Filler merupakan prosedur kecantikan yang cukup populer, umumnya dilakukan pada bagian wajah, tak terkecuali hidung. Banyak orang memilih filler hidung untuk mempercantik tampilan hidung mereka karena prosedur ini tidak melibatkan operasi.
Apa itu filler hidung?
Filler hidung adalah tindakan untuk memperbaiki bentuk hidung tanpa pembedahan dengan cara menyuntikkan cairan filler ke dalam hidung.
Prosedur kecantikan ini hanya bisa menambah volume hidung, tidak bisa mengecilkan bentuk alami hidung Anda.
Hasil perawatan kulit ini tidak permanen. Filler bertahan hingga enam bulan, lalu hidung akan perlahan kembali ke bentuk semula.
Secara umum, prosedur ini bertujuan untuk:
- mempertegas cuping hidung agar lebih mancung,
- memperhalus cekungan atau benjolan,
- menyamarkan bentuk pangkal hidung yang menonjol, dan
- meluruskan hidung yang bengkok.
Prosedur filler hidung
Ada tiga tahapan yang perlu Anda ketahui, yaitu persiapan, tindakan, dan sesaat setelah prosedur. Berikut penjelasannya.
1. Persiapan
Anda bisa menjalani tindakan ini dengan aman bila memenuhi kriteria berikut.
- Sehat secara fisik.
- Tidak merokok.
- Memiliki pandangan yang positif dan realistis terhadap tubuh Anda.
- Mampu merawat kulit secara rutin.
Anda selanjutnya dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menyampaikan apa yang ingin diubah atau diperbaiki.
Lalu, dokter akan mengambil foto hidung untuk melihat perkembangan dan perubahan hidung sebelum dan sesudah tindakan.
Jangan lakukan prosedur ini bila Anda memiliki penyakit autoimun, kelainan perdarahan, alergi bahan filler, hamil, dan menyusui.
Pasien dengan riwayat herpes beberapa kali dalam setahun harus diberikan obat antivirus untuk mencegah penyebaran virus.
Beri tahu dokter bila Anda mengonsumsi obat-obatan dan suplemen herbal.
2. Tindakan
Berikut tahapan saat tindakan filler hidung.
- Dokter akan menandai tempat yang tepat untuk menyuntikkan cairan filler.
- Hidung dan kulit sekitarnya dibersihkan, lalu bius diberikan dalam bentuk injeksi atau salep.
- Dokter menyuntik bagian hidung yang telah ditandai, lalu memijat dan mengamati perubahan setelahnya. Filler ditambahkan bila perlu.
- Tanda di hidung akan dibersihkan.
- Seluruh proses bisa berlangsung selama 15 menit hingga satu jam.
3. Sesaat setelah tindakan
Anda bisa segera beraktivitas seperti biasa setelah melakukan tindakan ini.
Namun, Anda mungkin dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik intens selama 24 – 48 jam pertama. Hal ini berguna untuk mengurangi bengkak dan memar.
Patuhi pantangan setelah filler dengan tidak merokok, sauna, dan steam wajah setelah melakukan tindakan.
Efek samping filler hidung
Mempercantik tampilan hidung bisa dengan dua cara, filler dan tanam benang.
Meski tindakan ini lebih singkat dan hemat biaya daripada operasi hidung, filler hidung tetap bisa menimbulkan efek samping, berikut penjelasannya.
1. Reaksi pada kulit yang disuntik
Reaksi yang paling umum adalah perubahan dan nyeri pada area suntikan, seperti:
- bengkak,
- memar,
- kemerahan,
- nyeri,
- gatal, sampai
- infeksi.
Biasanya, memar dan bengkak akan mereda dalam beberapa hari. Anda bisa mengatasinya dengan kompres dingin setelah atau sesudah sesi penyuntikan filler.
2. Infeksi
Efek samping filler hidung yang satu ini terbilang sangat jarang. Kalau pun terjadi, dokter akan memberikan antibiotik aktif untuk membunuh bakteri pada kulit.
Peradangan bisa terjadi karena infeksi akibat bakteri Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, atau bahkan virus Herpes.
Maka dari itu, dokter tidak akan melakukan penyuntikkan bila ada tempat infeksi berdekatan di wajah. Dokter akan memberikan antibiotik hingga infeksi sembuh terlebih dahulu.
3. Alergi dan hipersensitif
Reaksi alergi dan hipersensitif tergantung pada bahan filler yang Anda gunakan.
Bila Anda menggunakan filler kolagen sapi, ini bisa memicu hipersensitif sistemik seperti:
- napas pendek,
- tekanan darah rendah,
- nyeri dada,
- urtikaria (biduran),
- kulit memerah,
- gatal, dan
- bentol di dekat injeksi.
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tes kulit untuk melihat apakah Anda memiliki alergi terhadap kolagen sapi.
Sementara itu, filler hidung memakai gel mengandung hyaluronic acid. Jadi, kemungkinan efek samping yang Anda rasakan adalah pembengkakan.
Namun, efek ini baru berkembang bulanan atau tahunan setelah penyuntikan.
4. Kematian sel kulit
Efek samping filler hidung yang satu ini bisa terjadi bila Anda melakukan filler sendiri atau bukan dengan ahlinya.
Mengutip studi kasus terbitan Plastic and Reconstructive Surgery Global Open (2016), kematian sel kulit mungkin terjadi akibat penyuntikan hyaluronic acid berlebihan ke pembuluh darah hidung.
Efek samping yang satu ini umumnya ditandai dengan nyeri hebat di area suntikan, kulit pucat, dan warna kulit tampak pucat hingga biru keabu-abuan
5. Komplikasi rusak jaringan hidung
Pada sebagian kasus, filler hidung bisa menimbulkan komplikasi parah seperti kerusakan jaringan hidung sampai kerusakan pembuluh darah.
Komplikasi ini juga terjadi ketika bahan filler masuk ke dalam pembuluh darah. Umumnya, kondisi tersebut bisa terjadi karena prosedur dilakukan oleh orang yang kurang kompeten.
Risiko pada penglihatan
Meski jarang, menyuntik bagian pembuluh darah bisa menghambat aliran darah dan menyebabkan gangguan pandangan hingga kebutaan. Segera ke dokter bila Anda mengalami penglihatan buram dan kehilangan pandangan.
Sebelum melakukan filler hidung, sebaiknya pilih dokter kulit atau dokter bedah plastik yang terdaftar di Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI).
Tanyakan dengan dokter tentang efek samping tersebut. Katakan juga jenis alergi yang mungkin Anda alami agar dokter bisa menyesuaikan bahan filler yang Anda gunakan.
Pastikan Anda menginginkan bentuk hidung yang realistis.