backup og meta

Makanan untuk Penderita PPOK: Anjuran dan Pantangan

Makanan untuk Penderita PPOK: Anjuran dan Pantangan

Jika Anda menderita penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK, nutrisi yang baik memainkan peran penting dalam mencegah PPOK kambuh atau menciptakan kerusakan lebih lanjut pada paru-paru. Itu sebabnya, Anda harus mematuhi anjuran dan pantangan makanan untuk penderita PPOK agar kondisi Anda tetap stabil. Apa saja makanan yang boleh dan tidak?

Apa saja makanan anjuran untuk penderita PPOK?

Makanan memberi Anda energi dan nutrisi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, dan salah satunya adalah bernapas.

Saat Anda menderita penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK, Anda membutuhkan lebih banyak energi untuk bernapas dibandingkan orang normal.

Otot-otot yang membantu Anda bernapas bisa memerlukan sepuluh kali lebih banyak kalori daripada orang pada umumnya.

Selain menjalani pengobatan PPOK, mengubah pola makan demi mengoptimalkan pernapasan Anda juga penting untuk mengelola penyakit ini. 

Dikutip dari situs American Lung Association, perpaduan nutrisi yang tepat dapat membantu Anda bernapas dengan lebih mudah.

Penderita PPOK mungkin akan merasa lebih baik ketika mengonsumsi makanan yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak.

Beberapa makanan yang dianjurkan untuk orang dengan PPOK, antara lain:

  • Karbohidrat kompleks, seperti pasta gandum, roti gandum, beras merah, oatmeal, quinoa, dan sayuran segar.
  • Serat sebanyak 20—30 gram per hari dari kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.
  • Protein, meliputi telur, daging sapi, ikan, unggas (ayam, bebek), dan kacang-kacangan. 
  • Lemak tak jenuh yang tidak mengandung kolesterol, seperti kanola dan minyak jagung. 

Suplemen kalsium mungkin dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan kalsium yang meningkat akibat penggunaan steroid.

Namun, pastikan Anda berkonsultasi kepada dokter dulu sebelum memutuskan untuk makan vitamin dan suplemen secara rutin setiap harinya. 

Apa saja makanan pantangan untuk penderita PPOK?

makanan junk food bikin imun agresif

Untuk orang yang menderita PPOK, ada pula beberapa makanan yang perlu dihindari, seperti yang menyebabkan kembung dan gas atau yang menahan terlalu banyak cairan dalam tubuh.

Selain itu, hindari makanan yang mengandung terlalu banyak lemak atau rendah nilai gizinya. Beberapa makanan yang perlu dihindari untuk orang dengan PPOK, antara lain sebagai berikut ini. 

1. Makanan yang mengandung terlalu banyak natrium

Berhati-hatilah dengan makanan beku atau makanan takeaway. Jenis makanan ini bisa mengandung natrium dalam jumlah tinggi.

Untuk memastikannya, Anda bisa memeriksanya lewat label informasi nilai gizi. Cari makanan yang mengandung kurang dari 140 mg natrium per porsinya.

Mungkin akan lebih mudah untuk melihat persenan nilai gizi harian (%AKG). Jika angka kecukupan gizi adalah 5% atau kurang per porsinya, ini dianggap rendah.

Namun, jika angka kecukupan gizinya lebih dari 20%, makanan ini dianggap tinggi natrium (garam). Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi cairan dan berakibat pada kesulitan bernapas.

2. Sayuran tertentu

Biasanya, sayuran hasil silangan akan direkomendasikan bagi siapa pun karena kandungan seratnya yang tinggi.

Sayangnya, jenis sayuran ini dapat menyebabkan gas dan kembung di lambung. Hal ini bisa menekan paru-paru dan mengakibatkan penderita PPOK menjadi lebih sulit bernapas.

Anda mungkin tidak harus sepenuhnya menghindari sayuran hasil persilangan, tapi batasi konsumsinya. Beberapa sayuran yang perlu Anda batasi sebagai pantangan makanan penderita PPOK, antara lain:

  • brokoli,
  • kembang kol,
  • brussel sprout,
  • lobak, dan
  • bok choy,

3. Makanan mengandung sulfat, seperti udang

Makanan laut memang dapat menjadi sumber protein sehat, tetapi juga bisa menyebabkan masalah pernapasan, khususnya untuk penderita PPOK.

Udang mengandung zat kimia yang disebut sulfit. Sulfit dapat mempersempit bagian bronkus pada penderita PPOK. Saat menyempit, bernapas pun menjadi lebih sulit.

Pertimbangkan berhenti makan udang jika Anda menduga bahwa makanan laut ini menyebabkan reaksi.

Beberapa makanan dan minum lain yang mengandung sulfit yang perlu Anda hindari juga antara lain kentang, bir, dan minuman anggur. Beberapa obat juga diketahui mengandung sulfit.

4. Gorengan

Mirip dengan sayuran silang, makanan yang digoreng bisa menyebabkan gas dan kembung. Gorengan yang berminyak membuat lambung menggembung.

Perut yang kembung ini akan mendorong otot diafragma (otot yang memisahkan paru-paru dan perut) dan membatasi paru-paru mengembang.

Itu sebabnya, gorengan menjadi salah satu makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita PPOK.

5. Kopi dan minuman berkarbonasi

Minuman berkarbonasi termasuk salah satu pantangan untuk penderita paru-paru konstruktif kronis (PPOK). Pasalnya, minuman ini termasuk dalam kelompok makanan yang menyebabkan “gas dan kembung”. 

Minuman berkafein, minuman manis, dan minuman beralkohol juga mengandung zat kimia yang membutuhkan banyak air dalam tubuh untuk diproses.

Akibatnya, jenis minuman ini justru bisa membuat tubuh mengalami dehidrasi. Bahkan, cokelat juga memberikan efek yang sama pada perut dan paru-paru.

6. Makanan penyebab refluks asam juga tidak baik untuk PPOK

Meskipun buah-buahan citrus kaya vitamin C, jenis buah ini bisa memicu refluks asam. Dalam jangka panjang, kondisi ini disebut GERD dan dapat memperburuk gejala PPOK.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Chest, penderita PPOK berisiko lebih tinggi untuk terkena refluks asam. 

Oleh karena itu, penderita PPOK disarankan untuk menghindari atau bahkan menghilangkan makanan yang menyebabkan refluks asam.

7. Susu dan produk turunannya

Meskipun bisa memasok kalsium untuk memperkuat tulang, susu bisa meningkatkan produksi lendir di paru-paru.

Menurut sebuah penelitian, senyawa dalam susu yang disebut casomophin dapat meningkatkan produksi lendir atau membuat dahak menebal. Hal ini akan menyebabkan batuk dan sulit bernapas.

Jika produksi dahak Anda meningkat atau dahak menebal, Anda harus membatasi jumlah susu dalam pola makan Anda. Ini termasuk apa pun yang terbuat dari susu, seperti yoghurt, es krim, keju, mentega, dan buttermilk.

Tips menjaga pola makan sehat untuk penderita PPOK

makanan gigi dan mulut

Hidup dengan PPOK bisa menjadi suatu tantangan, tetapi Anda bisa membuatnya menjadi lebih mudah untuk diatasi dengan diet sehat. 

Anda bisa berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi untuk membantu Anda membangun rencana diet sehat.

Namun, selain menaati anjuran dan pantangan makanan di atas, ikuti juga tips berikut dalam menentukan menu diet sehat untuk orang PPOK.

1. Pertahankan berat badan sehat

Berkonsultasilah kepada dokter atau ahli gizi tentang berat badan ideal dan jumlah kalori yang tepat untuk Anda. Saat kelebihan berat badan, paru-paru perlu bekerja jauh lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Perencanaan diet makanan yang tepat disertai dengan olahraga untuk penderita PPOK secara teratur dapat membantu Anda mencapai tujuan berat badan sehat.

2. Minum banyak cairan

Jika tidak ada larangan dari dokter karena penyakit lain (ginjal atau jantung), Anda harus menargetkan untuk minum minimal 6—8 gelas sehari.

Minum banyak cairan membuat dahak menjadi lebih encer sehingga lebih mudah dikeluarkan. Pastikan Anda minum minuman tanpa kafein ataupun karbonasi. Namun, air putih tetaplah yang terbaik.

3. Makan porsi kecil dengan lebih sering

Ini akan membantu mencegah lambung Anda melebar, sehingga tekanan pada paru-paru menjadi berkurang dan mudah bagi Anda untuk bernapas.

Satu tanda untuk mengetahui bahwa perut memengaruhi sistem pernapasan adalah jika Anda mengalami kesulitan bernapas selama makan atau tepat setelah makan.

4. Bersihkan saluran napas minimal 1 jam sebelum makan

Bagi penderita PPOK, membersihkan saluran napas sebelum makan dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya sesak napas atau kesulitan bernapas saat makan.

Oleh karena itu, penderita PPOK disarankan untuk membersihkan saluran napas satu jam sebelum makan untuk memudahkan proses makan.

5. Makan dengan perlahan sembari duduk tegak

Makan dengan perlahan sembari duduk tegak adalah salah satu tips pola makan sehat yang baik untuk penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Postur duduk tegak membantu memaksimalkan ruang di dada dan paru-paru, sehingga lebih mudah bernapas selama makan. Ini akan membantu Anda mencerna makanan dan bernapas dengan lebih mudah selama makan.

Selain itu, makan dengan perlahan membantu mencegah dan mengatasi sesak napas yang bisa terjadi saat menelan makanan terlalu cepat atau makan terlalu banyak sekaligus.

Kesimpulan

  • Nutrisi yang baik memegang peranan penting dalam manajemen PPOK untuk mencegah kambuh dan meminimalkan kerusakan paru-paru.
  • Pola makan yang tepat, seperti mengonsumsi karbohidrat kompleks, serat, dan protein seimbang, dapat membantu memenuhi energi yang dibutuhkan untuk bernapas.
  • Hindari makanan tinggi natrium, makanan penyebab gas seperti sayuran silangan, serta minuman berkarbonasi dan kafein yang dapat memperburuk gejala PPOK.
  • Berbagai tips sehat seperti menjaga berat badan ideal, minum banyak cairan, dan makan porsi kecil dengan sering dapat membantu menjaga kualitas hidup penderita PPOK.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nutrition and COPD. (2020). Retrieved 22 Agustus 2024, from https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/copd/living-with-copd/nutrition

Diet and Nutrition for Energy with COPD. (2020). Retrieved 22 Agustus 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9451-nutritional-guidelines-for-people-with-copd

Sodium in Your Diet. (2020). Retrieved 22 Agustus 2024, from https://www.fda.gov/food/nutrition-education-resources-materials/sodium-your-diet

Nutrition for Someone with COPD. (n.d.). Retrieved 22 Agustus 2024, from https://www.copdfoundation.org/Learn-More/I-am-a-Person-with-COPD/Nutrition-for-Someone-with-COPD.aspx 

Mekal, D., Czerw, A., & Deptala, A. (2021). Dietary Behaviour and Nutrition in Patients with COPD Treated with Long-Term Oxygen Therapy. Retrieved 22 Agustus 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8657430/

Versi Terbaru

30/08/2024

Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Bedah Reduksi Volume Paru, Operasi PPOK yang Meningkatkan Fungsi Paru

Perbedaan Asma dan PPOK, dari Gejala hingga Pengobatannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 30/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan