Makan es batu di siang hari yang terik memang sangat menyegarkan. Namun, tahukah Anda apa yang menyebabkan seseorang memiliki kebiasaan makan es batu? Simak ulasannya berikut ini.
Apakah baik makan es batu?
Kebiasaan mengunyah es batu merupakan salah satu bentuk kondisi medis yang disebut dengan pica, yaitu kebiasaan mengunyah atau memakan benda yang tidak lazim.
Lantas, apakah boleh makan es batu? Mengonsumsi es batu sebenarnya boleh saja. Namun, sebaiknya hindari makan es batu terlalu sering, apalagi jika menjadi kebiasaan.
Hal ini karena kebiasaan mengunyah es batu ini dapat menimbulkan kerusakan pada enamel gigi. Bahkan, mengunyah es batu setiap hari juga dapat menyebabkan gigi berlubang (karies) hingga menyebabkan iritasi pada gusi.
Penyebab kebiasaan makan es batu
Penyebab seseorang memiliki kebiasaan mengonsumsi es batu umumnya dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan, di antaranya sebagai berikut.
1. Pica
Pica merupakan gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan kompulsif untuk mengonsumsi benda tak lazim seperti es batu.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak. Namun, kebiasaan mengunyah es batu atau yang secara medis dikenal dengan istilah pagophagia juga dapat terjadi pada segala usia.
Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya akan mencari es secara terus menerus, bahkan dapat mengunyah es dari freezer untuk memenuhi keinginannya.
2. Gangguan kejiwaan
Gangguan kejiwaan seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD) serta depresi juga dapat menjadi penyebab dari kebiasaan mengunyah es batu.
Seseorang dengan OCD dapat memiliki pagophagia, sebagai respons terhadap suatu obsesi.
Selain itu, kebiasaan makan es batu ini dapat terjadi sebagai respons terhadap kecemasan atau sedang berada dalam situasi yang penuh tekanan.
3. Anemia defisiensi besi
Kebiasaan mengunyah es batu ini seringkali juga dikaitkan dengan anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi membuat sel darah merah tidak dapat membawa oksigen menuju sel-sel tubuh sebagaimana mestinya.
Sebuah studi dalam Rinsho Ketsueki (The Japanese Journal of Clinical Hematology) menguji hubungan antara anemia defisiensi besi dan kebiasaan mengunyah es batu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16% partisipan yang memiliki kebiasaan mengunyah es batu menderita anemia.
Pasien anemia akan mengunyah atau mengemut es batu guna mengurangi gejala seperti nyeri pada lidah, mulut kering, berkurangnya kemampuan mengecap, dan kesulitan menelan.
Dampak buruk mengunyah es batu
Terdapat beberapa dampak buruk kebiasaan makan es batu bagi kesehatan, di antaranya sebagai berikut.
1. Gigi berlubang
Mengonsumsi es batu secara berlebihan dapat mengikis lapisan pelindung gigi (enamel gigi) sehingga menyebabkan gigi berlubang.
Jika gigi berlubang, kuman akan mudah masuk ke gigi. Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan nyeri pada gigi.
2. Sakit rahang
Selain merusak gigi, mengunyah es batu yang keras juga dapat menyebabkan sakit rahang serta gangguan pada sendi rahang.
Makan makanan yang sulit dikunyah atau terlalu keras dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan pada otot rahang.
Hal ini dapat mengakibatkan Anda mengalami nyeri saat membuka mulut atau kesulitan mengunyah.
3. Gangguan pencernaan
Mengonsumsi es batu juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Hal ini terkait dengan pengolahan dan penyimpanan es batu yang kurang higienis.
Jika es batu yang Anda konsumsi tidak higienis atau bersih, tentu dapat membawa penularan virus serta bakteri pembawa penyakit di dalam tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan seperti sakit perut, diare, demam tifoid, hepatitis A hingga gastroenteritis.