backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Ciri-Ciri Pubertas pada Remaja Perempuan dan Laki-Laki

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 24/03/2022

    Ciri-Ciri Pubertas pada Remaja Perempuan dan Laki-Laki

    Pubertas atau masa puber merupakan tanda bahwa anak Anda sudah mulai beranjak remaja. Di fase ini anak akan mengalami perubahan secara fisik yang cukup berbeda dengan sebelumnya. Sebagai orangtua, Anda bisa memantau dan memberi edukasi pada anak saat ia memasuki usia pubertas agar tidak kaget atau merasa tidak normal.

    Apa itu pubertas dan kapan terjadinya?

    Pada tahap perkembangan remaja, anak akan mengalami pubertas. Istilah ini digunakan ketika anak telah mengalami perubahan hormon di dalam tubuh yang berkaitan dengan kematangan organ-organ reproduksinya.

    Sebagian besar anak perempuan memulai masa puber ketika mereka berusia antara 8 sampai 13 tahun.

    Sementara pada anak laki-laki, pubertas akan dialami saat mereka memasuki usia 10 hingga 16 tahun. Ya, anak laki-laki memang mengalami masa puber lebih lambat dibandingkan dengan anak perempuan.

    Di fase ini akan terjadi puncak pertumbuhan (growth spurt) anak, yang merupakan masa pertumbuhan kedua tercepat setelah masa bayi.

    Dikutip dari Kids Health, masa puber akan membuat tubuh serta organ seksual anak berkembang sampai di usia dewasa nanti.

    Ciri-ciri pubertas anak perempuan

    Perubahan fisik anak laki-laki dan perempuan saat memasuki masa puber berbeda. Bahkan, usia mulai terjadinya puber pun juga berbeda antar keduanya.

    Biasanya, anak perempuan lebih cepat memasuki usia pubertas dibandingkan dengan laki-laki.

    Tanda pertama pubertas pada anak perempuan

    Ciri awal dari remaja perempuan saat mengalami pubertas adalah pertumbuhan payudara. Pertumbuhan payudara ini bahkan bisa saja terjadi tidak secara bersamaan.

    Sebagai contoh, payudara yang satu terbentuk lebih dahulu dibanding payudara yang lain.

    Selain itu, ciri awal lainnya yang dialami anak perempuan saat puber adalah pertumbuhan rambut pada lengan dan kaki.

    Tidak hanya itu saja, rambut di area organ seksual dan di ketiak juga mulai tumbuh.

    Jika anak sudah mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut pada kemaluan dan ketiak, tandanya sebentar lagi akan mencapai puncak pertumbuhannya.

    Ciri-ciri lanjutan pubertas anak perempuan

    Ciri pubertas yang dialami oleh anak perempuan tidak hanya berhenti pada tanda awalnya saja. Selanjutnya, remaja perempuan akan mengalami beberapa ciri pubertas lainnya, seperti:

    • Menarche atau menstruasi pertama.
    • Mulai tumbuh jerawat pada wajah
    • Payudara terus tumbuh hingga seperti orang dewasa
    • Rambut di area organ seksual dan ketiak menjadi semakin lebat
    • Munculnya kumis tipis pada beberapa anak perempuan
    • Lebih mudah berkeringat
    • Mulai mengalami keputihan
    • Tinggi badan meningkat drastis sejak menstruasi, biasanya 5-7.5 cm setiap tahun.
    • Berat badan mulai meningkat
    • Pinggul membesar sementara pinggang mengecil

    Ya, beberapa ciri pubertas di atas akan dialami oleh anak perempuan Anda seiring berjalannya waktu.

    Menarche biasanya dimulai sekitar 18 bulan sampai 2 tahun setelah anak menunjukkan tanda-tanda pubertas pertamanya.

    Tubuh anak Anda akan mulai membesar, khususnya pada lengan, paha, tangan, dan kaki karena cadangan lemak yang dimilikinya. Itu sebabnya, pada masa puber, berat badan remaja perempuan cenderung bertambah.

    Sebetulnya, anak tidak perlu diet hanya untuk menurunkan berat badannya yang naik saat puber.

    Bukannya membuat berat badannya langsing, hal ini justru dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan seksualnya.

    Ketimbang membiarkan anak diet, sebaiknya atur pola makan anak supaya berat badannya tetap stabil.

    Berikan berbagai makanan yang sehat dan bergizi seperti daging rendah lemak tanpa kulit, ikan, biji-bijian, sayur, dan buah-buahan.

    Selain itu, tinggi anak perempuan Anda juga akan bertambah. Oleh karena itu, sebelum mengalami menstruasi, penting bagi Anda untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisinya.

    Hal ini bertujuan untuk membantu memaksimalkan pertumbuhan tinggi badan anak.

    Ciri-ciri pubertas pada anak laki-laki

    Sedikit berbeda dengan anak perempuan, anak laki-laki akan menunjukkan ciri pubertas yang lebih lambat daripada anak perempuan.

    Ciri-ciri pubertas pada laki-laki, yaitu:

    Tanda pertama pubertas pada anak laki-laki

    Ciri pertama yang menunjukkan anak laki-laki memasuki masa pubertas adalah membesarnya ukuran testis. Umumnya, hal ini terjadi pada usia 11 tahun.

    Setelah itu, diikuti dengan membesarnya ukuran penis. Berikutnya, rambut keriting pada area organ seksual mulai tumbuh, juga pada ketiak anak.

    Ciri-ciri lanjutan pubertas pada anak laki-laki

    Selain ciri pubertas yang dialami pada masa awal puber, berikut adalah beberapa tanda lain yang dialami anak selama masa pubernya:

    • Pertumbuhan penis dan testis
    • Skrotum anak laki-laki akan berubah menjadi semakin gelap
    • Rambut di area organ seksual dan ketiak menjadi lebih tebal
    • Produksi keringat bertambah
    • Mengalami mimpi basah.
    • Terjadinya perubahan suara yaitu menjadi lebih berat
    • Mulai tumbuh jerawat baik di area wajah maupun badan
    • Tinggi anak laki-laki bertambah hingga 7-8 cm setiap tahun
    • Terbentuk otot-otot pada tubuh
    • Mulai tumbuh rambut pada wajah

    Memasuki masa puber, anak laki-laki sudah bisa mengalami ereksi dan juga ejakulasi. Ejakulasi pertama kali atau spermarche biasanya menjadi ciri pubertas pada laki-laki yang paling mudah dikenali.

    Ejakulasi ini biasanya ditandai dengan mimpi basah, tapi ereksi sendiri bisa terjadi secara spontan saat anak bangun tidur tanpa alasan yang jelas.

    Pada remaja laki-laki, puncak pertumbuhan akan terjadi sekitar dua tahun setelah tanda awal pubertas muncul.

    Ia akan mengalami puncak pertumbuhan tinggi badan dan berat badan secara bersama-sama.

    Pertumbuhan dan kematangan organ pada masa puber disebabkan oleh perubahan hormon GnRH (gonadotropin-releasing hormone) yang diproduksi oleh otak.

    Hormon inilah yang bertugas untuk mematangkan fungsi organ-organ tubuh remaja selama masa puber.

    Jika perempuan akan memiliki massa lemak yang lebih besar di masa puber, laki-laki akan memiliki massa otot yang lebih besar.

    Pertumbuhan remaja saat masa puber

    Sudah dijelaskan sedikit di atas kalau remaja laki-laki dan perempuan mempunyai waktu pubertasnya masing-masing.

    Simak penjelasan lebih lanjut mengenai pertumbuhan remaja saat masa puber di bawah ini.

    Pertumbuhan remaja perempuan

    Saat masa pubertas ini dimulai, anak perempuan akan mengalami percepatan pertumbuhan dan mulai menstruasi pertama kali. Dua tahun setelah memasuki masa pubertas biasanya ia akan mencapai tinggi badan puncaknya.

    Dua tahun setelah memasuki masa pubertas biasanya anak perempuan akan mencapai tinggi badan puncaknya.

    Meskipun puncak pertumbuhan anak perempuan terjadi sebelum menarche, tinggi badan biasanya masih tetap tumbuh hingga 7-10 cm lagi setelah menstruasi.

    Namun pertumbuhan tinggi badan setelah menstruasi ini tidak terjadi cepat jika dibandingkan sebelum menstruasi.

    Tidak hanya karena kurangnya asupan gizi, terhambatnya pertumbuhan juga bisa terjadi karena ada permasalahan kesehatan khususnya di kelenjar pituitari atau kelenjar tiroid.

    Pasalnya, kelenjar-kelenjar inilah yang akan memproduksi hormon penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.

    Jika produksi hormon terhambat akibat adanya gangguan pada kelenjar-kelenjar ini, proses pertumbuhan dan perkembangan pun tidak akan berjalan lancar.

    Pertumbuhan remaja laki-laki

    Tinggi anak laki-laki cenderung bertambah sekitar 9.5 cm per tahun selama dalam masa pubertas. Jadi, tinggi badan anak laki-laki bisa bertambah sekitar 31 cm selama masa puber terjadi.

    Jumlah pertambahan tinggi badan yang terjadi pada anak perempuan biasanya masih lebih rendah daripada angka tersebut.

