backup og meta

Mengenal Infeksi Bakteri Escherichia Coli, dari Gejala Hingga Pencegahannya

Mengenal Infeksi Bakteri Escherichia Coli, dari Gejala Hingga Pencegahannya

Bakteri Escherichia coli (atau biasa disingkat dengan E. coli) adalah salah satu jenis bakteri yang biasanya hidup di usus manusia dan hewan. Kebanyakan jenis bakteri E. coli tidak berbahaya dan bahkan membantu menjaga saluran pencernaan Anda tetap sehat. Meski begitu, ada beberapa jenis bakteri E. coli tertentu yang dapat menyebabkan kram perut parah, diare berdarah, hingga gagal ginjal.

Yuk, cari tahu semua informasi tentang infeksi bakteri Escherichia coli termasuk penyebab, gejala, pengobatan, serta cara mencegahnya di bawah ini.

Berbagai penyebab infeksi bakteri Escherichia coli

makanan yang mengandung DHA

Sebenarnya manusia dan hewan memiliki beberapa bakteri E. coli di usus untuk membantu menjaga saluran pencernaan agar tetap sehat. Akan tetapi, jenis bakteri E. coli tertentu, terutama E. coli 0157:H7, dapat menyebabkan infeksi usus. Bakteri yang menyebabkan infeksi dapat masuk ke dalam tubuh Anda dalam beberapa cara, di antaranya:

1. Makanan yang terkontaminasi

  • Mengonsumsi produk susu atau makanan mengandung mayones yang telah didiamkan terlalu lama
  • Mengonsumsi makanan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat
  • Mengonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan suhu atau durasi waktu yang tepat, terutama daging dan unggas
  • Minum susu yang tidak dipasteurisasi
  • Mengonsumsi makanan mentah
  • Mengonsumsi sayur atau buah segar yang belum dicuci sampai bersih

2. Air yang terkontaminasi

Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan air mengandung bakteri dari kotoran manusia atau hewan. Anda bisa mendapatkan infeksi dari meminum air yang terkontaminasi atau dengan berenang di dalamnya.

3. Orang ke orang

E. coli dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah buang air besar. Bakteri tersebut kemudian berpindah ketika orang itu menyentuh seseorang atau sesuatu yang lain, seperti makanan.

4. Binatang

Orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan hewan, terutama sapi, kambing, dan domba, berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi bakteri E. Coli. Oleh sebab itu, siapa pun yang sehari-hari melakukan kontak langsung dengan hewan harus mencuci tangan sampai bersih setelah dan sebelum beraktivitas.

Gejala infeksi bakteri Escherichia coli

penyebab diare

Seseorang dapat menunjukkan gejala terinfeksi pada 1 hingga 10 hari setelah terinfeksi bakteri E. Coli. Begitu muncul, gejalanya bisa berlangsung dari beberapa hari hingga lebih dari seminggu.

Gejala paling khas dari infeksi bakteri E. coli termasuk:

  • Kram perut
  • Tiba-tiba mengalami diare berair berat yang terkadang bercampur dengan darah
  • Perut kembung
  • Mual
  • Muntah-muntah
  • Nafsu makan menurun
  • Lemas, lesu, dan tidak bertenaga
  • Demam

Gejala infeksi E. coli yang parah mungkin termasuk:

  • Air kencing bercampur darah
  • Jarang buang air kecil
  • Kulit pucat
  • Muncul memar
  • Mengalami gejala dehidrasi

Laporan dari CDC, badan pencegahan dan pengendalian penyakit di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sekitar 5 hingga 10 persen orang yang terinfeksi bakteri ini dapat terkena sindrom uremik hemolitik. Sindrom uremik hemolitik adalah suatu kondisi di mana sel-sel darah merah mengalami kerusakan. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal, yang dapat mengancam nyawa, terutama bagi anak-anak dan orang tua. Sindrom uremik hemolitik biasanya dimulai sekitar 5 hingga 10 hari setelah gejala diare tak kunjung mereda.

Segera konsultasi ke dokter apabila Anda mengalami satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas. Semakin cepat gejala Anda diobati, semakin besar pula peluang Anda untuk sembuh tanpa mengalami komplikasi.

Faktor risiko infeksi bakteri escherichia coli

diare pada anak

Meski semua orang dapat terkena infeksi bakteri E. coli, beberapa orang lebih berisiko mengalami infeksi ini dibanding yang lain. Beberapa faktor risiko infeksi ini meliputi:

  • Usia. Lansia dan anak-anak lebih mungkin mengalami komplikasi serius dari E. coli.
  • Sistem imun yang lemah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit tertentu, misalnya kanker atau HIV/AIDS, lebih rentan terhadap infeksi E. coli.
  • Musim. Infeksi E. coli lebih mungkin terjadi selama musim panas dibandingkan musim penghujan.
  • Obat-obatan tertentu. Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar asam lambung dapat meningkatkan risiko infeksi E. coli.
  • Makanan tertentu. Minum susu yang tidak dipasteurisasi atau makan daging yang kurang matang dapat meningkatkan risiko terinfeksi E. coli.

Pengobatan infeksi bakteri escherichia coli

Dalam banyak kasus, infeksi biasanya hilang dengan sendirinya. Namun untuk memastikan diagnosis apakah Anda benar terkena infeksi bakteri E. coli atau bukan adalah dengan melakukan tes laboratorium. Dokter akan mengambil sampel feses Anda dan mengujinya di laboratorium untuk dianalisis.

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk menghentikan pertumbuhan bakteri dan meringankan gejala diare apabila masih berada dalam kategori ringan.

Sebaliknya, antibiotik tidak boleh digunakan ketika pasien mengalami demam, diare berdarah, atau jika dokter mencurigai E. coli yang menginfeksi tubuh Anda merupakan penghasil racun Shiga. Pemberian antibiotik pada kondisi ini benar-benar dapat meningkatkan produksi toksin Shiga dan memperburuk gejala Anda.

Secara umum, dokter akan menganjurkan pasiennya untuk banyak istirahat dan minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Jangan mengonsumsi obat bebas untuk mengatasi diare secara sembarang. Hindari produk susu dan makanan yang tinggi lemak atau serat karena dapat memperburuk gejala Anda.

Cara ampuh mencegah infeksi bakteri escherichia coli

cara cuci tangan

Salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri Anda dan keluarga terhadap infeksi E. coli adalah dengan mencuci tangan secara teratur, terutama pada saat-saat seperti:

  • Sebelum menyiapkan makanan
  • Sebelum menyiapkan botol atau makanan untuk bayi atau balita
  • Sebelum menyentuh apa pun, seperti empeng, yang masuk ke mulut anak kecil.
  • Setelah menggunakan kamar mandi atau mengganti popok
  • Setelah menyentuh dengan hewan, bahkan hewan peliharaan Anda sendiri
  • Setelah mengolah daging mentah

Selain cuci tangan, cara lain yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari infeksi bakteri escherichia coli adalah:

  • Mencuci buah dan sayuran sampai benar-benar bersih
  • Pastikan peralatan masak dan makan Anda bersih
  • Hanya mengonsumsi produk susu yang sudah dipasteurisasi
  • Memasak daging sampai matang sempurna
  • Hindari terlalu sering mengonsumsi makanan mentah
  • Mengolah dan menyimpan makanan dengan cara yang baik serta suhu yang tepat

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is E. Coli? https://www.webmd.com/food-recipes/food-poisoning/what-is-e-coli#1 diakses pada 2 November 2018

E. Coli overview https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/e-coli/symptoms-causes/syc-20372058 diakses pada 2 November 201

E. coli (Escherichia coli) https://www.cdc.gov/ecoli/index.html diakses pada 2 November 2018

Versi Terbaru

05/03/2021

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Pemeriksaan Toxoplasma

Tak Selalu Jahat, Ini Keuntungan dan Kerugian Adanya Bakteri


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 05/03/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan