backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Minum Teh Panas Meningkatkan Risiko Kanker Kerongkongan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 08/04/2021

    Benarkah Minum Teh Panas Meningkatkan Risiko Kanker Kerongkongan?

    Banyak orang yang mengawali harinya dengan secangkir teh panas. Terlebih bagi Anda yang sedang sakit tenggorokan, minum teh panas bisa membantu melegakan tenggorokan yang terasa gatal dan serak. Namun, dibalik segudang manfaat minum teh untuk kesehatan, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa minum teh panas tingkatkan risiko kanker kerongkongan. Bagaimana bisa? Berikut penjelasannya.

    Alasan minum teh panas bisa tingkatkan risiko kanker kerongkongan

    obat radang tenggorokan

    Teh tidak hanya menjadi sajian minuman yang menemani sarapan atau sore santai Anda, tetapi juga menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan. Ini karena teh mengandung senyawa polifenol, sejenis antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Selain dalam kondisi dingin alias pakai es, teh juga dapat disajikan dalam kondisi panas yang dapat membantu menghangatkan dan menenangkan tubuh. Namun, sebuah penelitian terbaru dari Peking University di Tiongkok menemukan bahwa suhu penyajian teh dapat memengaruhi kesehatan, bahkan ternyata memberikan efek buruk bagi kesehatan.

    Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Annals of Internal Medicine tersebut, Jun Lv dan para ahli lainnya mengungkapkan bahwa minum teh panas tingkatkan risiko kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Menurut World Cancer Research Fund International, kanker kerongkongan adalah jenis kanker paling umum nomor delapan di dunia.

    Penelitian tersebut melibatkan 450.000 orang di Tiongkok selama 9 tahun untuk membuktikan hubungan antara minum teh panas, minum alkohol, dan risiko kanker yang lebih tinggi. Setelah 9 tahun, para peneliti menemukan bahwa terdapat 1.731 kasus kanker kerongkongan, 1.106 di antaranya adalah pria dan 625 orang wanita.

    Setelah ditelusuri, risiko kanker tenggorokan meningkat lima kali lebih tinggi pada orang yang suka minum teh panas disertai dengan kebiasaan minum 15 gram alkohol. Bahkan, risiko tersebut dapat terus naik hingga dua kali lipat pada mereka yang juga memiliki kebiasan merokok.

    Memang benar bahwa hasil tersebut tidak menunjukkan adanya kemungkinan kanker kerongkongan pada peserta yang hanya minum teh panas setiap hari. Walau begitu, para ahli mengungkapkan bahwa minum teh panas dapat melukai lapisan mukosa esofagus. Lama-lama, hal ini dapat memicu karsinogenesis atau perubahan sel normal menjadi sel kanker.

    The International Agency for Research on Cancer baru-baru ini mengungkapkan bahwa minuman yang bersuhu 65 derajat Celcius memiliki potensi karsinogenik pada tubuh manusia. Kabar baiknya, rata-rata masyarakat terbiasa minum teh panas di bawah suhu tersebut sehingga cenderung lebih aman.

    Lantas, bagaimana cara minum teh panas yang benar dan aman?

    minum teh

    Minum teh panas memang dapat melegakan tenggorokan lebih cepat daripada saat Anda minum teh hangat. Namun ingat, perlahan tapi pasti, suhu teh yang terlalu panas dapat menyebabkan peradangan pada lapisan esofagus dan memicu pertumbuhan sel kanker di kerongkongan.

    Untuk mencegah kebiasaan minum teh panas tingkatkan risiko kanker, sebaiknya tunggulah beberapa saat sampai teh panas berubah menjadi sedikit lebih hangat. Buatlah teh panas beberapa menit sebelum jadwal minum teh Anda, lalu barulah Anda bisa minum teh yang suhunya lebih hangat dan aman untuk tenggorokan Anda.

    Selain itu, hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol yang dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan lebih cepat. Dengan menerapkan pola hidup sehat, tubuh akan terlindungi dari berbagai penyakit sekaligus meraup manfaat menakjubkan dalam sajian secangkir teh.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 08/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan