Olahraga mempunyai banyak manfaat untuk tubuh. Namun, jangan lupa untuk mempertimbangkan jenis olahraga yang tepat untuk anak remaja.
Alih-alih mendapatkan manfaat, olahraga yang tidak tepat malah bisa menyebabkan badan sakit, kelelahan, atau cedera. Simak penjelasan mengenai manfaat serta jenis olahraga yang cocok untuk remaja di bawah ini!
Manfaat olahraga untuk remaja
Olahraga memang memiliki segudang manfaat untuk tubuh, mulai dari menjaga stamina, mengendalikan berat badan, hingga mencegah berbagai penyakit.
Begitu juga apabila Anda memperhatikan aktivitas fisik yang baik di masa perkembangan remaja. Selain membantu pertumbuhan tulang dan otot serta meningkatkan stamina, olahraga untuk remaja juga menyehatkan otak.
Aliran darah yang lancar menuju otak akan mencegah terjadinya kerusakan sel otak sekaligus membantu pembentukan sel otak yang baru.
Sel-sel otak yang sehat akan bekerja lebih baik dalam menunjang fungsi kognitif anak.
Ini termasuk kemampuan berpikir dan fokus/konsentrasi, bagaimana memahami sesuatu, memecahkan masalah, mengambil keputusan, mengingat, hingga mengambil tindakan.
Amika Singh, PhD., periset dari Vrije Universiteit University Medical Center di Amsterdam, Belanda, sekaligus penulis di Archieves of Pediatrics & Adolescent Medicine
Pasalnya, selain melancarkan aliran darah ke otak, olahraga untuk remaja juga sekaligus memicu otak untuk melepaskan hormon mood bahagia endorfin.
Hal ini membuat emosi anak menjadi lebih mudah bahagia, stabil, dan tenang sehingga jadi jarang “berulah”.
Jenis olahraga untuk remaja
Ketika memasuki masa puber, pilihan olahraga yang dapat diambil semakin banyak. Ini termasuk olahraga permainan yang mungkin memiliki peraturan, yang sudah dimengerti anak remaja.
Dikutip dari Kids Health, ada sebagian anak yang sudah mengetahui olahraga kesukaannya. Namun, ada pula anak yang masih mencoba berbagai jenis olahraga agar bisa memilih apa yang menjadi kesukaannya.
Jika dilakukan secara rutin dan memilih yang sesuai dengan usia, anak bisa mendapatkan manfaatnya secara optimal.
Sebenarnya, olahraga adalah rangsangan ‘stres’ fisik bagi tubuh remaja. Stres dan tekanan yang dirasakan tubuh akibat olahraga tentu saja berdampak pada hal baik.
Tubuh merespons stres yang didapatkan dari olahraga. Hal ini merangsang pembentukan sel-sel tulang baru dan menarik lebih banyak kalsium untuk dipakai dalam perkembangan kesehatan tulang.
Remaja disarankan untuk melakukan olahraga yang sifatnya melawan gravitasi (weight-bearing exercise). Olahraga ini memberi beban pada tulang dan otot sehingga membantu menjadi lebih kuat.
Berikut beberapa jenis olahraga untuk remaja yang bisa dicoba.
- Berjalan santai.
- Lari.
- Sepak bola.
- Futsal.
- Basket.
- Voli.
- Tenis.
- Lompat tali.
- Gimnastik.
- Aerobik.
Berenang dan bersepeda bukan merupakan olahraga yang memberi beban pada tulang. Akan tetapi, kedua olahraga tersebut juga bisa anak lakukan untuk membantu mengembangkan otot serta menjaga kekuatan tulang.
Selain itu, aktivitas fisik untuk remaja lainnya yang bisa dicoba adalah yang mampu meningkatkan fleksibiltas dan menenangkan tubuh.
Fleksibilitas juga dibutuhkan anak untuk meminimalisasi terjadinya keseleo serta otot yang tegang.
Jenis olahraga yang juga bisa dilakukan untuk remaja, termasuk di rumah, adalah balet, yoga, pilates, serta tai chi.
Anak remaja juga disarankan untuk melakukan olahraga yang bisa memaksimalkan tinggi badan, seperti berenang, lompat tali, atau bermain basket.
Berapa lama intensitas olahraga yang disarankan untuk remaja?
Idealnya, lama waktu aktivitas fisik yang dianjurkan untuk remaja dalam satu hari adalah 60 menit. Namun olahraga seminggu sekali di sekolah saja tidak cukup.
Aktivitas fisik adalah kegiatan yang membutuhkan energi untuk menggerakkan tubuh dan otot-otot kerangka. Perlu diketahui, aktivitas fisik tidak sama dengan berolahraga.
Olahraga adalah kegiatan terencana, terstruktur, dan berulang dengan tujuan yang spesifik, yaitu untuk melatih aspek kebugaran tertentu.
Sementara itu, aktivitas fisik bisa berupa kegiatan apa pun seperti berjalan kaki, bermain, atau membantu orangtua bersih-bersih rumah.
Sesuai anjuran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak dan remaja yang berusia 5 sampai 17 tahun membutuhkan aktivitas fisik sebagai berikut.
- Setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga cukup berat setiap hari.
- Beraktivitas fisik lebih dari 60 menit bisa memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan.
- Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan latihan penguatan tulang dan otot setidaknya tiga kali dalam seminggu.
Ada banyak cara yang bisa orangtua lakukan untuk membimbing dan membiasakan anak berolahraga setiap hari.
Selain menjauhkan anak dari risiko berbagai penyakit berbahaya saat ia dewasa nanti, manfaat olahraga untuk remaja juga sudah terbukti membuat ia pintar dan berprestasi.
Apakah remaja sudah boleh membesarkan otot?
Mempunyai otot yang besar mungkin dambaan setiap remaja laki-laki. Banyak anak laki-laki berpikir bahwa mempunyai otot yang besar itu bagus dan membuat penampilan menjadi lebih menarik.
Pada usia ini, aktivitas fisik memang penting dilakukan untuk mendukung perkembangan tulang serta otot remaja.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, semakin sering otot dan tulang digunakan, sehingga semakin kuat otot dan tulang anak.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah jangan terlalu banyak melakukannya. Olahraga yang dilakukan juga harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh anak.
Terlalu banyak menempatkan tekanan (stres) pada tubuh dapat memicu reaksi tubuh yang berbeda pada usia berbeda.
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bagi anak atau remaja yang ingin membesarkan ototnya kurang dari usia tersebut agar:
- mulai membesarkan otot dengan bobot latihan yang lebih ringan sehingga otot berkembang dengan bentuk yang tepat,
- latihan kardio secara teratur, serta
- menghindari latihan angkat beban yang terlalu berat.