Biasanya, kuku akan direndam dalam aseton selama 10 menit atau lebih. Paparan bahan kimia tersebut bisa membuat lapisan kuku Anda semakin kering.
Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa perawatan yang tepat, kuku menjadi sangat rapuh dan mudah patah.
2. Infeksi
Menurut Lawrence E. Gibson, M.D, seorang ahli kesehatan kulit di Mayo Clinic menyebutkan bahaya pakai kuku palsu. Meski jarang terjadi, kuku palsu bisa meningkatkan risiko infeksi pada kuku.
Pemakaian kuku akrilik, menyebabkan adanya celah kuku. Area tersebut sangat mudah lembap, sehingga memungkinkan bakteri dan jamur berkembang. Jika kondisi ini terus berlanjut, infeksi bakteri dan jamur bisa terjadi.
Infeksi bakteri pada kuku Anda, akan menyebabkan kuku merah, bengkak, dan bernanah. Sementara, infeksi jamur akan membuat kulit sekitarnya jadi gatal, kuku berubah menjadi kekuningan dan mudah rapuh.
3. Alergi
Beberapa orang tertentu mungkin alergi terhadap bahan dari kuku palsu. Bahan kimia yang ada di dalamnya akhirnya bisa mengiritasi.
Jika Anda termasuk orang dengan kulit sensitif, salah satu bahaya kuku palsu yang kemungkinan akan terjadi adalah timbulnya reaksi alergi, misalnya kuku memerah, gatal, dan bengkak.
Jangan cemas, bahaya kuku palsu bisa diminimalisasi
Dilansir dari laman American Academy of Dermatology, kerusakan kuku akibat riasan kuku bisa diminimalisasi. Ikuti beberapa tipsnya berikut ini.
- Jangan terlalu sering menggunakan kuku palsu. Sesekali biarkan kuku Anda bersih dari cat, gel, ataupun akrilik. Manfaatkan penggunaan kuku palsu hanya untuk menghadiri acara tertentu, seperti pernikahan, pesta, atau acara lain, bukan penggunaan sehari-hari.
- Pilih salon kuku yang menggunakan sinar LED untuk mengeringkan kuku gel buatan ketimbang sinar UV. Sinar LED memancarkan radiasi yang lebih rendah dibanding sinar UV.
- Minta petugas salon untuk tidak memangkas kutikula saat kuku dibersihkan sebelum pemakaian kuku palsu. Kutikula melindungi kuku dan kulit sekitarnya dari infeksi.