backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pankreatitis Kronis

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Pankreatitis Kronis

Apa itu pankreatitis kronis?

Pankreatitis adalah kondisi di mana pankreas, yaitu kelenjar besar yang terletak di belakang lambung, mengalami peradangan.

Bila peradangan pankreas berlangsung jangka panjang (kronis), kondisi ini dapat berujung pada kerusakan pankreas secara permanen.

Pankreas sendiri berfungsi untuk memproduksi zat bernama cairan pankreatis yang mengandung enzim-enzim bagi pencernaan juga hormon insulin dan glukagon.

Nah, pankreatitis mengakibatkan pankreas tidak dapat memproduksi enzim pencernaan dan hormon tersebut secara optimal.

Jika terus dibiarkan, kerusakan pankreas dapat menimbulkan komplikasi seperti malnutrisi serta penyakit diabetes

Seberapa umumkah pankreatitis kronis?

Pankreatitis dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia. Namun, peradangan pankreas kronis paling sering ditemukan pada pria paruh baya berusia di atas 40 tahun.

Tanda-tanda & gejala pankreatitis kronis

Gejala paling khas dari pankreatitis kronis adalah nyeri pada punggung bagian atas dan daerah perut.

Rasa nyeri bisa muncul dengan intensitas yang berbeda. Nyeri dapat berupa sakit perut ringan yang berlangsung lama atau sakit mendadak yang luar biasa.

Selain itu, intensitas nyeri yang dirasakan bisa sama kuatnya dari waktu ke waktu atau bertambah parah.

Gejala lain dari pankreatitis kronis adalah:

  • berat badan turun secara drastis sebab tubuh tidak dapat menyerap lemak dengan baik (malabsorpsi),
  • feses yang cenderung keras, padat, berbau busuk, dan berlemak,
  • mual dan muntah,
  • perut buncit,
  • sakit kuning,
  • sering demam, serta
  • kehilangan nafsu makan.

Mungkin masih terdapat beberapa gangguan pencernaan atau gejala lain yang tidak disebutkan di atas.

Apabila Anda memiliki keluhan yang sama, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

Apa penyebab pankreatitis kronis?

Pada banyak kasus, pankreatitis kronis disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebih dalam jangka panjang.

Dalam organ pankreas, terdapat sekelompok sel bernama sel asinar yang bekerja untuk menghasilkan enzim pencernaan.

Enzim ini nantinya dikeluarkan ke usus kecil melalui saluran pankreas untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak.

Menurut American Addiction Center, ketika Anda minum terlalu banyak alkohol, sel asinar akan mencerna alkohol menjadi zat beracun yang merusak saluran pankreas.

Kerusakan di saluran pankreas akan menghambat keluarnya enzim ke saluran cerna. Enzim lalu menumpuk dan mulai mencerna sel-sel pankreas itu sendiri.

Akibatnya, jaringan pankreas pun rusak dan memicu peradangan.

Meski demikian, alkohol bukanlah satu-satunya penyebab pankreatitis kronis. Masih ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu peradangan di pankreas.

Faktor-faktor risiko pankreatitis kronis

Jenis kanker pankreas

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena pankreatitis kronis adalah:

  • alkoholisme,
  • menjalani pengobatan penyakit lain,
  • merokok,
  • memiliki kelainan genetik pada pankreas,
  • pernah menjalani operasi di bagian perut,
  • memiliki batu empedu,
  • ada riwayat keluarga dengan pankreatitis, dan
  • memiliki terlalu banyak kadar kalsium dalam darah.

Jika memiliki faktor risiko di atas, bukan berarti Anda mengalami pankreatitis.

Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui kondisi pankreas Anda.

Diagnosis pankreatitis kronis

Dokter mendiagnosis pankreatitis kronis dengan cara memeriksa riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik.

Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui apakah pankreas berfungsi dengan baik.

Untuk memastikan penyakitnya, terkadang dokter akan merujuk Anda untuk menjalani CT scan atau ultrasound pada daerah perut.

Selain mendiagnosis, tes ini bertujuan mencari tahu apakah gangguan diakibatkan oleh penyakit lain yang memiliki gejala serupa.

Apa saja pengobatan pankreatitis kronis?

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi pankreatitis kronis.

1. Obat-obatan

Tujuan pengobatan yang pertama adalah untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan obat penahan sakit non-narkotik.

2. Operasi

Pada kasus yang langka, apabila nyeri tidak dapat dikontrol, operasi dapat dilaksanakan.

Operasi dilakukan untuk membilas saluran yang menghubungkan pankreas dan saluran empedu.

Pada kasus yang lebih parah, semua bagian pankreas bisa diangkat.

3. Terapi enzim

Dokter juga biasanya menyarankan untuk melakukan terapi enzim pencernaan dan insulin.

Pengobatan ini dilakukan untuk mengganti pasokan enzim dan insulin yang hilang karena pankreas tidak lagi berfungsi secara efektif.

Enzim pankreas biasanya tersedia dalam bentuk tablet dan dikonsumsi sebelum atau bersamaan dengan makanan dan camilan.

Suntik insulin juga dilakukan untuk mengatur kadar gula dalam darah (level glukosa).

Suplemen vitamin A, D, dan K mungkin juga dibutuhkan untuk mengatasi tubuh yang kekurangan gizi akibat penyerapan nutrisi yang buruk.

Pengobatan pankreatitis kronis di rumah

Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, Anda tentunya juga harus melakukan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat.

Berikut adalah beberapa perubahan yang mungkin dapat membantu Anda menghadapi pankreatitis kronis.

  • Mengonsumsi makanan rendah lemak dan terapkan pola makan sehat untuk pankreatitis.
  • Minum suplemen vitamin yang mudah larut dalam lemak dan suplemen kalsium.
  • Tidak lupa mengonsumsi tablet enzim pankreatitis yang diresepkan dokter.

Segera hubungi dokter jika gejala dan keluhan memburuk atau Anda tidak begitu cocok mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.

Waspadailah tanda-tanda peradangan pada pankreas.

Segera periksakan diri ke dokter saat Anda mengalami demam yang tidak kunjung membaik dan disertai dengan sakit perut yang tak tertahankan

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan