Pemeriksaan fisik bayi baru lahir merupakan langkah penting dalam perawatan bayi baru lahir. Ini dilakukan guna mengidentifikasi potensi masalah atau kelainan yang mungkin terjadi sejak kelahirannya.
Jadi apabila nanti ditemukan gangguan atau kelainan, bayi bisa ditangani sedini mungkin. Lantas apa saja jenis pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan? Berikut penjelasan lengkap seputar pemeriksaan bayi baru lahir.
Prosedur pemeriksaan bayi baru lahir
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada tubuh bayi agar tumbuh kembang si Kecil bisa lebih optimal.
Beberapa prosedur pemeriksaan bayi baru lahir, di antaranya berikut ini.
1. Tes Apgar score
Penilaian Apgar score adalah serangkaian pemeriksaan guna menilai kemampuan bayi baru lahir dalam beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim ibunya.
Mengutip dari Kids Health, tes ini biasanya dilakukan dua kali, yaitu pada satu menit pertama dan lima menit pertama setelah bayi lahir.
Bayi yang mendapatkan nilai Apgar antara 7—10 umumnya dianggap dalam kondisi bugar sehingga tidak memerlukan prosedur medis khusus.
2. Tes gula darah
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tes gula darah dilakukan pada bayi untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami hipoglikemia atau tidak.
Hipoglikemia adalah kondisi kurangnya gula darah dalam tubuh. Pada bayi baru lahir, bila kadar glukosa dalam darahnya kurang dari 45 mg/dL, ia dinyatakan hipoglikemia.
Di mana tempat dan berapa biaya pemeriksaan bayi baru lahir?
3. Oximetri pulse
Tes kesehatan bayi baru lahir yang selanjutnya adalah oximetri pulse. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah bayi Anda.
Sebab, jika kadar oksigen dalam darah rendah atau fluktuatif, hal tersebut cenderung menjadi tanda adanya critical congenital heart defect (CCHD) atau dalam bahasa Indonesia penyakit jantung bawaan kritis.
Penyakit jantung bawaan biasanya terjadi tanpa gejala, tetapi bisa menyebabkan kematian jika tidak segera dilakukan pengobatan atau tindakan.
4. Resusitasi
Mengutip dari Queensland Health, resusitasi adalah pemberian napas buatan guna memberikan pasokan oksigen lebih sehingga merangsang jantung dan paru bayi mulai bekerja.
Resusitasi dilakukan pada bayi baru lahir dengan kondisi baik dan buruk sebagai prosedur pemeriksaan yang dokter lakukan. Biasanya resusitasi bayi diperlukan dalam kondisi tertentu, di antaranya berikut ini.
- Lahir dalam kondisi prematur. Hal ini terjadi karena paru-paru bayi belum terbentuk sempurna pada bayi prematur.
- Terlambat lahir. Saat bayi terlambat lahir, plasenta yang bertugas memasok nutrisi dan oksigen dari ibu tidak lagi berfungsi. Akibatnya muncul berbagai masalah hingga berisiko mengalami aspirasi mekonium.
- Proses persalinan yang lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko, seperti kadar oksigen yang rendah untuk bayi, irama jantung bayi yang tidak normal, cairan ketuban yang terkontaminasi zat-zat berbahaya, dan infeksi uterus.
5. Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan jantung dan paru-paru bayi baru lahir sangat penting untuk memastikan bahwa sistem pernapasan dan sirkulasinya berfungsi dengan baik.
Untuk melakukan pemeriksaan fisik satu ini, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara jantung dan paru-paru bayi baru lahir.
6. Tes pendengaran
Mengutip dari Baby First Test, pemeriksaan pendengaran pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu dengan Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response (ABR).
Berbagai rangkaian tes ini menggunakan earphone kecil yang ditempatkan di telinga. Hal ini bertujuan untuk melihat respons telinga dan otak bayi terhadap suara.
7. Pemeriksaan bilirubin
Pemeriksaan fisik bayi yang baru lahir selanjutnya adalah cek bilirubin. Tes ini dilakukan untuk mengecek kadar bilirubin pada bayi melalui tes darah atau menggunakan lightmeter.
Kadar bilirubin yang tinggi bisa menyebabkan kulit dan mata bayi menguning. Meski umumnya normal, bilirubin yang terlalu tinggi dan tidak diobati bisa menyebabkan kerusakan otak serius.
8. Hipotiroid kongenital
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), skrining hipotiroid kongenital untuk mendeteksi dini adanya hipotiroid bawaan.
Skrining hipotiroid kongenital paling baik dilakukan saat bayi berumur 48—72 jam atau sebelum bayi pulang bersama orangtua dari rumah sakit.
Perlu Anda ketahui
9. Pemeriksaan penglihatan
Bila bayi lahir prematur, maka perlu pemeriksaan mata untuk mendeteksi retinopathy of prematurity (ROP).
Pemeriksaan ROP dilakukan pada bayi baru lahir dengan berat kurang dari 1.500 gram atau masa kehamilan kurang dari 34 minggu.
Selain itu juga perlu pemeriksaan pada bayi baru lahir dengan risiko kelainan jantung bawaan, gangguan napas, asfiksia, perdarahan di otak, dan gangguan pertumbuhan janin di dalam rahim.
Selain mendapat pemeriksaan di atas, bayi yang baru lahir umumnya akan mendapatkan imunisasi hepatitis B pada 12 jam setelah dilahirkan dan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan.
Dari sisi orangtua, penting untuk memeriksa dan mengenal feses bayi guna mengetahui perbedaan yang sehat dan tidak, yang mungkin membutuhkan penanganan medis.
Konsultasikan kepada dokter anak mengenai tes kesehatan atau pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang dibutuhkan buah hati Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]