backup og meta

Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Granuloma Paru

Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Granuloma Paru

Salah satu gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi paru-paru Anda adalah granuloma paru. Kondisi ini sebenarnya jarang menimbulkan bahaya yang berarti. Namun, dalam beberapa kasus, granuloma paru membutuhkan pengobatan intensif, terutama jika sudah memasuki fase yang tergolong berat. Seperti apa metode pengobatan yang direkomendasikan untuk kondisi ini? Ikuti ulasan selengkapnya berikut untuk tahu jawabannya.

Pilihan pengobatan untuk granuloma paru

tumor mediastinum

Granuloma paru adalah peradangan berukuran kecil yang terjadi di paru-paru. Selain paru-paru, granuloma paru juga dapat muncul di bagian tubuh lainnya.

Pada dasarnya, terbentuknya granuloma adalah bentuk reaksi tubuh dalam melawan serangan infeksi atau penyakit lain, misalnya infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Oleh karena itu, sebenarnya granuloma paru bukanlah penyakit, melainkan sebuah kondisi yang muncul akibat adanya gangguan kesehatan lain.

Karena kondisi ini didasari oleh masalah kesehatan tertentu, maka pengobatan yang diberikan umumnya berfokus pada apa penyakit yang memicu kemunculan granuloma paru.

Contoh mudahnya, apabila granuloma muncul karena penyakit sarkoidosis paru, dokter akan mengobati sarkoidosis tersebut untuk mengatasi granuloma paru.

Sebagian besar kasus granuloma paru biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun dan tidak memerlukan obat khusus.

Namun, bila gejala granuloma paru sudah muncul, itu artinya Anda mungkin membutuhkan pengobatan intensif.

Berikut adalah pilihan pengobatan yang direkomendasikan untuk kondisi ini.

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah jenis obat yang dapat membantu meringankan peradangan pada granuloma. Dengan mengatasi peradangan di paru-paru, gejala-gejala pun akan membaik.

Obat jenis kortikosteroid juga cocok diberikan untuk kondisi granuloma paru yang berkaitan dengan sarkoidosis.

Biasanya, kortikosteroid diberikan sebagai pilihan pengobatan pertama untuk sarkoidosis. Jenis kortikosteroid yang umumnya diresepkan adalah prednisone dan cortisone.

Namun, penting diingat bahwa tujuan obat ini adalah untuk mengendalikan gejala-gejala, bukan menyembuhkannya. Gejala seperti batuk dan sesak napas akan teratasi dengan obat ini.

Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat kortikosteroid adalah:

  • kenaikan berat badan,
  • sulit tidur,
  • tekanan darah meningkat,
  • kulit berjerawat,
  • sakit perut, dan
  • perubahan suasana hati.

2. Antibiotik

Antibiotik adalah jenis pengobatan yang diberikan untuk kasus granuloma paru akibat infeksi bakteri.

Tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi pernapasan, dokter akan meresepkan jenis antibiotik yang berbeda-beda.

Salah satu penyebab granuloma paru yang paling umum adalah tuberkulosis atau TB. Bila granuloma paru berkaitan dengan TB, Anda mungkin akan diberikan antibiotik khusus, seperti isoniazid atau rifampin.

Penggunaan antibiotik harus mengikuti resep dan aturan dari dokter. Berhenti memakai antibiotik sebelum waktunya berisiko menyebabkan resistensi antibiotik.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik adalah:

  • mual dan muntah,
  • diare,
  • perut kembung,
  • sakit perut, dan
  • penurunan nafsu makan.

3. Imunosupresan

Pilihan pengobatan selanjutnya yang diresepkan untuk granuloma paru adalah obat imunosupresan.

Imunosupresan adalah jenis obat yang bekerja dengan cara memengaruhi fungsi sistem imun tubuh Anda.

Pemberian obat ini diharapkan dapat memperlambat kinerja sistem imun tubuh sehingga peradangan pada paru dapat berkurang.

Biasanya, imunosupresan diberikan untuk granuloma paru yang disebabkan oleh sarkoidosis dan rheumathoid arthritis.

Jenis imunosupresan yang sering diresepkan adalah methotrexate dan azathioprine.

Obat imunosupresan mungkin akan memicu efek samping ringan pada sebagian orang yang meliputi:

  • mual dan muntah,
  • sakit kepala,
  • diare,
  • penurunan nafsu makan,
  • mengantuk, dan
  • rambut rontok.

4. Operasi

Jika pengobatan di atas tidak efektif mengatasi granuloma paru dan peradangan sudah telanjur parah, pilihan terakhir yang harus Anda jalani adalah prosedur operasi.

Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan peradangan pada paru-paru yang sudah membesar atau menyebar.

Menurut laman Cleveland Clinic, berikut adalah 2 prosedur operasi yang dapat dilakukan untuk mengangkat granuloma paru.

Video-assisted thoracic surgery (VATS)

Pada prosedur VATS, dokter bedah akan membuat sayatan kecil di dada. Melalui sayatan tersebut, sebuah kamera kecil (torakoskopi) dan peralatan operasi berukuran kecil akan dimasukkan.

Posisi granuloma akan terlihat lewat gambar yang dihasilkan dari kamera. Melalui kamera tersebut pula dokter bedah akan mengangkat granuloma dari paru-paru Anda.

Torakotomi

Prosedur ini serupa dengan VATS, tetapi torakotomi dilakukan dengan cara membuat sayatan yang lebih besar di antara tulang rusuk Anda.

Sebagian besar kasus granuloma paru tidaklah berbahaya. Jaringan peradangan yang timbul pada paru-paru sangat jarang berpotensi menjadi kanker atau menyebabkan komplikasi.

Kasus kemunculan granuloma di lain waktu setelah pengobatan selesai juga jarang terjadi.

Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini tergolong mudah untuk diatasi selama Anda tetap mengikuti aturan dan resep dari dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pulmonary Nodules – Cleveland Clinic. (2016). Retrieved June 7, 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14799-pulmonary-nodules 

Granuloma: What does it mean? – Mayo Clinic. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/granuloma/expert-answers/faq-20057838 

Sarcoidosis – Mayo Clinic. (2019). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sarcoidosis/symptoms-causes/syc-20350358 

Rheumatoid arthritis: Can it affect the lungs? – Mayo Clinic. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rheumatoid-arthritis/expert-answers/rheumatoid-arthritis/faq-20058245 

Tuberculosis – Mayo Clinic. (2019). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250

Granulomatosis with polyangiitis – Mayo Clinic. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/granulomatosis-with-polyangiitis/symptoms-causes/syc-20351088 

Sarcoidosis – Cleveland Clinic. (2015). Retrieved June 7, 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11863-sarcoidosis-overview 

Azathioprine – NHS. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.nhs.uk/medicines/azathioprine/ 

Methotrexate – NHS. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.nhs.uk/medicines/methotrexate/ 

Prednisone and other corticosteroids – Mayo Clinic. (2020). Retrieved June 7, 2021, from https://www.mayoclinic.org/steroids/art-20045692 

Antibiotics – NHS. (2019). Retrieved June 7, 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/antibiotics/ 

Al-Jahdali, H., Al-Harbi, A., Al-Otaibi, S., Abdulrahman, A., Al-Jahdali, F., & Al-Harbi, F. et al. (2017). Lung granuloma: A clinicopathologic study of 158 cases. Annals Of Thoracic Medicine, 12(4), 278. https://dx.doi.org/10.4103%2Fatm.ATM_1_17

Sagdeo, P., Gattimallanahali, Y., Kakade, G., & Canchi, B. (2015). Rheumatoid lung nodule. BMJ Case Reports, bcr2015213083. http://dx.doi.org/10.1136/bcr-2015-213083

Ohshimo, S., Guzman, J., Costabel, U., & Bonella, F. (2017). Differential diagnosis of granulomatous lung disease: clues and pitfalls. European Respiratory Review, 26(145), 170012. https://doi.org/10.1183/16000617.0012-2017

Cicchese, J. M., Dartois, V., Kirschner, D. E., & Linderman, J. J. (2020). Both Pharmacokinetic Variability and Granuloma Heterogeneity Impact the Ability of the First-Line Antibiotics to Sterilize Tuberculosis Granulomas. Frontiers in pharmacology, 11, 333. https://doi.org/10.3389/fphar.2020.00333

Versi Terbaru

02/12/2022

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel terkait

Granuloma Paru


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 02/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan