Hampir setiap orang memiliki tahi lalat pada tubuhnya. Bintik cokelat atau hitam ini bisa menyebar di berbagai bagian tubuh. Tahi lalat bahkan bermanfaat membantu proses identifikasi tubuh atau mayat yang sulit dikenali.
Tahi lalat umumnya tidaklah berbahaya. Namun, perkembangan tahi lalat yang abnormal perlu Anda waspadai. Cari tahu informasi lengkap seputar tahi lalat berikut ini.
Apa itu tahi lalat?
Tahi lalat adalah bintik atau tonjolan cokelat kehitaman yang tumbuh di kulit. Dalam dunia medis, bintik-bintik ini dikenal dengan nama nevus melanositik.
Tahi lalat bisa muncul semenjak lahir atau masa awal kanak-kanak. Meski demikian, pada beberapa orang bintik hitam ini baru muncul pada usia 30-an.
Tonjolan dapat muncul di bagian tubuh manapun dan bentuknya bisa berubah seiring waktu. Terkadang tonjolan dapat berubah warna, ukuran, atau mungkin menghilang.
Kondisi ini bukanlah penyakit serius. Namun, pada beberapa kasus, kemunculan tahi lalat bisa menandakan suatu penyakit kulit.
Seberapa umum kondisi ini?
Hampir tiap orang punya satu atau dua bintik hitam di kulit. Ada yang ukurannya sangat kecil ada yang sangat besar sampai terlihat. Kondisi ini juga mampu memengaruhi pasien dalam segala golongan usia.
Tanda dan gejala tahi lalat
Bintik tahi lalat umumnya berwarna cokelat, tapi ada pula yang lebih gelap atau nyaris berwarna hitam.
Teksturnya juga berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang memiliki kondisi ini dengan tekstur yang halus, berkerut, datar, atau menonjol serta ditumbuhi rambut.
Bintik ini biasanya berbentuk lingkaran atau lonjong dengan garis pinggir yang samar. Biasanya ukuran bintik hanya berdiameter sekitar 6 milimeter.
Meski kebanyakan bintik yang muncul pada orang-orang tidaklah berbahaya, Anda tetap harus waspada bila bintik ini baru muncul setelah dewasa dan terus berkembang.
Berikut beberapa tanda tahi lalat berbahaya yang harus Anda waspadai.
- Tonjolan hitam punya dua atau lebih warna yang berbeda.
- Pinggiran bintik atau bercak yang tidak rata.
- Memiliki ujung yang bergerigi.
- Bintik mengeluarkan darah, tahi lalat terasa gatal, memerah, membengkak, atau berkerak.
- Muncul pada punggung, kaki, tangan, dan wajah.
- Ukurannya membesar dengan cepat.
Tahi lalat normal memiliki bentuk yang lebih rata dan batas yang halus serta warnanya lebih merata.
Terkadang, orang mengira bahwa tonjolan hitam ini sama dengan skin tag (daging tumbuh). Padahal, keduanya memiliki perbedaan. Beda dengan tahi lalat, skin tag tidak memiliki potensi menjadi kanker.
Kapan harus pergi ke dokter?
Walaupun sebagian besar tahi lalat adalah jinak (nonkanker), dalam kasus langka mereka dapat berkembang menjadi melanoma.
Melanoma adalah sejenis kanker kulit yang muncul di kulit, menyebabkan perdarahan, gatal-gatal, atau kulit memerah.
Anda harus mulai waspada bila bintik hitam tiba-tiba muncul dan disertai dengan gejala lain seperti keluar darah, cairan, atau gatal. Sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Perhatikan juga dengan seksama, apakah ada perubahan warna atau bentuk dari bintik yang sudah ada.
Penyebab tahi lalat
Pada dasarnya, bintik hitam kecokelatan ini muncul ketika sel kulit bernama melanosit tumbuh secara berkelompok.
Melanosit memiliki peran penting dalam struktur kulit manusia sebagai penghasil pigmen yang memberikan warna kulit. Mereka cenderung akan menggelap jika sering terpapar sinar matahari.
Memang, banyak orang yang terlahir dengan tahi lalat di kulitnya. Namun, ada juga orang-orang yang baru mengalami kemunculannya saat sudah dewasa.
Apakah tahi lalat berbahaya?
Tahi lalat umumnya tidak berbahaya. Bintik gelap ini bisa dimiliki oleh siapa pun tanpa memberikan dampak berarti bagi kesehatan.
Namun, dalam beberapa kasus, tahi lalat abnormal dapat menjadi salah satu pertanda kanker melanoma. Artinya terjadi perubahan warna atau bentuk pada tahi lalat yang muncul ketika dewasa.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pigment Cell and Melanoma Reserach melaporkan bahwa adanya mutasi genetik gen dengan nama BRAF pada tahi lalat yang tumbuh baru saat dewasa yang menimbulkan kanker.
Selain itu, 78% kasus bintik hitam kecokelatan yang muncul saat dewasa dilaporkan jinak, sisanya berisiko kanker.
Mutasi genetik BRAF dalam tubuh manusia diketahui ada di dalam sel melanoma. Akan tetapi, proses perubahan dari jenis jinak menjadi berisiko kanker belum diketahui.
Lalu, adanya interaksi sinar ultraviolet (UV), baik alami maupun buatan, diketahui menyebabkan kerusakan genetik yang dapat mengarah pada perkembangan melanoma dan kanker kulit lainnya.