backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Jenis Radang Sendi pada Anak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 17/01/2024

5 Jenis Radang Sendi pada Anak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya

Biasanya, radang sendi menyerang orang yang telah lanjut usia (lansia). Radang sendi yang ada banyak macamnya ini membuat persendian tubuh menjadi sakit, nyeri, dan membengkak. Akan tetapi, si Kecil ternyata juga bisa terserang radang sendi layaknya orang dewasa. Seberapa parah radang sendi pada anak dan apa penyebabnya? Bagaimana mengatasinya? 

Apa itu radang sendi pada anak?

Radang sendi pada anak, juga dikenal sebagai arthritis pada anak, adalah kondisi di mana satu atau lebih sendi anak mengalami peradangan.

Meski begitu, arthritis yang terjadi pada anak tidak sama dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, terutama lansia, salah satu jenis radang sendi yang bisa terjadi, yaitu rematik atau rheumatoid arthritis.

Nah, radang sendi yang terjadi pada anak jenisnya berbeda dari rematik.

Ada beberapa jenis arthritis pada anak, tetapi yang paling umum adalah arthritis idiopatik juvenil (AIJ), yang sebelumnya dikenal sebagai arthritis rematoid juvenil.

Berbeda dengan arthritis pada orang dewasa, arthritis pada anak tidak selalu memiliki penyebab yang jelas.

AIJ merupakan kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan menyebabkan peradangan.

Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan dalam perkembangannya.

Siapa saja yang bisa terkena radang sendi pada anak?

  • Radang sendi termasuk kondisi yang bisa dialami oleh anak-anak di semua golongan usia.
  • Namun, penelitian terkini dari Centers for Disease Control and Prevention menunjukan, radang sendi lebih sering dialami oleh anak-anak dan remaja yang memiliki gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan jantung.
  • Risiko radang sendi juga lebih tinggi pada anak-anak yang kekurangan asupan makanan, terpapar asap rokok, dan memiliki orangtua dengan pendidikan yang rendah.

Gejala radang sendi pada anak

penyebab nyeri sendi pada anak

Gejala radang sendi pada anak dapat berbeda-beda tergantung dari jenis arthritis yang dialami dan seberapa parah kondisinya.

Sebagian besar kasus radang sendi pada anak tidak menimbulkan gejala apa pun pada awalnya.

Jika muncul pun, biasanya gejala tersebut mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga tak banyak yang mengetahui itu adalah radang sendi.

Namun demikian, ada beberapa gejala yang bisa diwasapadai sebagai tanda radang sendi pada anak, di antaranya sebagai berikut.

  • Sendi terasa kaku, terutama pada pagi hari.
  • Sendi terasa nyeri dan bengkak.
  • Kulit menjadi memerah.
  • Demam yang tidak turun-turun, atau demam yang sering kambuh.
  • Penurunan berat badan yang tiba-tiba.
  • Mata anak merah dan terasa sakit.
  • Kelelahan.
  • Sulit untuk melakukan aktivitas fisik.

Jenis dan penyebab radang sendi pada anak

Penyebab pasti radang sendi pada anak belum seluruhnya diketahui, dan bisa berbeda-beda.

Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa jenis radang sendi yang bisa terjadi pada anak. Berikut ini adalah jenis arthritis pada anak beserta penyebabnya.

1. Arthritis idiopatik juvenil (AIJ)

AIJ adalah jenis arthritis yang paling umum pada anak di bawah usia 16 tahun. Jenis ini meliputi radang sendi pada anak yang belum diketahui penyebabnya.

Pada jenis ini, lapisan sinovial, yaitu lapisan pelumas sendi, mengalami kerusakan akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan tersebut, sehingga muncul radang.

2. Arthritis septik

Jenis ini merupakan radang sendi yang disebabkan oleh infeksi sendi.

3. Arthritis berkaitan dengan lupus

Jenis ini dipicu oleh lupus, yaitu penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat.

4. Arthritis berkaitan dengan penyakit inflamasi usus 

Beberapa anak dengan penyakit inflamasi usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, dapat mengalami arthritis sebagai bagian dari gejala perkembangan penyakit tersebut.

5. Arthritis dermatomiositis

Jenis ini terjadi akibat penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah di dalam tubuh.

Diagnosis radang sendi pada anak

RADANG SENDI PINGGUL

Proses diagnosis radang sendi pada anak melibatkan serangkaian langkah yang dilakukan oleh tim perawatan kesehatan, termasuk dokter anak dan ahli reumatologi anak.

Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami anak, termasuk keluhan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan sendi. Riwayat kesehatan keluarga juga akan diperiksa.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi sendi, mencari tanda-tanda pembengkakan, kekakuan, atau perubahan lainnya.

Pemeriksaan ini juga melibatkan pemeriksaan mata, kulit, dan organ lainnya, karena beberapa bentuk arthritis pada anak dapat bersifat sistemik.

Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lanjutan mungkin perlu dilakukan, di antaranya sebagai berikut.

1. Pemeriksaan darah dan tes laboratorium

Tes darah dapat memberikan indikasi adanya peradangan atau aktivitas autoimun.

Pemeriksaan ini melibatkan pemeriksaan jumlah sel darah putih, tingkat protein C-reaktif, faktor reumatoid, dan uji lainnya.

2. Pemindaian

Tes pemindaian, seperti sinar-X, MRI, atau USG, dapat membantu menghasilkan gambar struktur sendi dan mendeteksi perubahan atau kerusakan.

3. Aspirasi sendi

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan aspirasi sendi untuk mengambil sampel cairan sendi untuk dianalisis.

Pemeriksaan ini dapat membantu mengonfirmasi diagnosis dan mengecualikan kondisi lain.

4. Pemeriksaan mata

Pemeriksaan mata dapat dilakukan untuk menilai apakah ada tanda-tanda uveitis, yang sering terkait dengan beberapa jenis arthritis pada anak.

Proses diagnosis dapat memerlukan waktu, karena beberapa gejala arthritis pada anak mungkin mirip dengan kondisi lain.

Pengobatan radang sendi pada anak

Pengobatan yang dilakukan akan bergantung pada jenis radang sendi dan tingkat keparahan kondisi yang dialami oleh anak.

Pada beberapa kasus, anak mungkin perlu menjalani beberapa pilihan pengobatan yang dapat meliputi penggunaan obat-obatan dan terapi.   

Obat-obatan yang biasanya diberikan pada anak dengan radang sendi, meliputi berikut ini. 

  • Obat penghilang rasa sakit. Obat ini biasanya diberikan untuk mengatasi rasa sakit dan mengurangi bengkak pada sendi. Contoh obat NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen.
  • Obat antirematik. Obat jenis ini juga digunakan untuk mengatasi bengkak dan nyeri yang dirasakan akibat peradangan. Biasanya, obat ini akan dikombinasikan dengan obat NSAIDs. Beberapa contoh dari obat ini yaitu methotrexate (Rheumatrex), hydroxychloroquine (Plaquenil), dan sulfasalazine (Azulfidine).
  • Kortikosteroid. Obat ini kerap dipakai dalam bentuk cairan yang disuntikkan langsung ke bagian sendi yang meradang, jika nyeri dan bengkaknya kambuh. Sebenarnya, obat jenis ini tersedia dalam bentuk oral, tapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak.
  • Antimetabolit. Jenis obat ini digunakan untuk mencegah kerusakan sendi di kemudian hari.
  • Obat biologis. Obat ini merupakan jenis obat imunosupresan yang berfungsi menekan bagian tertentu dari sistem kekebalan yang memicu peradangan. Jenis obat biologis yang boleh diberikan kepada anak, yaitu abatacept, adalimumab, canakinumab, etanercept dan tocilizumab.

Sementara itu, terapi yang mungkin perlu dijalani oleh anak, di antaranya sebagai berikut.

  • Terapi fisik. Fisioterapi atau terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, kelenturan, dan fungsi sendi. Terapi ini juga dapat membantu mengurangi nyeri dan kekakuan.
  • Terapi okupasi. Terapis okupasi dapat membantu anak dalam mengatasi tantangan sehari-hari yang mungkin timbul akibat arthritis, seperti kesulitan bergerak atau menjalankan aktivitas sehari-hari.

Selain pengobatan di atas, dokter mungkin juga akan meminta anak agar istirahat yang cukup untuk mendorong proses penyembuhan.

Bila diperlukan, penopang atau alat bantu yang sesuai juga dapat digunakan untuk membantu melindungi sendi dari tekanan yang berlebihan saat beraktivitas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 17/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan