Maag karena peradangan pada lambung atau gastritis terbagi menjadi dua, yakni kronis dan akut. Maag akut mengarah pada gejala yang muncul mendadak dengan rasa sakit lebih parah, tapi cepat reda. Maag akut bisa diredakan dengan minum obat, baik tanpa resep maupun diresepkan dokter. Namun, apa saja pilihan obatnya? Yuk, lihat rekomendasi obatnya berikut ini.
Pilihan obat untuk mengatasi maag akut
Ketika maag karena gastritis yang Anda alami tergolong akut, akan timbul berbagai gejala khas. Gejala maag akut meliputi nyeri perut, mual, muntah, perut kembung, nafsu makan menurun, hingga turunnya berat badan. Namun, yang sangat membedakan maag akut akibat gastritis dengan maag kronis, yakni waktu pemulihannya.
Ketimbang maag kronis, waktu yang diperlukan tubuh untuk kembali sembuh pada maag akut cenderung lebih singkat. Selain itu, proses pengobatan maag kronis juga dilakukan dengan menghindari pemicu beserta dilakukan pemberian obat-obatan.
Sementara pada maag akut, pemulihan dilakukan dengan cara bervariasi sesuai penyebabnya. Anda akan diminta untuk menghindari segala bentuk pemicu kondisi ini.
Sebagian besar kasus maag akut karena gastritis bisa sembuh dalam beberapa hari atau minggu setelah dilakukan pencegahan terhadap semua pemicu. Namun, pemberian obat bebas maupun resep juga bisa dilakukan sebagai perawatan tambahan.
Pada dasarnya, obat maag akut dan kronis yang disebabkan oleh gastritis tidak jauh berbeda. Hanya saja, dosis dan aturan minumnya dibedakan.
Berikut berbagai obat yang biasanya diminum untuk mengatasi gejala maag akut, baik tanpa maupun dengan resep dokter.
1. Antasida
Pilihan obat maag akut yang bisa dibeli bebas di apotek yakni antasida. Cara kerja antasida yakni dengan menetralkan kadar asam di dalam lambung berkat kandungan magnesium, natrium, kalsium, dan berbagai bahan lain di dalamnya.
Ketika Anda mengalami maag akut yang disebabkan oleh gastritis, dosis minum obat bisa lebih sering. Anda biasanya dianjurkan untuk minum obat antasida ini sesuai dengan arahan dari apoteker maupun petunjuk konsumsi obat.
Obat maag kronis ini diketahui dapat mempengaruhi kinerja obat lain. Oleh karena itu, Anda harus menunggu sekitar 2 hingga 4 jam, bila ingin minum obat lain. Menurut National Health Service, beberapa pilihan obat antasida antara lain kalsium karbonat, natrium karbonat, dan aluminium hidroksida.
Antasida biasanya tidak disarankan untuk digunakan dalam waktu lama karena dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Ada pun efek samping yang mungkin terjadi meliputi perut kram, sembelit, diare atau mual dan muntah.
2. H-2 receptor blockers
Obat h-2 receptor blockers juga bisa dikonsumsi guna mengatasi maag akut akibat gastritis, karena membantu mengurangi produksi asam pada lambung. Contoh obat ini meliputi famotidine (Pepcid®) dan cimetidine (Tagamet®).
Namun, Anda tidak bisa sembarangan saat membeli obat ini. Pasalnya, dosis rendah dari obat maag akut memang bisa dibeli secara bebas, tapi untuk dosis yang lebih kuat hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Supaya hasilnya lebih optimal, pahami aturan konsumsi obat ini dari apoteker, dokter, maupun label kemasan obat. H-2 receptor blocker umumnya bisa diminum selama 10-60 menit sebelum makan.
Seperti obat lainnya, H-2 receptor blocker bisa menyebabkan efek samping, seperti diare, sakit kepala, pusing, kelelahan, dan muncul ruam pada kulit.
3. Proton pump inhibitors (PPI)
Proton pump inhibitors (PPI) atau penghambat pompa proton adalah obat untuk mengatasi maag akut yang disebabkan oleh gastritis. Sama seperti obat h-2 receptor blocker, obat PPI juga bisa Anda peroleh dengan bebas untuk dosis rendah.
Sementara untuk dosis kuatnya, obat maag akut ini hanya bisa didapatkan melalui resep dokter dan disesuaikan dengan kondisi yang Anda alami. Contoh obat PPI yakni omeprazole (Prilosec®) dan esomeprazole (Nexium®) yang bertugas dengan menghambat produksi asam lambung.
Perhatikan aturan minum obat PPI dari apoteker, dokter, maupun label kemasan obat. Anda biasanya disarankan untuk meminumnya hanya 1 hari sekali, dan tidak boleh diminum terus-menerus selama lebih dari 14 hari.
4. Obat coating agent
Obat ini bertujuan untuk melindungi lapisan perut, sekaligus mencegah kerusakan lambung bagi orang yang rutin minum obat NSAID.
Berdasarkan resep dokter, obat maag akut yang sering diberikan yakni sucralfate (Carafte®), dan misoprostol (Cytotec®). Aturan minum sucralfate biasanya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Sementara misoprostol bisa diminum saat makan dan menjelang tidur. Patuhi dosis dan aturan minum obat maag akut ini sesuai arahan dokter. Anda dilarang menggunakan obat ini jika dalam 30 menit sebelumnya Anda minum antasid.
Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah Anda minum obat ini, yaitu ruam dan gatal pada kulit, susah tidur, pusing atau sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Pada wanita yang sedang menstruasi, obat bisa menyebabkan perdarahan lebih banyak dari biasanya dan perut kram.
5. Antibiotik
Pada beberapa kasus, maag akut karena gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, membutuhkan antibiotik untuk mengobatinya. Jenis antibiotik tersebut misalnya amoksisilin, klaritromisin, dan tetrasiklin (tidak boleh diminum anak di bawah 12 tahun).
Obat maag akut ini hanya bisa dibeli melalui resep dokter, sehingga tidak dijual secara bebas di apotek. Pasalnya, sembarangan menggunakan obat bisa menyebabkan kelebihan dosis yang bisa meningkatkan risiko resistensi antibiotik.
Hal ini menandakan bahwa bakteri sudah lebih kebal dengan antibiotik, dan perlu antibiotik lain yang lebih kuat sebagai penggantinya.
Antibiotik aman untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat antasida, h-2 receptor blocker, maupun PPI. Perhatikan dosis minum antibiotik sesuai saran dokter maupun apoteker Anda.
Umumnya, pengobatan dengan antibiotik dapat memakan waktu selama 10 hari sampai 4 minggu, tergantung kondisi kesehatan Anda.
Pilih obat maag akut sesuai dengan penyebabnya
Berdasarkan ulasan di atas, ada berbagai macam obat yang bisa Anda pilih untuk mengatasi maag akut. Namun, perlu Anda ketahui bahwa setiap golongan obat memiliki kinerja yang berbeda-beda. Itu artinya, Anda tidak boleh sembarang memilih obat.
Cari tahu lebih dahulu penyebabnya, kemudian barulah pilih obat yang sesuai. Guna mengetahui penyebab pastinya, pemeriksaan dokter perlu dilakukan.
Pemeriksaan dokter tidak hanya diperlukan untuk mengetahui penyebab maag kronis saja. Dokter juga bisa mengawasi penggunaan obat, terutama pada orang dengan masalah kesehatan tertentu, seperti masalah pada ginjal, kerusakan pada hati, penyakit jantung dan hipertensi serta ibu hamil atau menyusui.
Obat maag akut biasa tidak mempan, konsultasi ke dokter
Meskipun maag kronis umumnya dapat pulih dengan cepat, Anda tidak boleh menyepelekan gejalanya. Pasalnya, maag kronis dapat berkembang menjadi lebih parah jika tidak ditangani dengan tepat. Alhasil, gejalanya akan jadi lebih parah dan lebih sulit diobati.
Jika memang obat tanpa resep dokter yang Anda minum tidak meredakan gejala maag akut, segera ke dokter. Dokter akan meresepkan obat yang lebih kuat efeknya atau menaikkan dosis obat tertentu.
[embed-health-tool-bmr]