Kebotakan tidak hanya dialami oleh pria. Wanita juga bisa mengalami masalah kerontokan rambut yang serius dan berujung pada kebotakan. Sama dengan pria, pertambahan usia menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap rambut botak pada wanita. Ada juga penyebab lainnya, apa saja?
Gejala rambut botak pada wanita
Kebotakan pada wanita bisa mulai terjadi ketika ada penyusutan folikel rambut, yakni lubang tempat tumbuhnya rambut.
Saat folikel rambut menyusut, rambut yang tumbuh jadi lebih tipis dan pendek. Seiring berjalannya waktu, rambut dapat berhenti tumbuh dan menyebabkan kebotakan.
Karena kebotakan lebih umum terjadi pada pria, gejala pada wanita sering kali tak disadari, hanya dianggap sebagai kerontokan biasa.
Kenalilah gejala kebotakan pada wanita berikut ini dari sekarang.
- Rambut wanita botak di bagian tengah kulit kepala.
- Rambut rontok parah dan tidak tumbuh kembali.
- Rambut bagian depan umumnya tidak mengalami penipisan.
- Jika terjadi karena peningkatan hormon androgen, rambut di kepala menjadi lebih tipis, sementara rambut di wajah menjadi lebih kasar.
Kerontokan rambut biasanya mulai muncul pada bagian tengah dan kedua sisi rambut. Kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Umumnya, wanita mulai menyadari tahap awal kebotakan setelah menopause.
Kapan harus ke dokter?
Hubungi dokter apabila Anda mengalami kerontokan rambut yang parah disertai dengan gatal, iritasi kulit, demam, atau gejala lainnya.
Penyebab rambut botak pada wanita
Berikut ini beberapa faktor penyebab kebotakan pada wanita.
1. Usia
Kebotakan pada wanita sebenarnya dapat terjadi di usia berapa pun. Namun, kondisi ini umumnya dialami oleh wanita dewasa yang telah melewati masa menopause.
Mengutip American Academy of Dermatology Association, tanda kebotakan umumnya muncul pada wanita berusia 40 – 60 tahun.
2. Faktor genetik
Salah satu penyebab rambut botak pada wanita yang umum terjadi adalah karena faktor genetik atau keturunan.
Studi dalam jurnal Advances in Dermatology and Allergology meneliti hubungan antara riwayat keluarga dengan kebotakan pada wanita.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa anggota keluarga yang memiliki masalah kebotakan dapat mewariskannya pada keturunanya, terutama dari keluarga pihak ibu.
3. Faktor hormon
Selain faktor genetik, ketidakseimbangan hormon dihidrotestosteron (DHT) juga menjadi salah satu penyebab kebotakan.
Hormon dihidrotestosteron (DHT) adalah salah satu jenis androgen,yakni hormon seks yang membantu perkembangan fisik masa pubertas. Hormon ini berperan dalam pertumbuhan rambut pada wajah, ketiak, atau alat kelamin.
Setelah menopause, kadar hormon pada wanita akan menurun termasuk hormon DHT di tubuh. Hal ini mengakibatkan terjadinya penipisan rambut.
4. Stres
Stres yang berkepanjangan juga bisa menjadi salah satu penyebab kerontokan rambut parah hingga berujung pada kebotakan pada wanita.
Saat stres, kadar hormon kortisol di tubuh akan meningkat dan mengganggu mekanisme pertumbuhan folikel rambut, sehingga menyebabkan terjadinya kerontokan rambut.
5. Kekurangan vitamin D
Studi dalam jurnal Advances in Dermatology and Allergology melakukan penelitian untuk menemukan hubungan antara kadar vitamin D dan kerontokan rambut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami kerontokan rambut memiliki kadar vitamin D yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak punya masalah rambut rontok.
Vitamin D berperan penting dalam merangsang pertumbuhan folikel rambut. Oleh karena itu, memenuhi asupan vitamin D dari makanan seperti ikan, telur, atau daging merah dapat membantu mencegah kebotakan pada wanita.
6. Penyakit tiroid
Penyakit tiroid merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat gangguan pada hormon tiroid.
Hormon tiroid merupakan hormon yang berperang penting dalam berbagai mekanisme tubuh, salah satunya adalah proses pertumbuhan rambut.
Jika terjadi gangguan pada hormon ini, pertumbuhan rambut pun ikut terganggu dan menyebabkan wanita mengalami rambut botak.
7. Alopecia areata
Alopecia areata adalah kondisi autoimun yang menyebabkan sistem imun tubuh menyerang dan merusak folikel rambut
Hal ini mengakibatkan pertumbuhan rambut terganggu, sehingga memicu rambut rontok hingga kebotakan.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan menipisnya rambut di seluruh tubuh, seperti kepala, alis, atau bulu mata.