Ketika radang usus buntu terjadi, nyeri di perut sebelah kanan bawah akan timbul. Agar tidak semakin parah dan terhindar komplikasi, usus buntu harus segera ditangani. Lantas, adakah cara ampuh untuk mencegah usus buntu?
Cara terbaik untuk mencegah usus buntu
Usus buntu sebenarnya merupakan organ kecil yang terletak pada ujung usus besar. Usus buntu punya peran yang berhubungan dengan sistem imun. Namun, organ ini kerap kali mengalami penyumbatan yang dikenal dengan penyakit radang usus buntu (apendisitis).
Penyakit apa pun termasuk radang usus buntu tentu lebih baik dicegah ketimbang diobati. Hal tersebut mengingat radang usus buntu dapat menyebabkan dampak yang fatal dan umumnya pengobatan berujung dengan operasi usus buntu yang memakan biaya.
Menurut Cleveland Clinic, tidak ada cara khusus untuk mencegah radang usus buntu. Meski begitu, beberapa langkah pendekatan dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya apendisitis.
Berbagai cara yang berpotensi mencegah usus buntu
Tidak ada cara yang secara langsung dapat mencegah radang usus buntu. Akan tetapi, bukan berarti Anda berpasrah diri tanpa melakukan usaha apa pun. Tindakan pencegahan apendisitis akan dilakukan dengan menyesuaikan penyebab radang usus buntu.
Pada kebanyakan kasus, usus buntu yang meradang disebabkan oleh penyumbatan, infeksi, dan masalah kesehatan tertentu.
Lebih jelasnya, berikut beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan yang berujung pada apendisitis.
1. Makan makanan berserat
Penyumbatan pada usus buntu bisa terjadi karena adanya fekalit. Fekalit adalah penumpukan feses yang mengeras. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada orang yang kurang makanan berserat.
Hal ini juga terlihat pada studi yang pernah dilakukan oleh peneliti dari Universitas Sumatera Utara pada 2016. Studi ini menunjukkan, 14 dari 19 anak dengan kasus radang usus buntu akut diketahui jarang mengonsumsi makanan berserat.
Oleh karena itulah banyak ahli kesehatan yang menyarankan konsumsi makanan berserat sebagai salah satu cara mencegah radang usus buntu akibat fekalit.
Serat makanan membantu menarik lebih banyak air ke usus besar sehingga tekstur feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, serat juga merangsang gerakan usus tetap normal. Itu artinya, baik makanan maupun feses akan melewati usus dengan lancar tanpa menimbulkan penumpukan.
Tidak hanya sampai di situ. Penelitian lain yang dimuat dalam Biochemical Journal memperoleh hasil bahwa makanan kaya akan serat bisa membantu memelihara bakteri baik yang di dalam sistem pencernaan.
Anda bisa meningkatkan asupan makanan berserat dari sayur, buah, maupun kacang-kacangan, seperti apel, buah pir, pisang, brokoli, bayam, atau kacang polong.
Hindari beberapa makanan penyebab usus buntu, seperti makanan pedas yang penuh biji cabai.
2. Minum air putih
Agar cara mencegah radang usus buntu yang Anda lakukan efektif, seimbangkan konsumsi makanan berserat dengan cukup minum air.
Rajin minum air tidak hanya mencegah dehidrasi, tapi juga mendukung kinerja usus dan serat makanan berfungsi dengan baik di usus. Jika serat menarik air ke usus, tapi persediaan air di tubuh tidak mencukupi, serat tetap tidak bisa melunakkan feses.
Oleh karena itu, pastikan Anda cukup minum air putih setiap hari, setidaknya 8 gelas per hari. Selain air putih, Anda juga bisa mendapatkan cairan dari jus buah atau sup.
3. Makan dengan tenang
Anda juga perlu menerapkan cara makan yang baik untuk mencegah radang usus buntu. Pasalnya, studi pada Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine menunjukkan bahwa 1 dari 7 kasus usus buntu terjadi akibat adanya penyumbatan partikel makanan.
Dari studi tersebut, disarankan bagi Anda untuk makan secara perlahan dan fokus bila ingin terhindar dari radang usus buntu. Pusatkan konsentrasi Anda sepenuhnya dan kunyah makanan sampai halus.
Dengan begitu, Anda bisa lebih waspada saat ada partikel makanan yang tersisa dan memastikan makanan sudah benar-benar halus saat ditelan.
Pada waktu tersebut, Anda juga sebaiknya tidak mengobrol, main ponsel, atau melakukan berbagai kegiatan yang memecah konsentrasi.
4. Konsumsi makanan mengandung probiotik
Selain penyumbatan, radang usus buntu juga dapat terjadi akibat adanya infeksi bakteri. Perlu diketahui, terdapat ribuan bakteri yang hidup di dalam usus Anda. Bakteri ini bisa bersifat baik atau buruk bagi pencernaan.
Hal yang harus Anda lakukan adalah menjaga kestabilan jumlah antara bakteri yang baik dan bakteri yang buruk. Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, tempe, atau kimchi.
Meskipun bukan cara yang dapat mencegah usus buntu secara langsung, konsumsi makanan probiotik tetap penting guna menjaga kesehatan sistem pencernaan.
5. Rutin cek kesehatan ke dokter
Ada beberapa orang yang lebih rentan terkena radang usus buntu, salah satunya adalah kelompok orang yang pernah mengalami cedera traumatis atau tumor di perut. Orang yang berisiko ini harus menerima perawatan medis yang sesuai.
Dengan mengobati kondisi tersebut, kemungkinan risiko radang usus buntu juga menurun. Ini menjadi salah satu cara mencegah terjadinya peradangan pada usus buntu bagi orang yang berisiko.
Cara mencegah usus buntu bertambah parah
Tindakan pencegahan tidak hanya sebatas menghindari terjadinya penyakit usus buntu, tapi juga meminimalisasi keparahan gejala dan komplikasi. Cara ampuh untuk menghindari keparahan radang buntu ini yaitu dengan memahami beberapa gejala yang ditimbulkan.
Ada beberapa gejala radang usus buntu yang umum terjadi yaitu sebagai berikut.
- Sakit perut di sisi kanan bawah perut.
- Rasa sakit semakin bertambah buruk ketika Anda bergerak, batuk, atau bersin.
- Mual, muntah, perut kembung, dan nafsu makan menurun.
- Sembelit atau diare.
- Demam karena tubuh berusaha melawan infeksi.
- Pada anak, perutnya terlihat membengkak dan terasa halus ketika ditekan pelan.
Jika Anda merasakan gejala di atas dan mencurigainya sebagai radang usus buntu, segera periksa ke dokter. Jangan sepelekan gejalanya dalam waktu 48 – 72 jam karena abses akan terbentuk dan usus buntu yang meradang bisa pecah.
Bila usus buntu sudah pecah, infeksi akan keluar dari rongga perut dan menyebar area tubuh lainnya.
Bahkan, bakteri bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan keracunan darah (septikemia). Kondisi ini dapat menyebabkan kematian karena darah yang terkontaminasi bisa dialirkan ke seluruh tubuh, termasuk jantung, otak, dan paru-paru.
[embed-health-tool-bmr]