Filler merupakan prosedur kecantikan yang cukup populer, umumnya dilakukan pada bagian wajah, tak terkecuali hidung. Banyak orang memilih filler hidung untuk mempercantik tampilan hidung mereka karena prosedur ini tidak melibatkan operasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Filler merupakan prosedur kecantikan yang cukup populer, umumnya dilakukan pada bagian wajah, tak terkecuali hidung. Banyak orang memilih filler hidung untuk mempercantik tampilan hidung mereka karena prosedur ini tidak melibatkan operasi.
Filler hidung adalah tindakan untuk memperbaiki bentuk hidung tanpa pembedahan dengan cara menyuntikkan cairan filler ke dalam hidung.
Prosedur kecantikan ini hanya bisa menambah volume hidung, tidak bisa mengecilkan bentuk alami hidung Anda.
Hasil perawatan kulit ini tidak permanen. Filler bertahan hingga enam bulan, lalu hidung akan perlahan kembali ke bentuk semula.
Secara umum, prosedur ini bertujuan untuk:
Ada tiga tahapan yang perlu Anda ketahui, yaitu persiapan, tindakan, dan sesaat setelah prosedur. Berikut penjelasannya.
Anda bisa menjalani tindakan ini dengan aman bila memenuhi kriteria berikut.
Anda selanjutnya dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menyampaikan apa yang ingin diubah atau diperbaiki.
Lalu, dokter akan mengambil foto hidung untuk melihat perkembangan dan perubahan hidung sebelum dan sesudah tindakan.
Jangan lakukan prosedur ini bila Anda memiliki penyakit autoimun, kelainan perdarahan, alergi bahan filler, hamil, dan menyusui.
Pasien dengan riwayat herpes beberapa kali dalam setahun harus diberikan obat antivirus untuk mencegah penyebaran virus.
Beri tahu dokter bila Anda mengonsumsi obat-obatan dan suplemen herbal.
Berikut tahapan saat tindakan filler hidung.
Anda bisa segera beraktivitas seperti biasa setelah melakukan tindakan ini.
Namun, Anda mungkin dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik intens selama 24 – 48 jam pertama. Hal ini berguna untuk mengurangi bengkak dan memar.
Patuhi pantangan setelah filler dengan tidak merokok, sauna, dan steam wajah setelah melakukan tindakan.
Mempercantik tampilan hidung bisa dengan dua cara, filler dan tanam benang.
Meski tindakan ini lebih singkat dan hemat biaya daripada operasi hidung, filler hidung tetap bisa menimbulkan efek samping, berikut penjelasannya.
Reaksi yang paling umum adalah perubahan dan nyeri pada area suntikan, seperti:
Biasanya, memar dan bengkak akan mereda dalam beberapa hari. Anda bisa mengatasinya dengan kompres dingin setelah atau sesudah sesi penyuntikan filler.
Efek samping filler hidung yang satu ini terbilang sangat jarang. Kalau pun terjadi, dokter akan memberikan antibiotik aktif untuk membunuh bakteri pada kulit.
Peradangan bisa terjadi karena infeksi akibat bakteri Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, atau bahkan virus Herpes.
Maka dari itu, dokter tidak akan melakukan penyuntikkan bila ada tempat infeksi berdekatan di wajah. Dokter akan memberikan antibiotik hingga infeksi sembuh terlebih dahulu.
Reaksi alergi dan hipersensitif tergantung pada bahan filler yang Anda gunakan.
Bila Anda menggunakan filler kolagen sapi, ini bisa memicu hipersensitif sistemik seperti:
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tes kulit untuk melihat apakah Anda memiliki alergi terhadap kolagen sapi.
Sementara itu, filler hidung memakai gel mengandung hyaluronic acid. Jadi, kemungkinan efek samping yang Anda rasakan adalah pembengkakan.
Namun, efek ini baru berkembang bulanan atau tahunan setelah penyuntikan.
Efek samping filler hidung yang satu ini bisa terjadi bila Anda melakukan filler sendiri atau bukan dengan ahlinya.
Mengutip studi kasus terbitan Plastic and Reconstructive Surgery Global Open (2016), kematian sel kulit mungkin terjadi akibat penyuntikan hyaluronic acid berlebihan ke pembuluh darah hidung.
Efek samping yang satu ini umumnya ditandai dengan nyeri hebat di area suntikan, kulit pucat, dan warna kulit tampak pucat hingga biru keabu-abuan
Pada sebagian kasus, filler hidung bisa menimbulkan komplikasi parah seperti kerusakan jaringan hidung sampai kerusakan pembuluh darah.
Komplikasi ini juga terjadi ketika bahan filler masuk ke dalam pembuluh darah. Umumnya, kondisi tersebut bisa terjadi karena prosedur dilakukan oleh orang yang kurang kompeten.
Sebelum melakukan filler hidung, sebaiknya pilih dokter kulit atau dokter bedah plastik yang terdaftar di Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI).
Tanyakan dengan dokter tentang efek samping tersebut. Katakan juga jenis alergi yang mungkin Anda alami agar dokter bisa menyesuaikan bahan filler yang Anda gunakan.
Pastikan Anda menginginkan bentuk hidung yang realistis.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar