Perut sakit melilit adalah keluhan umum yang sering dikaitkan dengan gangguan pencernaan ringan, seperti masuk angin, maag, atau makan terlalu banyak. Namun, tahukah Anda bahwa perut melilit bisa menjadi gejala dari kondisi yang jarang diketahui?
Berbagai penyebab sakit perut melilit
Pada banyak kasus, sakit melilit di perut bisa berlangsung cepat dan hilang sendiri. Akan tetapi, bila kondisi ini disertai demam, mual, muntah, hingga perubahan warna urine, Anda perlu lebih waspada.
Penting bagi Anda untuk mengetahui sumber masalahnya agar bisa melakukan cara penanganan yang tepat.
Berikut berbagai penyebab kenapa perut sakit melilit yang jarang disadari banyak orang.
1. Sindrom iritasi usus (IBS)
Selain kram, penderita irritable bowel syndrome (IBS) sering mengalami nyeri perut melilit, perut kembung, dan perubahan pola buang air besar.
Keluhan ini biasanya berlangsung dalam jangka panjang dan bisa hilang timbul selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
IBS sendiri lebih sering muncul pada usia dewasa muda dan banyak dipengaruhi oleh faktor psikologis, seperti stres dan kecemasan, serta pola makan kurang serat.
2. Radang usus buntu
Radang usus buntu biasanya diawali dengan sakit melilit di sekitar pusar, kemudian nyerinya bergeser ke perut kanan bawah seiring waktu.
Rasa sakit ini cenderung makin tajam dan menetap, bahkan bisa membuat Anda sulit berdiri tegak.
Selain nyeri, gejala lain yang sering menyertai meliputi demam ringan, mual, muntah, hilangnya nafsu makan, hingga nyeri hebat saat perut ditekan.
3. Batu empedu
Batu empedu adalah kristal padat yang terbentuk di dalam kantung empedu dan bisa menimbulkan nyeri perut melilit di perut kanan atas, tepat di bawah tulang rusuk.
Rasa nyerinya sering datang secara mendadak dan bisa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.
Biasanya, gejala batu empedu semakin terasa parah setelah Anda mengonsumsi makanan berlemak. Lemak memicu kantung empedu berkontraksi lebih kuat untuk melepaskan cairan empedu.
4. Penyakit radang panggul (PID)

Pada wanita, infeksi di organ reproduksi seperti pelvic inflammatory disease (PID) bisa memicu nyeri melilit di perut bagian bawah yang biasanya terasa semakin parah saat beraktivitas.
Selain nyeri, gejala lain yang sering muncul meliputi keputihan berbau tidak sedap, demam, nyeri saat buang air kecil, hingga perdarahan di luar siklus haid.
Jika dibiarkan, PID bisa menimbulkan komplikasi serius seperti penyumbatan saluran tuba dan gangguan kesuburan.
5. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) juga bisa menyebabkan sakit perut yang melilit, terutama di bagian perut bawah atau panggul.
Selain nyeri melilit, gejala ISK sering disertai rasa perih saat buang air kecil, keinginan buang air kecil lebih sering, urine berbau tajam atau keruh, bahkan demam bila infeksi sudah menyebar.
ISK terjadi ketika bakteri masuk dan berkembang biak di saluran kemih, seperti uretra dan kandung kemih.
6. Batu ginjal
Batu ginjal bisa memicu nyeri melilit tajam dan hebat, biasanya dimulai dari pinggang dan menjalar ke perut bagian bawah, hingga ke area selangkangan.
Rasa nyerinya sering datang bergelombang dan membuat penderitanya gelisah karena sulit menemukan posisi nyaman saat beraktivitas.
Selain nyeri melilit, gejala lainnya meliputi sakit saat buang air kecil, sensasi seperti terbakar, sering ingin buang air kecil, hingga urine berwarna keruh atau bercampur darah.
Pada beberapa kasus, penderita juga bisa mengalami mual dan muntah akibat nyeri hebat.
7. Stres dan gangguan psikosomatik
Stres berat dan kecemasan bisa membuat saluran cerna berkontraksi berlebihan sehingga memicu perut melilit dan rasa tidak nyaman.
Kondisi ini terjadi karena adanya hubungan erat antara otak dan usus, yang dikenal sebagai gut-brain axis. Jadi, perubahan emosi dan tekanan psikologis bisa memengaruhi kerja sistem pencernaan.
Dikutip dari salah satu penelitian dalam jurnal Signal Transduction and Targeted Therapy, gejala perut melilit bisa begitu terasa dan berlangsung cukup lama meski bukan disebabkan masalah organik seperti luka atau infeksi pencernaan.
Nyeri perut yang berkaitan dengan gangguan psikosomatik bahkan bisa memengaruhi nafsu makan, pola tidur, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
8. Keracunan makanan

Keracunan makanan bisa memicu perut melilit hebat, biasanya disertai mual, muntah, menceret, diare keluar darah, dan terkadang demam.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau racun.
Dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah makan, tubuh berusaha mengeluarkan zat berbahaya itu sehingga saluran pencernaan berkontraksi lebih sering dan kuat. Akibatnya, hal ini memunculkan nyeri melilit.
9. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan memicu gejala seperti nyeri perut melilit, dada terasa panas (heartburn), hingga rasa pahit di mulut.
Selain nyeri dan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, GERD bisa menyebabkan perut kembung, sering bersendawa, hingga batuk kering dan suara serak terutama saat bangun tidur.
Faktor pemicunya meliputi kebiasaan makan terlalu banyak, langsung berbaring setelah makan, obesitas, hingga sering mengonsumsi makanan pedas, asam, dan berlemak.
Cara mengatasi sakit perut melilit
Cara mengatasi sakit perut melilit dilakukan berdasarkan penyebabnya. Salah satu contohnya, apabila disebabkan oleh GERD, konsumsi obat GERD bisa meredakan gejala ini.
Namun, terdapat juga beberapa cara umum untuk menangani perut melilit agar segera hilang yaitu sebagai berikut.
- Istirahat cukup dan hindari aktivitas berat sementara waktu.
- Minum banyak air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
- Kompres perut dengan air hangat untuk merelaksasi otot.
- Hindari makanan pemicu, seperti pedas, asam, dan berlemak.
- Konsumsi makanan untuk orang sakit yang lunak dan mudah dicerna, seperti bubur atau roti
- Minum teh hangat, seperti jahe atau peppermint, untuk menenangkan perut
Sakit perut melilit memang sering dianggap sepele, tetapi bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Jika nyeri berlangsung lama, semakin parah, atau disertai gejala lain seperti demam, muntah, hingga perdarahan, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai agar keluhan cepat membaik dan kesehatan tetap terjaga.
Kesimpulan
- Sakit perut melilit bisa disebabkan oleh IBS, radang usus buntu, batu empedu, infeksi, batu ginjal, stres, keracunan makanan, hingga GERD.
- Untuk meredakan nyeri perut yang melilit, Anda bisa istirahat yang cukup, banyak minum air, kompres hangat, dan hindari makanan pemicu. Pengobatan medis untuk nyeri yang berat perlu disesuaikan dengan kondisi penyebabnya, maka berkonsultasilah segera dengan dokter.
[embed-health-tool-bmr]