Susah BAB atau sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan pada anak. Jika dibiarkan, nafsu makan yang menurun akibat susah BAB bisa menghambat pertumbuhan anak.
Seringnya, susah BAB disebabkan oleh gangguan pada fungsi tubuh, bukan karena masalah fisik atau konsumsi obat-obatan tertentu.
Apa itu sembelit atau susah buang air besar (BAB) pada anak?
Sembelit atau konstipasi adalah kondisi saat anak mengalami kesulitan untuk buang air besar selama dua minggu atau lebih.
Tak hanya rasa sakit, sembelit atau susah BAB bisa memberikan dampak yang besar pada kegiatan sehari-hari si Kecil.
Ini karena sembelit adalah penyakit yang menimbulkan rasa cemas saat buang air besar karena terasa sakit, sakit perut berulang, dan turunnya nafsu makan.
Perlu Anda ketahui, buang air besar adalah proses yang diawali dengan terdorongnya feses melalui kolon atau usus besar. Proses ini disebabkan oleh kontraksi usus yang terjadi beberapa kali dalam sehari.
Pada bayi, kontraksi biasanya terjadi lebih sering. Sementara pada orang dewasa, kontraksi hanya berkisar 2—4 kali per hari.
Kontraksi usus inilah yang kemudian meningkatkan pergerakan usus besar (kolon). Ketika makanan masuk ke usus, akan muncul sebuah refleks yang mendorong feses dari kolon ke rektum.
Refleks ini disebut dengan refleks gastrokolik, yang merupakan sebuah rangsangan untuk buang air besar saat usus penuh oleh feses atau kotoran.
Feses bayi yang sudah sampai di rektum tidak akan langsung dikeluarkan. Feses akan disimpan sambil menunggu waktu yang tepat untuk dikeluarkan.
Tahukah Anda?
Apa saja gejala anak susah BAB?
Seorang anak dikatakan mengalami sembelit ketika mengalami berbagai gejala berikut.
1. Anak kurang dari 4 tahun
Pada anak kurang dari 4 tahun, ia dikatakan mengalami sembelit jika buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu dan disertai rasa nyeri.
Selain itu, anak mengalami susah BAB ketika feses, atau lebih dikenal dengan sebutan tinja, terasa seperti tersumbat di dubur.
Sensasi ini muncul karena feses tidak keluar semua meski sudah buang air besar tiga kali dalam seminggu atau bahkan lebih.
2. Anak lebih dari 4 tahun
Pada anak yang berusia lebih dari 4 tahun, susah BAB biasanya ditandai dengan gejala seperti berikut.
- Buang air besar dua kali atau kurang dalam seminggu tanpa minum obat pencahar.
- BAB tiba-tiba keluar, dua kali atau lebih setiap minggu.
- Memiliki riwayat penyumbatan feses.
- Memiliki riwayat sakit saat buang air besar.
- Fese keluar dalam jumlah banyak sekitar 7 sampai 30 hari.
- Punya riwayat feses berukuran besar hingga menyumbat toilet.
- Terasa seperti ada penumpukan massa di perut dan dubur.
Berbagai gejala ini biasanya akan terus muncul selama dua minggu. Namun, ketika gejalanya sudah berlangsung sampai empat minggu atau lebih, tandanya anak Anda mengalami sembelit kronis.
Apa penyebab anak susah BAB?
Penyebab anak susah BAB dibagi menjadi dua, yaitu organik (fisik) dan fungsional (fungsi tubuh).
Sekitar 95% susah BAB pada anak disebabkan oleh masalah fungsional. Sisa 5% lainnya disebabkan oleh kelainan fisik, seperti kelainan anatomis, saraf dan otot, metabolik, endokrin, dan lainnya.
Secara umum, berikut berbagai penyebab susah BAB pada anak.
1. Menunda BAB
Aktivitas bermain ataupun belajar sering membuat anak menunda buang air besar.
Hal ini akan membuat feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Akibatnya, sembelit pun tak bisa dihindari.
2. Stres
Anak bisa mengalami susah BAB saat ia merasakan kecemasan berlebihan terhadap suatu hal.
Gangguan emosional ini dapat memengaruhi fungsi usus karena anak cenderung menahan feses dan tidak mau buang air besar.
3. Kurang asupan cairan
Kurangnya cairan, misalnya dari minum air putih, akan membuat kerja usus menjadi lebih sulit. Pasalnya, feses menjadi lebih kering sehingga sulit untuk dikeluarkan.
4. Jenis susu formula yang dikonsumsi
Susu formula memiliki komposisi nutrisi yang berbeda dengan ASI. Hal ini membuat susu formula menjadi lebih sulit dicerna.
Akibatnya, feses menjadi lebih keras dan si Kecil pun jadi enggan untuk buang air besar.
5. Makanan baru
Makanan tak jarang jadi faktor yang menyebabkan anak jadi susah BAB. Hal ini terutama terjadi pada masa peralihan dari makanan cair ke makanan padat atau ketika bayi mulai MPASI.
Pasalnya, sistem pencernaan anak butuh penyesuaian. Itu sebabnya pada awal-awal masa peralihan, anak biasanya akan susah BAB.
6. Kurang serat
Makanan yang rendah serat bisa menjadi pemicu yang membuat anak susah BAB.
7. Alergi makanan
Susah BAB yang tak kunjung hilang dapat menjadi tanda intoleransi susu atau alergi makanan tertentu.
8. Kondisi medis tertentu
Kondisi medis tertentu bisa berupa kelainan atau masalah pada fisik, seperti penyakit Hirschsprung, hipotiroid, atau fisura ani.
Selain itu, penggunaan obat-obatan seperti obat antikejang dan antidiare juga bisa menyebabkan susah BAB pada anak.
Cara mengatasi susah BAB pada anak
Mengatasi anak susah BAB tidak sulit kok, Bu. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah agar BAB anak lancar dan tidak keras.
1. Biasakan anak duduk di toilet secara teratur
Cara ini bisa dilakukan sekitar 3 sampai 5 menit setelah makan. Meskipun anak tidak ingin buang air besar, tetap mintalah ia untuk duduk di toilet setiap harinya.
Ciptakan suasana yang nyaman tiap buang air besar agar si Kecil tidak merasa tertekan.
2. Berikan makanan yang tinggi serat
Sebaiknya, berikan anak makanan kaya serat misalnya dari sayuran dan buah setiap harinya.
Agar BAB anak lancar dan tidak keras, berikan sumber serat berbeda setiap hari terutama yang banyak mengandung air.
Makanan anak tinggi serat membantu memperlancar proses buang air besar dan meningkatkan gerakan usus untuk mendorong feses keluar.
3. Batasi pemberian susu formula
Jika anak berusia lebih dari 18 bulan, sebaiknya jangan berikan susu formula lebih dari 500 ml per hari. Pasalnya, pemberian susu yang berlebihan justru menjadi penyebab anak susah BAB.
4. Cukupi kebutuhan cairan
Dengan minum cukup cairan, feses menjadi lebih lunak. Dengan begitu, proses buang air besar bisa lebih mudah dan teratur, sehingga penyebab anak susah BAB tidak terjadi.
5. Ajak anak bergerak aktif saat susah BAB
Agar anak tak lagi mengalami sembelit, ajak ia bergerak aktif misalnya lewat bermain. Berikan waktu untuk bermain sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap hari.
Dengan tetap aktif, usus akan terus bergerak sehingga memperlancar proses pencernaan anak.
6. Atur jadwal makan anak yang sedang susah BAB
Jadwal makan yang teratur mampu merangsang usus sehingga anak akan terbiasa buang air besar secara rutin.
Biasakan si Kecil sarapan pagi lebih awal agar ia terbiasa untuk buang air besar sebelum berangkat sekolah.
7. Berikan obat pencahar saat anak susah BAB
Kalau BAB anak masih tidak lancar, orangtua bisa memberikan obat pencahar untuk anak yang mengandung zat aktif laktulosa.
Laktulosa dapat membantu melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan. Dalam kasus emergensi, Anda juga bisa memberikan obat pencahar dengan kandungan bisacodyl supositoria (lewat dubur) untuk mengatasi susah BAB.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika cara-cara rumahan telah dicoba tetapi anak masih tetap sembelit, jangan segan untuk berkonsultasi kepada dokter.
Biasanya, dokter akan memberikan obat pelunak feses dan perawatan lainnya sesuai dengan kondisi si Kecil.
Pada anak, ada beberapa gejala sembelit yang perlu segera diperiksakan ke dokter, yaitu sebagai berikut.
- Sembelit terjadi sejak lahir, disertai gejala perut kembung.
- Susah BAB sudah berlangsung lebih dari dua minggu.
- Gejala sembelit tidak membaik dengan perawatan rumahan.
- Berat badan anak berkurang.
- Buang air besar berdarah.
Berbagai informasi ini diharapkan bisa menjadi panduan orangtua saat anak mengalami sembelit pada anak.
Jangan ragu untuk meminta bantuan dokter agar sembelit pada anak Anda bisa segera teratasi.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]