backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Memahami Pubertas Terlambat, dari Tanda hingga Cara Mengatasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/11/2023

Memahami Pubertas Terlambat, dari Tanda hingga Cara Mengatasi

Setelah melewati masa kanak-kanak, anak akan bersiap memasuki fase pubertas dengan berbagai perubahan pada tubuh yang menjadi tandanya. Namun pada beberapa anak, tanda-tanda ini belum juga muncul ketika anak seusianya sudah mengalaminya. Apakah ini artinya anak mengalami pubertas terlambat? Apa yang dimaksud dengan telat puber? Ini jawabannya.

Apa itu pubertas terlambat?

cara menghilangkan trauma pada anak

Normalnya, masa puber dialami oleh anak perempuan di usia 8 hingga 14 tahun, sedangkan pada anak laki-laki di usia 9 sampai 15 tahun.

Namun jika ciri-ciri pubertas belum anak alami hingga melewati usia tersebut, bisa dikatakan anak mengalami pubertas yang terlambat.

Mengutip Healthy Children, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Pubertas adalah saat di mana tubuh anak mengalami perkembangan menuju kedewasaan. Terdapat berbagai perubahan pada tubuh anak, baik di organ reproduksinya maupun anggota tubuh lainnya.

Pada anak laki-laki yang sudah mengalami mimpi basah, ukuran penis dan testis membesar, suara berubah, tumbuh rambut di kemaluan dan bulu di area wajah, serta perubahan bentuk tubuh.

Sementara pada anak perempuan, kondisi ini ditandai dengan menstruasi, payudara dan pinggul membesar, serta tanda umum lainnya seperti rambut kemaluan dan jerawat.

Apa tanda-tanda dan gejala pubertas terlambat?

Telat puber pada anak laki-laki biasanya ditandai dengan ciri-ciri berikut.

  • Kemaluan tidak membesar meskipun telah berusia 14 tahun.
  • Meskipun buah zakar sudah membesar tapi penis masih berukuran kecil.
  • Tanda-tanda puber berlangsung sangat lambat, yakni sekitar 6 bulan hingga 1 tahun.
  • Baru mengalami tanda-tanda puber yang lengkap di usia 18 tahun ke atas.

Adapun ciri-ciri pubertas terlambat pada anak perempuan yaitu sebagai berikut.

  • Payudara tidak tumbuh setelah usia 13 tahun.
  • Payudara baru membesar di usia 16 tahun ke atas.
  • Belum mengalami haid dalam 5 tahun setelah pertumbuhan payudara.

Apa penyebab pubertas terlambat?

anak dibesarkan tanpa ayah

Ada beberapa hal yang menyebabkan pubertas terlambat, antara lain sebagai berikut.

1. Riwayat keluarga

Anak yang mengalami telat puber biasanya dipengaruhi oleh masa pubertas yang dulu dialami oleh orangtuanya. 

Jika ibu mengalami haid pertama di usia 14 tahun ke atas atau ayah baru mengalami pubertas setelah usia 16 tahun, besar kemungkinan si anak juga mengalami keterlambatan haid pertama.

2. Kekurangan gizi

Hal berikutnya yang cukup sering menjadi penyebab terlambatnya pubertas adalah kekurangan gizi terutama lemak dalam tubuh.

Pada anak perempuan, biasanya hal ini terjadi jika ia melakukan diet ketat, berlebihan berolahraga, atau mengikuti kompetisi menari yang mengharuskannya menurunkan berat badan.

3. Gangguan hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dalam otak dan dilepaskan ke seluruh tubuh. 

Beberapa anak memiliki kelenjar pituitari yang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga hanya melepaskan sedikit hormon pertumbuhan. Kondisi ini disebut hipopituitarisme atau kekerdilan

Selain menghambat pertumbuhan tinggi dan berat badan, kondisi ini juga dapat menyebabkan pubertas terlambat pada anak. 

4. Gangguan hormon seksual

Hormon yang berperan penting dalam proses pubertas anak adalah hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) 

Jika kedua hormon ini bermasalah, akan terjadi gangguan yang disebut isolated gonadotropin deficiency (IGD).

Biasanya kondisi ini sudah bisa dideteksi sejak lahir, yakni pada anak laki-laki yang memiliki ukuran penis yang lebih kecil dari ukuran normal.

5. Mengidap sindrom Turner

Pada anak perempuan, terlambatnya pubertas mungkin terjadi karena adanya masalah pada ovarium (indung telur), misalnya mengalami gangguan perkembangan atau kerusakan. 

Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita sindrom Turner, yaitu penyakit langka yang diakibatkan oleh kekurangan kromosom X pada DNA-nya.

6. Menderita sindrom Kallman

Selain sindrom Turner, terlambat pubertas juga bisa jadi diakibatkan oleh sindrom Kallman. Pada anak laki-laki, gejalanya ditunjukkan dengan ukuran kemaluan yang kecil, penciuman yang buruk, massa otot yang kurang dan kebotakan.

Tidak hanya pada laki-laki, sindrom Kallman juga bisa terjadi pada anak perempuan yang menyebabkan terlambatnya pubertas.

7. Mengidap sindrom Klinefelter

Pubertas yang terlambat juga bisa saja terjadi jika mengalami sindrom Klinefelter yaitu kelainan kromosom pada laki-laki.

Seharusnya laki-laki memiliki kromosom XY, tetapi pada sindrom ini, ia memiliki kromosom XXY. Inilah yang menyebabkan ia mengalami keterlambatan pubertas, kelainan seksual, dan gangguan kesehatan lainnya.

8. Menderita anemia sel sabit

Anemia sel sabit atau circle cell anemia adalah kelainan sel darah merah yang juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan termasuk pubertas terlambat.

Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Universite de Yaounde terhadap anak-anak yang menderita anemia sel sabit di Kamerun yang umumnya mengalami keterlambatan masa puber.

9. Adanya penyakit kronis

Selain penyakit genetis seperti yang disebutkan sebelumnya, pubertas terlambat juga bisa terjadi jika anak mengalami penyakit kronis seperti diabetes, kista, fibroid rahim, penyakit ginjal, dan asma.

Ini karena penyakit-penyakit tersebut mengganggu metabolisme tubuh sehingga menghambat tumbuh kembangnya.

Bagaimana dokter mendiagnosis telat puber?

Umumnya, kondisi ini dapat dengan mudah dideteksi dengan pemeriksaan fisik sebab sejumlah tanda-tanda pubertas dapat terlihat secara langsung.

Jika anak tidak menunjukkan gejala pubertas di usia yang seharusnya, patut dicurigai ia mengalami keterlambatan.

Meski begitu, untuk menguatkan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut.

1. Pemeriksaan darah

Tujuannya untuk mengetahui kadar hormon LH, FSH, tiroid, dan pituitari. Jika hormon LH dan FSH tinggi, ovarium tidak berfungsi dengan baik.

Selain itu, dari pemeriksaan darah juga diketahui kadar gula darah untuk mendeteksi adanya kemungkinan diabetes dan penyakit kronis lainnya yang menyebabkan pubertas terlambat.

2. Pemeriksaan kromosom

Bertujuan untuk mengetahui adakah kelainan genetis pada kromosom seperti sindrom Turner, sindrom Kallman, dan sindrom Klinefelter.

3. MRI kepala

Pemeriksaan MRI atau magnetic resonance imaging pada otak mungkin diperlukan untuk mendeteksi adanya gangguan yang memengaruhi produksi hormon seksual.

4. Foto sinar X

Pemeriksaan sinar X juga diperlukan untuk mengetahui apakah struktur tulang berkembang menuju kedewasaan.

5. Pemeriksaan USG

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada anak perempuan untuk mendeteksi adanya kista, fibroid rahim, tumor, atau masalah pada ovarium yang memengaruhi perkembangan seksual.

6. Pemeriksaan hormon testosteron

Jika dicurigai terlambat pubertas, anak laki-laki akan menjalani pemeriksaan kadar hormon testosteron.

Normalnya, laki-laki memiliki kadar sebesar 250—800 ng/dL. Namun, jika mengalami keterlambatan, kadarnya kurang dari 40 ng/dL.

Apa saja pengobatan untuk terlambat puber?

anak sakit saat pandemi

Jika ditemukan keterlambatan dalam pubertas, dokter akan menyarankan beberapa solusi berikut.

1. Terapi hormon seks

Terapi hormon seks merupakan zat buatan untuk mendorong tubuh anak untuk memulai tahap kedewasaan seksualnya.

Namun, sangat jarang bagi dokter untuk merekomendasikan terapi ini, bahkan setelah pemeriksaan mendalam pada seorang anak. 

Pemberian terapi ini biasanya direkomendasikan jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda pubertas tapi terlalu lambat, atau keterlambatan pubertas yang ia alami menimbulkan dampak emosional dan sosial.

Anak lelaki akan menerima suntikan testosteron, sedangkan anak perempuan akan diresepkan tablet estrogen dan progesteron.

Dosisnya akan disesuaikan dengan kadar hormon seks yang diproduksi oleh tubuh remaja normal. 

Perlu Anda Ketahui

Terapi hormon hanya sebagai pemicu agar anak dapat memulai puber. Begitu pubertas dimulai, dokter akan menghentikan dosis secara bertahap dan membiarkan tubuh menyesuaikan diri secara alami.

2. Terapi hormon pertumbuhan

Jika pubertas terlambat disebabkan oleh gangguan pada hormon pertumbuhan, dokter mungkin akan memberikan suntikan hormon pertumbuhan sintetik.

Selain memicu pubertas pada anak, terapi ini juga efektif dalam membantu banyak orang untuk mencapai tinggi badan yang ideal saat dewasa.

Namun, karena harganya yang relatif mahal, tindakan ini biasanya tidak diberikan kepada semua anak yang mengalami pubertas terlambat, melainkan hanya jika kondisi tersebut diakibatkan oleh defisiensi hormon pertumbuhan, sindrom Turner, dan gagal ginjal kronis.

3. Peningkatan asupan nutrisi

Umumnya, pubertas terlambat disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang, terutama lemak. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan untuk menambah porsi makan dan meningkatkan asupan lemak.

Tujuannya untuk meningkatkan berat badan dan mendorong tumbuh kembang anak secara alami. Jika tumbuh kembang anak baik, perkembangan organ seksual pun akan turut terpicu.

Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai kondisi buah hati Anda, konsultasikan kepada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan