backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kanker Rektum

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 23/12/2021

Kanker Rektum

Definisi

Apa itu kanker rektum?

Kanker rektum adalah salah satu jenis penyakit yang terjadi pada rektum. Rektum adalah saluran yang menjadi bagian terakhir dari usus besar.

Rektum terletak di ujung bagian usus besar dan berakhir di saluran pendek yang mengarah ke anus. Rektum dan usus besar merupakan tempat di mana makanan dicerna dan dialihkan menjadi energi untuk tubuh. Sisa dari pencernaan ini akan dibuang dalam bentuk feses atau tinja melalui anus.

Kanker yang terjadi di dalam rektum dan pada usus besar sering juga disebut sebagai kanker kolorektal. Penyakit ini umumnya sering muncul pertama kali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam rektum.

Penyakit ini awalnya berupa polip prekanker, yang terkadang tidak berbahaya. Namun, tidak jarang pula jaringan polip ini berpotensi berkembang menjadi sel kanker.

Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Sel kanker yang terdapat di usus besar dan rektum dapat menjalar ke organ lain, misalnya hati. Proses ini disebut dengan metastasis.

Gejala-gejala yang paling umum muncul pada penyakit ini adalah feses berdarah dan perubahan kebiasaan buang air besar.

Seberapa umumkah kanker rektum?

Kanker rektum merupakan jenis kanker yang cukup umum terjadi. Penyakit ini menempati urutan ketiga sebagai kanker yang paling banyak terjadi, baik pada pria maupun wanita.

Sekitar 944 ribu kasus penyakit ini telah teridentifikasi di berbagai belahan dunia. Penyakit ini paling banyak dijumpai di negara-negara industri seperti Jepang, Tiongkok, dan negara-negara di Eropa Timur.

Jenis kanker ini lebih umum terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Selain itu, sebanyak 90% kasus kanker ini muncul di usia 50 tahun ke atas, meski terdapat banyak pula laporan mengenai kanker rektum pada remaja dan anak kecil.

Pada kebanyakan kasus, penyakit ini tidak akan kembali kambuh. Namun, pada 35 hingga 40 persen pasien dengan kanker kolorektal dan telah menjalani pengobatan, gejala-gejala mungkin akan kembali dalam waktu 3 hingga 5 tahun.

Namun, penyakit ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Jenis

Apa saja jenis-jenis kanker rektum?

Penyakit ini awalnya muncul dengan bentuk jaringan yang tumbuh di dinding rektum. Jaringan ini disebut dengan polip.

Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker dalam hitungan tahun, namun tidak semua polip berpotensi menjadi kanker. Berikut adalah jenis sel kanker yang berkembang di rektum:

1. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma ditemukan pada sebanyak 96% kasus kanker rektum. Sel kanker jenis ini ditemukan pada sel-sel yang membentuk lendir di dinding rektum.

2. Tumor karsinoid

Tumor jenis ini muncul pada sel-sel yang memproduksi hormon di usus.

3. Gastrointestinal stromal tumors (GIST)

GIST pertama kali berkembang di sel-sel dinding usus. Tumor ini kadang bersifat jinak dan dapat ditemukan di bagian mana saja pada saluran pencernaan.

4. Limfoma

Limfoma adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel sistem imun tubuh. Kebanyakan limfoma berkembang di kelenjar limfa, walaupun tidak sedikit sel kanker ini berkembang di usus besar, rektum, atau organ tubuh lainnya.

5. Sarkoma

Sarkoma biasanya muncul pertama kali di pembuluh darah, lapisan otot, atau jaringan penghubung lain pada dinding usus besar dan rektum. Sel sarkoma yang berkembang di rektum tergolong sangat langka.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker rektum?

Tanda-tanda dan gejala kanker rektum umumnya tidak diketahui oleh penderitanya, hingga akhirnya terdeteksi saat pemeriksaan. Bahkan, dalam beberapa kasus, penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah gejala-gejala yang dapat muncul pada penderita penyakit ini:

  • Pendarahan pada anus
  • Feses atau tinja bercampur darah
  • Perubahan kebiasaan buang air besar
  • Diare
  • Lebih sering membuang gas atau kentut
  • Anemia
  • Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
  • Rasa tidak nyaman pada perut
  • Jantung berdetak lebih cepat
  • Napas lebih pendek
  • Pusing
  • Kehilangan nafsu makan
  • Nyeri pada panggul
  • Merasa buang air besar tidak pernah tuntas
  • Berat badan menurun, padahal tidak sedang diet

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai munculnya gejala tertentu, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diagnosis dan perawatan dini dapat menghentikan kondisi ini dari memburuk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya.

Maka dari itu, bicaralah pada dokter Anda segera untuk mencegah kondisi serius ini, terutama jika Anda merasakan gejala-gejala yang tidak wajar seperti:

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Tubuh masing-masing orang menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu konsultasikan ke dokter.

Penyebab

Apa penyebab kanker rektum?

Kanker rektum terjadi ketika sel-sel yang terdapat di rektum mengalami kerusakan pada DNA-nya. Hingga saat ini, dokter dan para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti kerusakan DNA pada sel-sel tubuh.

Sel-sel yang normal biasanya tumbuh dan bereplikasi, lalu mati dan digantikan dengan yang baru. Namun, pada beberapa kasus, DNA di dalam sel mengalami kerusakan dan menyebabkan sel-sel tersebut terus berkembang secara tidak terkendali.

Sel-sel yang berlebihan ini akan terus menumpuk dan membentuk jaringan yang disebut dengan tumor. Seiring dengan berjalanya waktu, sel-sel ini berkembang menjadi sel kanker yang dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Bahkan, sel-sel kanker juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Walaupun penyebab pasti dari kerusakan DNA sel tubuh belum diketahui, para ahli meyakini adanya berbagai faktor yang memicu terjadinya kondisi tersebut. Salah satunya yang paling umum adalah mutasi genetik, baik yang diturunkan dari keluarga maupun yang didapat (acquired).

1. Mutasi genetik turunan

Beberapa mutasi atau perubahan DNA pada tubuh merupakan turunan dari anggota keluarga. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan beberapa jenis penyakit, seperti:

  • Familial adenomatous polyposis (FAP), attenuated FAP (AFAP), dan sindrom Gardner
  • Sindrom Lynch
  • Sindrom Peutz-Jeghers
  • MYH-associated polyposis (MAP)

2. Mutasi genetik diperoleh (acquired)

Sementara ini, mutasi genetik juga mungkin baru muncul pada saat-saat tertentu dalam hidup Anda. Kondisi ini dinamakan dengan mutasi genetik diperoleh atau acquired.

Pada kebanyakan kasus kanker rektum, mutasi DNA yang menyebabkan kanker biasanya terjadi saat pasien sudah dewasa, bukan bawaan sejak lahir. Beberapa faktor risiko kemungkinan berperan dalam kondisi ini, tetapi belum banyak yang diketahui secara pasti.

Faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena kanker rektum?

Kanker rektum merupakan penyakit yang dapat menyerang setiap orang dari berbagai kelompok usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut.

Namun, memiliki salah satu atau semua faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan dapat terserang penyakit tersebut. Beberapa orang yang menderita penyakit ini tidak memiliki faktor risiko sama sekali.

Berikut adalah berbagai faktor risiko yang memicu terjadinya kanker rektum, yaitu:

1. Usia

Risiko Anda menderita penyakit ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Walaupun penyakit ini juga ditemukan pada beberapa pasien berusia muda, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang-orang berusia 50 tahun ke atas.

2. Jenis kelamin

Kanker rektum paling banyak menyerang pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan perempuan.

3. Kelebihan berat badan atau obesitas

Jika Anda memiliki berat badan berlebih atau obesitas, risiko Anda terserang kanker ini lebih tinggi.

4. Memiliki pola makan tertentu

Jika Anda sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan (seperti sosis dan daging asap), Anda memiliki peluang lebih besar untuk terserang kanker.

Selain itu, memasak daging dengan suhu terlalu tinggi menimbulkan munculnya zat kimia yang memicu terjadinya kanker.

5. Merokok

Orang-orang yang merokok dalam jangka waktu lama memiliki peluang mengembangkan sel kanker di dalam tubuhnya. Merokok memang lebih sering dikaitkan dengan kanker paru-paru, namun kanker jenis lainnya pun berhubungan dengan kebiasaan ini.

6. Minum alkohol berlebihan

Penyakit ini seringkali dihubungkan dengan kebiasaan minum minuman beralkohol. Minum lebih dari 2 gelas sehari dapat meningkatkan risiko Anda terserang kanker.

7. Pernah menderita kanker, terutama kanker kolorektal

Apabila Anda pernah menderita kanker atau polip kolorektal sebelumnya, ada kemungkinan Anda dapat memiliki sel kanker berkembang pada rektum Anda.

8. Pernah mengalami penyakit radang pencernaan

Jika Anda pernah menderita inflammatory bowel disease (IBD) atau masalah radang pencernaan seperti penyakit Crohn atau ulcerative colitis, Anda berisiko terserang kanker rektum.

9. Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker kolorektal

Beberapa kasus kanker rektum merupakan penyakit turunan. Sebanyak 1 dari 3 pasien yang menderita penyakit ini memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.

10. Menderita diabetes tipe 2

Orang-orang yang menderita diabetes tipe 2 dan tidak menjalani pengobatan insulin memiliki peluang yang besar untuk terserang penyakit ini.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kanker rektum didiagnosis?

Apabila Anda merasakan tanda-tanda dan gejala, segera periksakan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh serta tes tambahan lainnya.

Namun, pada kasus tertentu, kanker rektum tidak menunjukkan gejala apapun. Biasanya, kanker baru terdeteksi setelah pasien menjalani tes screening kolonoskopi.

1. Kolonoskopi

Dokter akan merekomendasikan Anda menjalani tes ini, yang bertujuan untuk menentukan adanya kanker dan menemukan polip atau tumor pada rektum.

Tes dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil dengan kamera di ujungnya melalui anus Anda.

2. Tes darah

Dokter juga akan mengambil sampel darah Anda untuk menentukan apakah Anda menderita penyakit ini. Berikut adalah beberapa aspek yang diperhatikan saat memeriksa darah:

  • Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC)
  • Enzim liver
  • Penanda tumor seperti antigen karsinoembrionik (CEA)

3. Tes pengambilan gambar

Tes ini bertujuan untuk melihat secara jelas bagian dalam tubuh Anda, terutama rektum. Beberapa jenis tes pengambilan gambar yang dilakukan adalah:

  • CT scan
  • Tes USG
  • MRI scan
  • Positron emission tomography (PET) scan
  • X-ray dada
  • Angiografi

Apa berapa banyak stadium dalam kanker rektum?

Apabila dokter dapat mendeteksi kanker, kanker akan digolongkan menjadi 5 tahap:

Stadium 0

Stadium 0 adalah tahap paling awal dari diagnosis kanker. Sel kanker ditemukan hanya pada dinding rektum. Sel tersebut berpotensi menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Stadium 1

Pada tahap ini, kanker telah menyebar dari bagian dalam rektum ke lapisan otot atau bagian bawah dinding rektum.

Stadium 2

Bila telah mencapai stadium 2, tumor telah melewati dinding rektum dan mencapai jaringan di sebelah rektum.

Stadium 3

Pada stadium 3, kanker telah menyerang kelenjar limfa di dekat rektum, termasuk jaringan di luar dinding rektum.

Stadium 4

Stadium ini merupakan tahap paling tinggi dari kanker rektum. Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh lainnya, seperti paru-paru dan otak.

Bagaimana kanker rektum ditangani?

Setelah kanker terdeteksi, langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan pengobatan. Dokter akan memberikan beberapa pilihan untuk Anda pertimbangkan.

Penanganan kanker umumnya merupakan kombinasi dari operasi, kemoterapi. dan radioterapi.

1. Operasi

Operasi dilakukan untuk membuang jaringan tumor atau seluruh bagian rektum. Biasanya, dokter bedah juga akan mengangkat lemak dan kelenjar limfa di sekitar rektum Anda, untuk mencegah sel kanker berkembang lagi.

Terdapat 4 jenis operasi untuk menangani kanker rektum, yaitu:

  • Eksisi transanal
  • Operasi mesorektal
  • Reseksi anterior rendah
  • Reseksi abdominoperineal

2. Kemoterapi

Pengobatan kemoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan atau meminumkan obat untuk membunuh sel-sel kanker.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi dilakukan dengan menggunakan cahaya berkekuatan tinggi, seperti X-ray, untuk membunuh sel-sel kanker.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker rektum?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi kanker rektum:

  • Meningkatkan konsumsi gandum utuh, buah dan sayuran, dan mengurangi asupan daging merah dan daging olahan
  • Sangat disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik. Melakukan aktivitas fisik sesering mungkin mengurangi risiko kanker sebanyak sekitar 21%.
  • Sering duduk dalam jangka lama dikaitkan dengan angka kematian akibat penyakit ini. Karena itulah, selalu gerakkan tubuh dengan aktif setiap harinya.
  • Risiko kanker dapat dikurangi dengan menjaga berat badan yang sehat.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 23/12/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan