Walaupun begitu, para ilmuwan belum berhasil memahami alasan mengapa tahi lalat bisa terbentuk atau apakah mereka memiliki fungsi tertentu.
6. Gen berpengaruh dalam banyaknya jumlah tahi lalat
Gen yang kita warisi dari orangtua, bersama dengan jumlah paparan matahari yang kita miliki (terutama selama masa kanak-kanak) adalah faktor utama penentu jumlah tahi lalat yang kita miliki.
Bila orang tua memiliki tahi lalat yang lebih banyak, maka besar kemungkinan anaknya akan lahir dengan tahi lalat. Warnanya bisa menggelap sebagai respons perubahan hormon tubuh, misalnya selama pubertas.
7. Tahi lalat terkadang juga bisa jadi penanda kanker kulit
Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya, tetapi dalam kasus langka, bisa menjadi tunas kanker. Dilansir dari American Cancer Society, seseorang yang memiliki banyak tahi lalat di tubuh dianggap berisiko lebih besar untuk mengidap kanker kulit melanoma daripada mereka yang bertahi lalat lebih sedikit atau tidak sama sekali.
Namun demikian, dugaan ini disanggah oleh sejumlah studi kesehatan, salah satunya oleh studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Dermatology Maret 2016 lalu.
Studi ini menunjukkan bahwa sedikit banyaknya jumlah tahi lalat tidak berkaitan langsung dengan risiko kanker kulit melanoma, begitu pula dengan rambut yang bertumbuh, melainkan tipe dari tahi lalat itu sendiri.
8. Tahi lalat yang lebih besar bisa berpotensi kanker
Memang, tahi lalat termasuk dalam tumor kulit yang tak berbahaya, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali risiko terhadap kanker terutama bila ukurannya melebihi 1,25 cm.
Maka dari itu, bila Anda memiliki tahi lalat yang lebih besar dan jumlahnya lebih banyak, waspadalah dengan perubahan yang terjadi pada tampilannya. Perhatikan bila tahi lalat semakin membesar atau memiliki tepi yang tak beraturan, Anda mungkin harus segera periksa ke dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar