Seperti penyakit flu, flu singapura juga terjadi pada anak akibat masuknya virus ke dalam tubuh. Bedanya, gejala flu singapura yang muncul pada tubuh seperti luka di area mulut hingga muncul ruam serta bintik-bintik merah. Apa saja gejala salah satu penyakit menular ini yang perlu diketahui orangtua? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Gejala flu singapura pada anak
Flu singapura atau bisa juga disebut Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular.
Dikutip dari Centers for Disease Control & Prevention, saat sudah terpapar virus flu singapura, ada masa inkubasi untuk melihat gejalanya muncul.
Masa inkubasi yang dibutuhkan dari penyakit ini biasanya sekitar 3 hingga 6 hari.
Biasanya, gejala flu singapura dimulai dengan demam, sakit tenggorokan, pilek, lalu mulai muncul ruam yang melepuh.
Banyak orangtua yang mengira ini sebagai gejala cacar, tetapi sebenarnya ini bisa menjadi ciri-ciri dari flu singapura atau HFMD pada anak.
Gejala umum dari penyakit ini adalah sebagai berikut.
- Demam
- Sakit atau radang tenggorokan
- Badan terasa tidak enak
- Sariawan di lidah, gusi, atau bagian dalam pipi
- Ruam merah melepuh di telapak tangan, kaki, dan terkadang bokong (tidak gatal)
- Kehilangan selera makan
- Iritasi pada bayi dan balita
Agar tidak salah, berikut penjelasan mengenai gejala dari flu singapura, yaitu sebagai berikut.
1. Demam dan flu
Gejala flu singapura awalnya ditandai dengan demam pada anak. Biasanya, anak mengalami demam ringan yaitu sekitar 38-39ºC.
Tidak hanya demam, gejala juga disertai dengan gejala flu pada umumya seperti anak yang merasa lemas atau tidak enak badan juga mengeluh sakit tenggorokan.
Ini merupakan gejala awal yang biasanya menyerang tiga hingga enam hari sejak virus masuk ke dalam tubuh.
2. Sariawan
Tidak hanya demam dan flu, ada kemungkinan anak mengalami gejala flu singapura lainnya seperti sariawan.
Satu atau dua hari setelah demam, akan timbul ruam kemerahan di sekitar mulut (lidah, gusi, dan pipi bagian dalam).
Awalnya dimulai seperti bintik merah kecil, lalu meradang dan pecah menjadi sariawan. Saat mengalami gejala ini anak akan mulai sulit untuk makan dan minum.
Sebagai saah satu cara ia merasa nyaman adalah dengan memberikanan makanan atau minuman dingin.
Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya dehidrasi pada anak karena kurangnya asupan cairan.
3. Ruam di kulit
Gejala flu singapura yang satu ini seringkali membuat orangtua terkecoh sehingga menganggap sebagai cacar.
Ruam biasanya muncul di area telapak tangan, telapak kaki, lutut, siku, bokong, hingga area genital.
Awalnya, ruam akan terlihat seperti bintik kemerahan dan bisa berkembang menjadi melepuh.
Anda harus berhati-hati dan mencegah anak agar tidak memencetnya karena air di dalamnya mengandung virus.
Tidak hanya itu saja, bintil ini bisa pecah, terbuka, mengelupas, dan meninggalkan luka lecet yang terasa sakit dengan dasar warna abu kekuningan.
Luka dan lecet biasanya hilang dalam seminggu atau lebih. Ukuran bintil gejala flu singapura pun bisa bervariasi. Dari seukuran gigitan serangga, sampai seperti bisul.
Maka dari itu, Anda juga harus menjaga kebersihan bintil tersebut agar cepat kering. Berbeda dengan cacar air, bintil pada gejala flu singapura tidak terasa gatal.
4. Gejala lainnya pada tubuh
Anak yang terinfeksi flu singapura juga mungkin mengalami nyeri otot atau gejala flu lainnya, seperti:
- Mudah marah atau gelisah
- Tidur lebih sering atau lama dari biasanya
- Mengigau saat tidur
- Produksi air liur lebih banyak karena sakit di dalam mulut
- Sakit kepala
- Malas makan dan hanya ingin minum minuman dingin untuk meredakan sakit
Penyebab flu singapura pada anak
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga enterovirus, dengan beberapa jenis yang paling umum termasuk berikut ini.
- Enterovirus A71 (EV-A71): Sering dikaitkan dengan kasus HFMD yang lebih parah dan komplikasi neurologis.
- Coxsackievirus A16 (CVA16): Merupakan penyebab umum HFMD dengan gejala yang lebih ringan.
- Coxsackievirus A6 (CVA6): Telah menyebabkan wabah HFMD dengan gejala yang lebih berat dan penyebaran yang lebih luas.
- Coxsackievirus A10 (CVA10): Juga terlibat dalam beberapa kasus HFMD.
Perlu diketahui bahwa virus ini hidup di saluran pencernaan manusia.
Semua orang bisa terinfeksi virus ini, tetapi anak-anak usia di bawah lima tahun adalah kelompok yang paling rentan terserang flu singapura.
Penularan flu singapura terbilang sangat mudah dan menyebar melalui kondisi berikut.
- Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita (air liur, cairan dari bintil, feses).
- Droplet pernapasan saat batuk atau bersin.
- Kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi virus.
Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 3 hingga 6 hari, dan anak-anak paling menular selama minggu pertama infeksi.
Diagnosis flu singapura pada anak
Diagnosis flu Singapura pada anak umumnya dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis, yaitu dari gejala khas seperti demam, luka di mulut, dan ruam di tangan serta kaki.
Pemeriksaan laboratorium seperti PCR hanya digunakan jika gejala tidak khas, kasus berat, atau untuk keperluan epidemiologi.
PCR sangat akurat dalam mendeteksi virus penyebab seperti EV-A71 dan CV-A16 dari sampel tenggorokan, tinja, atau cairan lepuh.
Diagnosis banding perlu dilakukan untuk membedakan HFMD dari penyakit lain seperti cacar air atau herpes.
Cara mengatasi flu singapura pada anak
Kebanyakan kasus flu singapura dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan tertentu. Biasanya, penyakit ini akan sembuh spontan dalam waktu 7—10 hari.
Namun, ada baiknya Anda tetap membawa anak ke dokter jika curiga ia menunjukkan gejala flu singapura, atau setelah diobati di rumah gejalanya tidak kunjung mereda.
Apalagi, pada beberapa kasus tertentu virus penyebab flu Singapura dapat menyebar ke sistem saraf pusat otak dan menyebabkan komplikasi berat.
Meski jarang, komplikasi dari gejala flu singapura yang perlu diwaspadai seperti meningitis, ensefalitis, atau infeksi pada jantung dan paru.
Pengobatan flu singapura umumnya mirip pengobatan demam dan flu biasa karena belum tersedia obat antivirus khusus untuk flu singapura pada anak.
Berikut beberapa cara mengobati flu singapura pada anak.
1. Penanganan gejala
Gunakan parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis anak untuk mengurangi demam dan nyeri akibat luka di mulut. Hindari pemberian aspirin karena dapat menyebabkan sindrom Reye pada anak.
Untuk anak usia di atas 4 tahun, dapat diberikan obat kumur antiseptik atau semprotan tenggorokan yang aman untuk anak guna meredakan nyeri.
Hindari produk yang mengandung benzokain atau lidokain karena dapat berisiko pada anak.
2. Memenuhi asupan cairan dan nutrisi
Pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan air putih, susu, atau larutan rehidrasi oral. Hindari minuman asam seperti jus jeruk yang dapat memperparah luka di mulut.
Berikan makanan lunak dan mudah ditelan seperti bubur, yogurt, atau es krim untuk mengurangi iritasi pada luka mulut.
Segera konsultasikan ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (seperti mulut kering, jarang buang air kecil), demam tinggi yang tidak turun, atau gejala neurologis seperti kejang atau leher kaku.