    Jadi, ketika memasuki usia remaja, anak laki-laki akan tetap lebih tinggi ketimbang perempuan meski masa pubertasnya lebih lambat.

    Proses pubertas ini membutuhkan waktu 2-5 tahun. Artinya, selama masa tersebut tinggi badan masih bisa tumbuh dengan pesatnya hingga tinggi maksimal.

    Berdasarkan waktunya, perkembangan di masa puber dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu:

    • Perkembangan cepat (early matures), yang akan mulai masa puber sekitar usia 11 sampai 12 tahun
    • Perkembangan lambat (late matures), mulai masa puber sekitar usia 13 atau 14 tahun

    Ada beberapa kondisi tertentu yang bisa menghambat pertumbuhan anak, termasuk kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh kelenjar tiroid dan kurangnya hormon pertumbuhan.

    Selain itu, pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki tidak akan maksimal jika Anda tak memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik.

    Masalah yang terjadi pada masa puber

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat rentang usia tertentu ketika remaja mengalami puber.

    Namun, bukan tidak mungkin terjadi masalah seperti pubertas dini, masa puber bisa saja terlambat atau bahkan ada yang tidak mengalaminya.

    Berikut berbagai masalah yang terjadi saat pubertas:

    1. Pubertas dini pada remaja

    Anak dikatakan mengalami pubertas dini atau pubertas prekoks apabila ia mengalami ciri-ciri pubertas lebih awal sebelum memasuki masanya.

    Kondisi ini terjadi di usia 9 tahun pada anak laki-laki dan di usia 8 tahun pada anak perempuan.

    Pubertas dini merupakan pertumbuhan abnormal yang dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan mental anak pada masa mendatang.

    Belum banyak penelitian yang khusus mengamati dampak pubertas dini. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Medical University of Chongqing melaporkan bahwa kondisi ini dapat berisiko menyebabkan penurunan kualitas air mani.

    Pubertas dini dikenal memiliki dua jenis perkembangan yang berbeda, yaitu:

    Pubertas dini sentral

    Merupakan jenis pubertas dini yang umum terjadi dan ditandai dengan sekresi (keluarnya) hormon gonad oleh kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat.

    Hal ini memicu aktivitas testis dan ovarium untuk memproduksi hormon seks dan menyebabkan proses pubertas terjadi lebih awal.

    Pubertas dini perifer

    Kondisi ini merupakan jenis pubertas dini yang jarang terjadi. Hal ini ditandai dengan dimulainya produksi hormon seks oleh organ reproduksi tetapi tanpa aktivitas kelenjar otak.

    Pubertas dini perifer biasanya merupakan pertanda adanya masalah pada organ reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang tidak aktif.

    Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami perubahan terlalu cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan pada anak. Akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.

    Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.

    Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan karena perubahan fisiknya.

    Selain itu, perubahan perilaku dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood dan cenderung lebih cepat marah.

    Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang tidak sesuai dengan usianya.

    2. Masa puber yang terlambat

    Pada kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan saat umurnya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini biasa juga disebut sebagai late atau delayed puberty.

    Puber yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun.

    Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.

    Umumnya, kondisi ini bukan hal yang serius karena bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Namun, Anda sebagai orangtua perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

    Anak akan dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab kondisi ini. Apabila dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu yang memengaruhi hormon, ada kemungkinan hal ini bisa berdampak pada masalah kesuburan.

    Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengalami hal ini, di antaranya adalah:

    Faktor keturunan

    Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa puber yang tertunda.

    Jangan panik karena kondisi ini tidak perlu perawatan. Cukup menunggu sampai tanda-tandanya datang. Namun jika Anda khawatir, kunjungi dokter anak untuk berkonsultasi.

    Masalah kesehatan

    Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan puber.

    Oleh karenanya, meski anak memiliki penyakit kronis, pastikan bahwa gizi pada anak remaja Anda tercukupi.

    Masalah pada kromosom

    Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa puber juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti turner syndrome, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.

    Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom Klinefelter dengan kromosom ekstra X. Anda perlu mengonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini.

    3. Remaja tidak bisa mengalami puber

    Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda pubertas.

    Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada pria serta estrogen dan progesteron pada wanita mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.

    Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon (hormone replacing therapy).

    Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.

    Konsultasikan ke dokter jika memiliki pertanyaan lanjutan

    Umumnya, orangtua merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan ciri-ciri pubertas saat sudah memasuki usia puber.

    Namun, ingat saja bahwa setiap anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai tanda pubertas yang telah disebutkan di atas.

    Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jika anak Anda mengalami masalah di fase pubertas.

    Dokter akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah anak Anda sesuai kondisi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 24/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan