Organ kerongkongan bisa mengalami gangguan kesehatan biasa atau yang lebih serius. Salah satu prosedur yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kondisi ini ialah esophageal manometry. Simak manfaat, prosedur, dan risikonya!
Apa itu esophageal manometry?
Esophageal manometry adalah pemeriksaan untuk mengukur seberapa baik fungsi kerongkongan (esofagus). Esofagus merupakan saluran panjang berotot yang menghubungkan tenggorokan dan lambung.
Ketika Anda menelan makanan, otot esofagus berkontraksi dan mendorong makanan menuju lambung. Kontraksi ini menghasilkan gerakan seperti gelombang yang disebut peristalsis.
Kemampuan inilah yang diukur dalam esophageal manometry. Prosedur ini akan menunjukkan apakah esofagus mampu mendorong makanan dengan normal. Adanya masalah pada gerakan peristalsis esofagus dapat menyebabkan gangguan menelan.
Tes yang juga disebut manometri esofagus ini mengukur kekuatan dan koordinasi otot kerongkongan ketika memindahkan makanan menuju lambung. Pemeriksaan ini sekaligus mengukur fungsi sfingter pada bagian bawah esofagus Anda.
Sfingter yaitu otot berbentuk cincin yang dapat mengencang dan mengendur seperti katup. Sfingter esofagus bawah berfungsi mencegah aliran balik (refluks) asam lambung ke kerongkongan yang menjadi ciri umum penyakit GERD.
Manometri kerongkongan dilakukan oleh seorang dokter ahli gastroenterologi. Sebelum menyarankan prosedur ini, dokter biasanya telah lebih dulu melakukan rontgen. Apalagi pada kasus seperti striktur esofagus, hernia hiatal, atau penyakit jantung.
Siapa yang perlu menjalani manometri esofagus?
Dokter umumnya menyarankan prosedur ini kepada pasien yang menunjukkan gejala gangguan esofagus. Jika masalah utama Anda adalah nyeri atau sulit menelan, dokter mungkin menyarankan tes lain seperti rontgen atau endoskopi saluran cerna atas.
Gejala yang biasanya perlu diselidiki lebih lanjut dengan esophageal manometry antara lain:
- refluks asam lambung (GERD),
- nyeri atau rasa terbakar pada ulu hati (heartburn),
- nyeri dada,
- mual setelah makan, serta
- perasaan seperti ada yang tersangkut di kerongkongan.
Berbagai gejala tersebut mungkin saja menandakan gangguan kesehatan di bawah ini.
- Akalasia, gangguan pada sfingter bawah esofagus yang menyebabkan makanan tidak bisa memasuki lambung.
- Esofagitis eosinofilik, alergi yang menyebabkan kesulitan menelan.
- Nutcracker esophagus, kontraksi esofagus yang lebih cepat dari seharusnya.
- Jackhammer esophagus, kejang tak normal pada otot esofagus.
- Skleroderma, penyakit langka yang menyebabkan penyempitan jaringan termasuk esofagus.
Dokter mungkin juga akan menyarankan esophageal manometry pada penderita GERD yang telah menjalani operasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa Anda tidak mengalami akalasia atau skleroderma.