Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Polip lambung adalah kumpulan sel yang tumbuh menjadi jaringan abnormal pada dinding lambung.
Kebanyakan polip tidak menimbulkan gejala sehingga baru terdeteksi pada pemeriksaan dokter untuk mendiagnosis kondisi lainnya.
Benjolan yang terbentuk pada organ lambung umumnya tidak berbahaya. Meski begitu, ada pula jenis polip yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan jenis polip yang Anda miliki.
Tergantung jenisnya, jaringan abnormal mungkin muncul satu demi satu atau secara berkelompok pada area tertentu di dalam lambung.
Lokasi munculnya polip dapat membantu dokter mengenali jenis polip dan penanganan yang dibutuhkan.
Polip lambung dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari segala kelompok usia. Namun, risikonya meningkat pada lansia berusia 65 tahun ke atas
Jenis polip tertentu, seperti polip kelenjar fundus, lebih umum ditemukan pada wanita paruh baya.
Polip pada lambung terbagi menjadi dua kategori, yaitu neoplastik dan non-neoplastik.
Polip neoplastik adalah jaringan yang berpeluang menyebabkan kanker lambung, sedangkan polip non-neoplastik bersifat jinak.
Di bawah kategori tersebut, polip terbagi lagi menjadi tiga jenis sebagai berikut.
Ini merupakan jenis polip yang paling umum. Sesuai dengan namanya, benjolan terbentuk pada fundus, yaitu bagian atas lambung yang berbentuk melengkung.
Saat terdeteksi, polip biasanya muncul dalam kelompok dan tampak seperti benjolan yang rata.
Polip kelenjar fundus jarang sekali berkembang menjadi kanker. Penyebabnya diduga berkaitan dengan konsumsi obat penghambat pompa proton (PPI).
Obat ini digunakan untuk meredakan maag dan sejumlah gangguan pencernaan terkait asam lambung.
Polip hiperplastik muncul secara berkelompok dan menyebar pada seluruh permukaan dinding lambung.
Selain itu, polip hiperplastik juga dapat ditemukan di dekat lapisan lambung yang terluka.
Pembentukan jaringan hiperplastik kerap berawal dari iritasi atau peradangan pada lambung, biasanya akibat infeksi Helicobacter pylori atau gastritis (radang lambung). Setelah radang atau iritasi membaik, polip juga dapat menghilang.
Jaringan hiperplastik umumnya tidak tumbuh menjadi kanker, tapi orang-orang dengan kondisi ini kemungkinan lebih rentan mengalami kanker lambung. Ini sebabnya dokter perlu memeriksa jaringan di sekitar polip untuk mendeteksi tanda-tanda kanker.
Polip adenoma termasuk dalam kelompok polip neoplastik. Ini berarti benjolan yang terbentuk berpeluang menjadi kanker.
Orang yang memiliki polip adenoma juga lebih berkemungkinan mengalami kanker pada usus atau bagian lain tubuhnya.
Mengingat sifatnya yang seperti kanker, semua polip adenoma harus diangkat dengan prosedur endoskopi.
Apabila jumlah polip cukup banyak atau kanker telah menyebar, dokter kemungkinan akan menyarankan operasi.
Benjolan pada dinding lambung umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Gejala baru muncul begitu polip membesar dan terbentuk luka pada permukaannya. Pada kasus yang langka, polip dapat menyumbat akses menuju usus halus.
Polip yang membesar dan membentuk luka dapat menyebabkan gejala berupa:
Polip dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan yang lain. Banyak dari gejala tersebut bisa membaik dengan sendirinya.
Meski demikian, segeralah pergi ke dokter bila Anda mengalami BAB berdarah atau gejala lain yang mengkhawatirkan.
Pembentukan polip dapat disebabkan oleh beragam faktor. Meski demikian, polip umumnya terbentuk sebagai respons tubuh ketika dinding saluran pencernaan mengalami kerusakan.
Berikut beberapa penyebab polip yang paling umum.
Infeksi bakteri Helicobacter pylori diketahui berkaitan erat dengan pembentukan polip lambung. Ini karena infeksi yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan luka pada dinding lambung.
Lama-kelamaan, polip dapat terbentuk di sekitar luka tersebut.
Gastritis kronis alias yang berlangsung lama dapat menyebabkan pembentukan polip hiperplastik dan adenoma.
Polip hiperplastik berukuran kecil memang tidak bersifat kanker, tapi adenoma dapat meningkatkan risiko kanker secara signifikan.
Obat PPI adalah salah satu obat andalan untuk maag dan penyakit GERD.
Banyak pengguna rutin obat PPI akan berisiko memiliki polip kelenjar fundus, tetapi polip biasanya berukuran kecil dan tidak berbahaya.
Beberapa orang mungkin mewarisi gen tertentu yang membuat sel-sel lambung justru tumbuh menjadi polip kelenjar fundus.
Kondisi yang dikenal sebagai familial adenomatous polyposis ini berpeluang menyebabkan kanker pada lambung dan usus.
Berikut sejumlah faktor yang membuat Anda lebih berisiko memiliki polip pada saluran pencernaan.
Dokter dapat mendeteksi jaringan abnormal pada lambung dengan endoskopi saluran cerna bagian atas. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung panjang lentur yang disebut endoskop ke dalam lambung pasien.
Kamera pada endoskop akan menampilkan kondisi lambung Anda secara langsung, termasuk apakah terdapat benjolan pada permukaannya.
Selain itu, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan polip untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Pengobatan polip akan ditentukan dari jenisnya. Berikut pilihan pengobatan yang bisa dilakukan.
Anda dapat mencegah pembentukan polip dengan menghindari faktor-faktor yang bisa dikendalikan. Misalnya, jika polip disebabkan oleh obat PPI, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter untuk menggantinya dengan obat lain.
Sementara itu, bila polip berawal dari infeksi H. pylori, Anda bisa berupaya mencegah infeksi kembali di kemudian hari. Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan makanan dan mencuci tangan, sebab keduanya merupakan sarana penularan H. pylori yang paling umum.
Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter apabila Anda mengalami gejala gangguan pencernaan yang mungkin berkaitan dengan polip. Dokter bisa membantu memberikan penanganan lanjutan yang terbaik untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar