal atau makanan yang harus dihindari oleh pasien. Berikut adalah beberapa pantangan untuk pasien paru-paru basah.

1. Mengonsumsi makanan tinggi garam

kandungan fast food

Makanan tinggi garam termasuk jenis makanan yang dilarang untuk penderita paru-paru basah. 

Pasalnya, asupan garam yang terlalu tinggi dari makanan dapat menyebabkan retensi air. Retensi air dapat meningkatkan pembengkakan dan penumpukan cairan di paru-paru.

Hal ini tentunya dapat memberikan dampak yang buruk bagi kondisi orang dengan paru-paru basah. Penumpukan cairan dapat membuat paru-paru kesulitan mengembang sehingga Anda menjadi sesak napas.

Beberapa makanan tinggi garam yang menjadi pantangan untuk paru-paru basah termasuk makanan siap saji, keju, daging olahan (sosis, ham, smoked beef), sereal kemasan, serta saus atau bumbu instan.

2. Terlalu banyak mengonsumsi produk susu

Kandungan lemak yang tinggi dari produk susu sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit paru kronis, gejala gangguan pernapasan, dan menurunnya fungsi kerja paru-paru secara keseluruhan.

Selain itu, terdapat pula zat casomorphin yang merupakan produk akhir dari pemecahan susu.

Zat ini dapat merangsang produksi dan pengentalan lendir sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengidap penyakit paru.

Berdasarkan alasan ini, dokter biasanya meminta pasien untuk mengurangi konsumsi susu dan produk sampingannya, seperti es krim dan keju.

3. Mengonsumsi makanan beku atau dingin

Mengonsumsi makanan beku atau dingin dapat menjadi pantangan bagi penderita kondisi paru-paru basah, seperti edema paru atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).

Ini karena makanan beku mungkin berpengaruh terhadap suhu tubuh dan kemampuan paru-paru untuk mempertahankan homeostasis.

Meskipun tidak ada bukti kuat bahwa makanan dingin secara langsung memperburuk kondisi paru-paru, faktor sensitivitas individu terhadap dingin dan adanya peradangan atau gangguan pada saluran pernapasan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memperparah gejala.

Contoh makanan beku atau dingin yang sebaiknya dihindari oleh penderita paru-paru basah, antara lain es krim dan pizza beku.

4. Makan makanan yang digoreng

Melansir dari jurnal Nutrients, proses penggorengan menghasilkan produk oksidasi lipid (lipid oxidation products/LOPs), yang mencakup senyawa beracun seperti aldehida dan asam lemak epoksi.

Produk-produk ini dapat menyebabkan inflamasi sistemik, yang memengaruhi kesehatan paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk gangguan kardiovaskular dan kanker.

Pada pasien dengan penyakit paru, mengonsumsi makanan yang digoreng dapat memperburuk gejala atau meningkatkan peradangan yang sudah ada​.

Beberapa contoh makanan yang digoreng yang dapat memperburuk kondisi paru-paru basah antara lain kentang goreng, ayam goreng, dan ikan goreng.

5. Merokok

motivasi berhenti merokok

Merokok merupakan pantangan utama bagi orang-orang yang memiliki penyakit pernapasan, termasuk paru-paru basah.

Pasalnya, asap rokok dapat mempersempit saluran udara, sehingga membuat Anda semakin sulit bernapas.

Selain itu, merokok dapat menyebabkan peradangan paru yang kronis. Seiring waktu, jaringan di dalam paru-paru bisa hancur dan memicu pembelahan sel yang dapat tumbuh menjadi kanker.

Oleh karena itu, pasien harus segera berhenti dari kebiasaan merokok. Pastikan tempat tinggal juga bebas dari asap rokok.

6. Tidak minum air putih yang cukup

Memenuhi kebutuhan cairan setiap hari juga sangat penting dilakukan bagi pasien edema paru. Air dapat membantu mengencerkan lendir, sehingga lendir lebih mudah dikeluarkan lewat batuk.

Ketika cairan di tubuh berkurang, Anda bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan lendir menjadi lebih lengket dan menebal. Akibatnya, sistem pernapasan pun akan terganggu.

Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda-beda, tetapi biasanya jumlah yang disarankan yaitu 2 liter atau setara dengan 8 gelas air putih.

7. Begadang

Terkadang, gejala paru-paru basah bisa membuat Anda terbangun di malam hari karena sesak napas, terutama ketika penyakitnya sudah kronis. Gejala ini membuat beberapa orang enggan atau sulit untuk tidur.

Padahal, tidur bisa membantu sistem kekebalan tubuh dalam bekerja melawan penyakit. Manfaat ini sangat penting, terutama bila paru-paru basah yang Anda alami disebabkan oleh pneumonia.

Sebaliknya, begadang bisa memperparah penyakit dan gejalanya, sehingga menjadi pantangan yang perlu dipatuhi pasien paru-paru basah.

Agar Anda lebih mudah bernapas, tidurlah dengan dua bantal di bawah leher dan kepala. Bila sesak napas dan batuk-batuk semakin mengganggu tidur, konsultasikan kepada dokter untuk solusinya.

8. Malas bergerak

Gejala paru-paru basah terkadang bisa menghambat aktivitas. Banyak orang bahkan memilih tidak berolahraga karena takut gejalanya semakin buruk.

Padahal, olahraga tetap bermanfaat meski Anda memiliki penyakit paru-paru. Olahraga teratur akan menguatkan otot paru-paru sehingga kerjanya dalam mendapatkan pasokan oksigen jadi lebih maksimal.

Semakin sering Anda menghabiskan waktu untuk berdiam diri, otot-otot tubuh pun akan melemah. Ini juga berpengaruh terhadap kekuatan otot di paru-paru.

9. Berolahraga terlalu keras

Tidak berkeringat saat olahraga

Meski olahraga penting, Anda harus berhati-hati melakukannya. Pasalnya, olahraga berlebihan juga bisa membahayakan kondisi Anda.

Oleh karena itu, Anda cukup berolahraga dengan intensitas sedang, minimal 75 menit per minggu. Bila Anda tidak terbiasa berolahraga, mulailah dengan perlahan dan tingkatkan intensitasnya bila tubuh mulai kuat.

Jangan lupa, konsultasikan dahulu kepada dokter sebelum berolahraga. Anda juga dapat meminta saran dokter mengenai jenis olahraga untuk paru-paru Anda.

10. Stres

Memang, gejala paru-paru basah yang mengganggu bisa membuat Anda merasa tersiksa dan stres. Apalagi jika penyakit sudah menghambat aktivitas sehari-hari, contohnya dalam pekerjaan atau tugas di rumah.

Namun, jangan biarkan diri Anda stres terlalu lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres bisa menyebabkan keausan paru-paru sehingga kesehatan pernapasan jadi memburuk.

Bila Anda sudah merasa stres tak tertolong, pertimbangkan untuk mengikuti sesi konseling dengan psikolog.

Selain itu, bergabung dengan komunitas sesama pasien mungkin bisa membantu Anda mendapatkan dukungan saat melalui masa-masa sulit.

Kesimpulan

Pantangan bagi penderita paru-paru basah meliputi mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi pernapasan hingga menerapkan gaya hidup yang kurang sehat. Makanan yang perlu dihindari seperti makanan dingin atau beku, makanan yang digoreng, makanan tinggi garam, dan produk olahan susu. Sementara itu, gaya hidup yang perlu dihindari di antaranya merokok, kurang minum air putih, begadang, malas bergerak, olahraga terlalu keras, dan stres.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Association, A. L. (n.d.). Tips to Keep Your Lungs Healthy. Retrieved 18 November 2024, from https://www.lung.org/lung-health-diseases/wellness/protecting-your-lungs

Staff, Familydoctor. org E. (2024). Pneumonia and Walking Pneumonia – Treatment. Retrieved 18 November 2024, from https://familydoctor.org/condition/pneumonia/

Association, A. L. (n.d.). Exercise and Lung Health. Retrieved 18 November 2024, from https://www.lung.org/lung-health-diseases/wellness/exercise-and-lung-health

Pulmonary edema. (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-edema/symptoms-causes/syc-20377009

Pulmonary edema. (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-edema/symptoms-causes/syc-20377009

BobG. (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://www.emphysemafoundation.org/index.php/about-uss/privacy/83-copd-emphysema-articles/358-foods-that-can-irritate-copd

What Is Pneumonia? (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia

Grootveld, M., Percival, B. C., Leenders, J., & Wilson, P. B. (2020). Potential Adverse Public Health Effects Afforded by the Ingestion of Dietary Lipid Oxidation Product Toxins: Significance of Fried Food Sources. Nutrients12(4), 974. https://doi.org/10.3390/nu12040974

‌Berthon, B., & Wood, L. (2015). Nutrition and Respiratory Health—Feature Review. Nutrients7(3), 1618–1643. https://doi.org/10.3390/nu7031618

D’Amato, M., Molino, A., Calabrese, G., Cecchi, L., Annesi-Maesano, I., & D’Amato, G. (2018). Clinical and Translational Allergy8(1). https://doi.org/10.1186/s13601-018-0208-9

Cleveland Clinic. (2024). What Does Your Diet Have To Do With COPD? Retrieved 18 November 2024, from https://health.clevelandclinic.org/copd-diet

Versi Terbaru

25/11/2024

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Latihan Pernapasan untuk Maksimalkan Kapasitas Paru-Paru

4 Masalah Paru-paru yang Paling Rentan Mengintai Perokok Aktif


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan