Pica adalah jenis gangguan makan atau eating disorder yang ditandai dengan makan sesuatu yang tidak wajar, atau bukan makanan, tidak mengandung nilai gizi, bahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Kondisi ini tidak sama dengan perilaku anak yang memasukkan benda-benda yang bukan makanan ke mulut, karena rasa ingin tahu.
Gangguan makan ini biasanya menyerang orang dengan penyakit mental. Walaupun bisa juga menyerang orang tanpa masalah kejiwaan.
Pica adalah gangguan makan yang cukup umum terjadi. Umumnya, kondisi ini menyerang anak-anak. Akan tetapi, bisa juga terjadi pada orang dewasa.
Sulit untuk memperkirakan berapa banyak orang yang menderita gangguan makan ini, karena biasanya si penderita tidak melaporkannya. Selain itu, anak-anak dengan kondisi ini juga mungkin menyembunyikan perilaku tersebut dari orang tua dan pengasuhnya.
Gejala utama dari pica adalah memakan sesuatu yang tidak wajar, aneh, bahkan yang memang tidak boleh untuk dimakan. Beberapa contoh kasusnya adalah:
Memakan es batu dikenal juga dengan istilah pasofagia. Dilansir dari Mayo Clinic, mengidam dan mengunyah es batu sering kali dikaitkan dengan anemia defisiensi zat besi.
Studi menunjukkan bahwa perilaku ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan pada penderita anemia tersebut.
Memakan rambut atau dikenal juga dengan istilah trikofagia. Penyebabnya tidak diketahui pasti, tapi biasanya menyerang orang dengan trikotilomania, yakni kondisi yang menyebabkan seseorang secara kompulsif menarik-narik rambut yang ada di tubuhnya.
Di samping benda-benda yang disebutkan di atas, beberapa orang dengan gangguan makan ini juga bisa memakan putung rokok, kotoran, krayon, kertas, serpihan tembok, koin, hingga kapur.
Selain makan sesuatu yang tidak wajar, gejala lain yang mungkin terjadi pada orang dengan gangguan makan pica adalah:
Ada beberapa penyebab gangguan makan pica, di antaranya:
Terlepas dari masalah kesehatan, faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko gangguan makan ini adalah:
Gangguan makan pica dapat menimbulkan komplikasi jika tidak diatasi, di antaranya adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Tidak tes laboratorium khusus untuk mendiagnosis gangguan makan ini. Namun, dokter akan melihat riwayat kesehatan pasien. Tes kesehatan lanjutan mungkin dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya anemia, penyumbatan pada usus, atau adanya zat asing beracun di tubuh.
Mengonsumsi sesuatu yang bukan untuk dimakan dapat menyebabkan masalah seperti sakit perut dan gigi patah. Untuk mengobati gangguan makan ini, biasanya dimulai dengan mengatasi masalah ini terlebih dahulu.
Beberapa orang mengalami keracunan timbal, infeksi, atau gejala parah lainnya, biasanya perlu mendapatkan antibiotik atau bahkan operasi.
Untuk mengobati gangguan makan pica itu sendiri, dokter harus terlebih dahulu mengidentifikasi mengapa orang tersebut melakukan perilaku tersebut. Kemudian, barulah dokter akan meresepkan obat untuk masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti obat antidepresan.
Bisa juga dengan meminta pasien untuk mengikuti terapi dengan tujuan untuk memperbaiki perilaku makan yang salah.
Jika gangguan makan ini terjadi pada ibu hamil, selalu konsultasi ke dokter. Bila sesuatu yang dimakan dapat membahayakan kesehatan, sang ibu sangat disarankan untuk menghindari hal tersebut.
Selain pengobatan dokter, perawatan di rumah juga bisa membantu pasien dengan gangguan makan ini untuk mengurangi gejalanya, seperti:
Tidak ada cara yang sepenuhnya dapat mencegah gangguan makan pica. Akan tetapi, Anda bisa menurunkan risikonya dengan beberapa cara, di antaranya:
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar