backup og meta

11

Bagikan

4 Obat Diare Anak yang Aman Plus Tips Perawatannya

Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk anak. Sama seperti orang dewasa, anak yang kena diare akan sering bolak-balik BAB dengan feses lembek atau cair. Agar tidak semakin parah, diare pada anak tentu perlu diobati. Namun, adakah obat diare atau mencret yang aman untuk anak? Simak penjelasannya di bawah ini!

4 Obat Diare Anak yang Aman Plus Tips Perawatannya

Pilihan obat diare yang aman untuk anak

Diare menjadi salah satu jenis gangguan pencernaan pada anak. Apabila berlangsung terus menerus, maka akan berbahaya bagi anak karena berisiko mengalami dehidrasi.

Sebenarnya, ada banyak pilihan obat untuk mengatasi diare yang tersedia di apotek. Sebagai contoh adalah loperamide, bismuth subsalicylate, atau attapulgite.

Namun, obat generik tersebut dilaporkan tidak mampu mencegah dehidrasi pada anak akibat diare dan tidak pula memperbaiki gizinya.

Sebaiknya konsultasikan dahulu kepada dokter sebelum sembarangan memberikan obat. Secara umum, dokter hanya membolehkan beberapa jenis obat diare atau mencret pada anak berikut ini.

1. Cairan oralit

Oralit adalah obat yang paling sering digunakan sebagai pertolongan pertama diare pada anak.

Hal ini karena oralit mengandung senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (CaCl2), glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat.

Kombinasi sejumlah mineral tersebut dapat mengembalikan kadar elektrolit dan cairan tubuh anak yang hilang akibat diare dalam 8—12 jam setelah diminum.

Oralit tersedia di apotek dalam bentuk serbuk yang dilarutkan dengan air matang, meski ada juga varian cairan siap minumnya.

Jangan berikan oralit sebagai satu-satunya obat mencret untuk anak dalam enam jam pertama.

Barengi dengan air mineral dan makanan lainnya yang mengandung kalori untuk memenuhi energi anak.

2. Suplemen zinc

Daripada obat generik, Kemenkes RI lebih menyarankan orangtua memberikan suplemen zinc untuk anak diare guna membantu pemulihannya.

Suplemen zinc dapat membantu meringankan gejala diare dan membantu anak lebih cepat sembuh.

Pernyataan itu diperkuat oleh sebuah penelitian dalam jurnal Indian Journal of Pharmacology.

Penelitian menunjukkan pemberian obat berupa suplemen zinc yang dibarengi dengan larutan oralit dapat mengurangi lamanya anak sakit diare.

Tak hanya itu, pemberian suplemen zinc juga dapat mencegah anak mengalami diare kembali dalam dua sampai tiga bulan ke depan.

3. Suplemen probiotik

Probiotik dapat mengembalikan jumlah bakteri baik di dalam usus yang mungkin telah habis terkalahkan oleh bakteri jahat penyebab diare.

Tambahan bakteri baik ini dapat membantu sistem imun untuk membasmi bakteri jahat di dalam usus yang menyebabkan infeksi.

Selain itu, pemberian suplemen probiotik untuk anak juga dipercaya mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya yang sedang terkena diare.

Anda bisa mendapatkan asupan probiotik tambahan untuk anak dari suplemen dalam berbagai jenis, mulai dari kapsul, sirup, hingga bubuk.

Namun, setiap produk suplemen mungkin mengandung jumlah probiotik yang berbeda-beda. Anda sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter sebelum memberikan suplemen probiotik untuk anak.

Nah, selain dari suplemen obat, Anda bisa mencukupi asupan probiotik anak dari makanan dan minuman yang difermentasi. Salah satunya, yaitu yoghurt.

Sama seperti suplemen, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter anak untuk penjelasan lebih lanjut.

4. Obat untuk menurunkan panas

Saat mengalami diare, gejala pertama yang dialami dan dirasakan anak adalah nyeri pada perut serta kram. Lalu, gejala lainnya yang mungkin akan terjadi saat diare adalah demam.

Dikutip dari St. Louis Children’s Hospital, Anda bisa memberikan obat penurun panas pada kondisi diare atau mencret pada anak.

Obat yang bisa diberikan, seperti paracetamol atau ibuprofen, apabila demam mencapai suhu 39 derajat Celsius.

Ketika demam, Anda juga perlu memperhatikan asupan cairan pada tubuhnya agar tetap terhidrasi.

Perlu Anda Ketahui

Antibiotik tidak digunakan untuk mengobati diare yang disebabkan oleh virus pada anak-anak. Namun, apabila disebabkan oleh bakteri, tidak menutup kemungkinan obat tersebut dibutuhkan. Selalu periksa dengan dokter Anda sebelum memberi obat mencret anak yang dijual bebas.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Perawatan di rumah selama anak minum obat diare

Pilihan obat di atas umumnya cukup ampuh sebagai cara cepat hentikan diare anak. Namun, apabila Anda ingin menjaga kesehatan anak selama diare, tidak cukup hanya dengan minum obat.

Anda bisa memberikan perawatan rumahan untuk mengatasi diare pada anak berikut.

1. Makanan tinggi karbohidrat

Berikan makanan yang berkarbohidrat dan berkalori tinggi, tapi rendah serat untuk si Kecil.

Jenis makanan seperti ini lebih mudah dicerna sehingga mempermudah pencernaan anak yang masih meradang karena diare.

Makanan tinggi karbohidrat dan kalori juga membantu menambah energi tubuh anak yang terkuras karena melawan infeksi dan peradangan akibat diare.

Beberapa contoh makanan untuk anak diare selama masih minum obat adalah sebagai berikut.

  • Nasi putih, nasi tim, atau bubur.
  • Apel yang dihaluskan (kandungan pektin dalam apel membantu memadatkan feses).
  • Pisang (kandungan pektin dalam pisang membuat tekstur feses jadi lebih padat).

2. Minum banyak cairan

Sembari memberikan obat mencret anak, jangan lupa untuk mencukupi asupan cairan tubuhnya dari air putih.

Pasalnya, selama masih diare, anak akan rentan kehilangan banyak cairan tubuh akibat bolak-balik buang air besar.

Cairan yang dapat Anda berikan bisa berupa air mineral dan makanan berkuah.

Anda bisa memberikan makanan berkuah yang tidak pedas dan tidak berminyak, seperti sup ayam, sup tomat, atau sayur bayam.

Jika anak masih berusia di bawah 6 bulan, terus berikan ASI lebih sering dan lebih lama daripada biasanya.

Pada anak yang berusia 6 bulan ke atas, juga tetap berikan ASI sambil dibarengi MPASI yang dihaluskan.

Lalu, di antara waktu makan, sesekali selingi pula untuk menyuapinya larutan oralit dengan menggunakan sendok.

Kesimpulan

  • Diare pada anak sebaiknya ditangani dengan pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi, suplemen zinc untuk mempercepat pemulihan, serta probiotik untuk menyeimbangkan bakteri usus.
  • Jika anak demam, parasetamol atau ibuprofen bisa diberikan.
  • Obat diare generik tidak disarankan tanpa anjuran dokter, dan pemberian makanan lembut serta cairan tetap penting selama pemulihan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Diarrhea in Children. (2024). Retrieved 20 June 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children

When your child has diarrhea: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 20 June 2025, from https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000693.htm

Diarrhea | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 20 June 2025, from https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html

Rokom. (2017). Kenali Diare pada Anak dan Cara Pencegahannya. Retrieved 20 June 2025, from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-anak-dan-cara-pencegahannya/

Dehydration and diarrhea in children: Prevention and treatment. (n.d.). Retrieved 20 June 2025, from https://caringforkids.cps.ca/handouts/health-conditions-and-treatments/dehydration_and_diarrhea

Cleveland Clinic. (2025). What To Eat When You Have Diarrhea. Retrieved 20 June 2025, from https://health.clevelandclinic.org/what-to-eat-when-you-have-diarrhea

Diarrhea in Children: What Parents Need to Know. (2007). Retrieved 20 June 2025, from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Diarrhea.aspx

Staff, Familydoctor. org E. (2023). Anti-diarrheal Medicines: OTC Relief for Diarrhea. Retrieved 20 June 2025, from https://familydoctor.org/antidiarrheal-medicines-otc-relief-for-diarrhea/

Bajait, C., & Thawani, V. (2011). Role of zinc in pediatric diarrhea. Indian Journal of Pharmacology43(3), 232–235. https://doi.org/10.4103/0253-7613.81495‌

Versi Terbaru

26/06/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila

Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 26/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan