backup og meta

Dermatitis Neglecta, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Dermatitis Neglecta, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Membersihkan tubuh memang penting untuk menjaga kesehatan. Selain untuk membersihkan daki, tubuh yang kotor rentan terpapar risiko penyakit, salah satunya dermatitis neglecta atau disebut juga dengan dermatosis neglecta. Apa bedanya dengan dermatitis biasa? Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Apa itu dermatitis neglecta?

Dermatitis neglecta (DN) adalah peradangan kulit yang muncul akibat tidak menjaga kebersihan tubuh. 

Akibat jarang membersihkan tubuh, keringat, minyak, sel kulit mati, debu, dan bakteri akan mengumpul di kulit. Kotoran kulit yang menumpuk ini bisa memicu peradangan di kulit.

Tanda dan gejala dermatitis neglecta

Beberapa tanda dermatosis neglecta yang  bisa Anda temukan adalah:

  • warna kulit menggelap dibandingkan warna kulit asli,
  • kulit bersisik dan berkerak di area tertentu, dan
  • kondisi kulit yang normal di bawah kerak.

Penyebab dan faktor risiko dermatitis neglecta

Penyebab utama dermatosis neglecta adalah berkumpulnya kotoran pada kulit.

Sementara itu, beberapa faktor risiko berikut bisa memicu penyakit kulit ini.

1. Masalah kejiwaan

Mengutip riset terbitan Indian Journal of Psychological Medicine, penderita gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, lebih rentan mengalami dermatosis neglecta.

Penyebabnya adalah gangguan psikologis dapat membuat kesadaran seseorang untuk membersihkan tubuh berkurang.

Kelalaian ini menyebabkan kotoran kulit menumpuk dalam jangka waktu panjang. Hasilnya, kerak dan sisik pun timbul pada kulit dan dermatitis muncul. Kondisi ini juga meningkatkan risiko infeksi jamur pada kulit.

2. Rasa sakit pada bagian tertentu

Dermatitis neglecta bisa hadir ketika Anda merasakan sakit di area tertentu. Bagaimana hubungannya?

Beberapa orang bisa merasakan rasa nyeri saat menggosok kulit dengan sabun, tangan, lap, atau sikat mandi. 

Rasa sakit ini membuat seseorang tidak nyaman dan berhenti membersihkan kulit. Lama-kelamaan, kotoran pun berkumpul dan memicu terjadinya peradangan.

3. Mengalami luka pada kulit

Banyak yang percaya bahwa air dapat memperlambat penyembuhan luka, baik luka cedera maupun luka pasca-operasi. Tak jarang beberapa orang abai terhadapan perawatan kebersihan luka.

Padahal, tidak membersihkan luka justru bisa membuat kotoran dan sel kulit mati menumpuk dan menimbulkan dermatitis neglecta.

4. Berkurangnya kemampuan tangan dan lengan

Tangan dan lengan biasanya digunakan untuk menyeka dan menggosok-gosok kulit. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat fungsi tangan tidak optimal, mulai dari penyakit saraf hingga cacat fisik.

Keterbatasan ini membuat proses pembersihan kulit tidak maksimal. Tangan dan lengan kesulitan menggosok kulit dan menjangkau di beberapa area tubuh tertentu.

Jadi, kotoran dan sel kulit masih tertinggal. Lama-kelamaan, dermatitis neglecta pun muncul.

5. Perawatan kulit yang salah

Meski sudah merawat kulit dengan baik, ternyata tetap ada risiko mengalami keluhan pada kulit ini.

Menurut penelitian dalam jurnal Acta Dermatovenerologica, ada kasus seseorang yang salah mengartikan panduan perawatan kulit setelah prosedur facial peeling.

Biasanya, pasien disarankan untuk tidak mencuci muka langsung dengan waslap sesaat setelah facial peeling. Namun, pasien justru tidak mencuci muka dalam jangka waktu yang lama sehingga mengalami dermatitis. 

Selain itu, kasus dari riset terbitan Annals of Dermatology menunjukkan ada seseorang yang mengalami dermatitis neglecta akibat mengoleskan pelembap wajah yang berat secara berlebihan.

Kebiasaan ini tidak diikuti dengan mengeksfoliasi kulit yang ideal. Terlebih, pembersih wajahnya terlalu lembut sehingga tidak mampu mengangkat sisa pelembap.

Diagnosis dermatitis neglecta

Dermatitis kontak iritan

Untuk menegakkan diagnosis, hal pertama yang akan dokter lakukan adalah  mengusap bagian kulit yang bermasalah dengan alkohol. Cara ini membantu kerak dan sisik kulit mengelupas dengan baik.

Setelah itu, dokter akan melihat kondisi kulit di bawah sisik. Bila kondisinya normal, ada kemungkinan seseorang mengalami dermatosis neglecta.

Jika masih ada sisa sisik setelah menyeka dengan alkohol, dokter juga akan melakukan proses biopsi atau mengambil sampel kulit yang bermasalah.

Namun, prosedur ini menimbulkan rasa tidak nyaman. Jadi, sebisa mungkin dokter tidak menggunakan biopsi untuk mendiagnosis kondisi kulit ini.

Perlu Anda ketahui, mendiagnosis dermatitis neglecta ternyata cukup sulit karena gejala yang timbul menyerupai berbagai jenis masalah kulit lainnya.

Saat menentukan diagnosis, dokter akan mempertimbangkan kondisi berikut sebagai penyebab dari gejala yang Anda alami. 

  • Acanthosis nigricans, yakni kulit menggelap di area lipatan tubuh.
  • Dermatitis artefacta atau luka kulit yang muncul secara sengaja.
  • Panu.

Tak lupa, dokter akan mencari tahu adakah penyakit yang berkaitan dengan dermatitis neglecta, seperti nyeri otot kronis atau masalah saraf pada tangan dan lengan.

Pengobatan dermatitis neglecta

Untuk mengatasi dermatitis neglecta, dokter akan membersihkan kulit yang bersisik dengan air dan sabun lalu menggosoknya dengan waslap.

Membersihkan kulit membuat perubahan yang cukup signifikan. Sel kulit mati dan kotoran akan segera terangkat.

Dokter juga bisa mengusap kasa dengan alkohol isopropil untuk mempercepat pengelupasan kulit.

Pada kasus yang parah, dokter akan merekomendasikan penggunaan bahan-bahan eksfoliasi, seperti:

  • urea,
  • asam retinoat, dan
  • senyawa AHA dan BHA, di antaranya asam salisilat, asam glikolat, dan asam laktat.

Jika diketahui ada gangguan lain yang membuat pasien sulit membersihkan kulitnya, dokter juga memberikan pengobatan untuk mengatasi gangguan tersebut. 

Berapa lama dermatitis bisa sembuh?

Lama kesembuhan dermatitis berbeda-beda tergantung keparahan dan cara penanganan. Namun, jika ditangani dengan baik, dermatitis dapat sembuh dalam waktu 2 minggu.

Pencegahan dermatitis neglecta

manfaat mandi malam

Pencegahan dermatosis neglecta cukup sederhana, cukup dengan menjaga kebersihan tubuh setiap hari.

Selalu mandi dua kali sehari untuk menghilangkan minyak, kotoran, dan bakteri dari kulit Anda.

Jangan lupa untuk menggosok area yang tersembunyi dan sulit dijangkau, seperti ketiak, lipatan siku, sela-sela jari kaki, dan punggung.

Bila kesulitan menggunakan tangan atau menjangkau area tertentu, Anda bisa mendapatkan pertolongan dari orang yang Anda percaya atau perawat.

Jika Anda memiliki luka operasi, tetap konsultasikan dengan dokter. Dokter akan memberi tahu cara merawat luka operasi yang benar.

Bila Anda mencurigai adanya dermatitis neglecta, jangan ragu untuk segera temui dokter kulit terdekat. Dengan penanganan lebih lanjut, keluhan ini bisa terkendali dan sembuh.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dermatitis neglecta. (2017). Retrieved 8 Desember 2023, from https://dermnetnz.org/topics/dermatitis-neglecta 

Saha, A., Seth, J., Sharma, A., & Biswas, D. (2015). Dermatitis neglecta–A dirty dermatosis: Report of three cases. Indian Journal of Dermatology, 60(2), 185.

Singh, P., Kar, S. K., Kumari, R., & Gupta, S. K. (2015). Dermatosis neglecta in schizophrenia: a rare case report. Indian Journal of Psychological Medicine, 37(1), 93-95.

Lopes, S., Vide, J., Antunes, I., & Azevedo, F. (2018). Dermatitis neglecta: a challenging diagnosis in psychodermatology. Acta Dermatovenerologica Alpina, Pannonica, et Adriatica, 27(2), 109-110.

Moon, J., Park, H. S., Yoon, H. S., & Cho, S. (2017). A case of dermatosis neglecta caused by an inappropriate habit of applying a moisturizer. Annals of Dermatology, 29(5), 657-659.

Versi Terbaru

12/12/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kegunaan Eksfoliasi Kulit Wajah dan Dua Teknik Utamanya

6 Kondisi Kesehatan Penyebab Kulit Bersisik


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 12/12/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan