Penyebab RDS pada bayi

Sindrom gawat napas terjadi pada bayi prematur karena paru-paru tidak mampu membuat surfaktan yang cukup.
Surfaktan adalah zat berbusa yang membuat paru-paru mengembang secara penuh sehingga bayi baru lahir bisa menghirup udara begitu keluar dari rahim.
Tanpa surfaktan yang cukup, paru-paru tidak bisa berfungsi secara optimal. Ini membuat bayi baru lahir harus berusaha lebih keras untuk bernapas.
Sebagian besar bayi yang mengalami RDS menunjukkan tanda dan masalah pernapasan saat beberapa jam setelah lahir.
Kekurangan oksigen bisa merusak otak dan organ tubuh bayi lain bila tidak segera mendapat penanganan medis.
Bila tidak dapat penanganan medis, bayi akan kelelahan karena terus mencoba untuk bernapas dan bisa menyerah.
Bayi bisa memerlukan ventilator untuk membantunya mendapatkan asupan oksigen agar bisa bernapas.
Faktor yang meningkatkan risiko RDS pada bayi
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang bayi terkena sindrom gawat atau gagal napas.
Mengutip dari Nationwide Children’s, beberapa faktor risiko RDS pada bayi yaitu:
Perhatikan bila si kecil dan ibu memiliki faktor risiko di atas.
Cara diagnosis RDS pada bayi
Untuk mendeteksi sindrom gawat napas pada bayi, ada berbagai tes untuk mendiagnosis.
Dokter akan melakukan beberapa prosedur untuk pemeriksaan RDS pada si kecil seperti berikut.
- Tes darah untuk memeriksa adanya infeksi.
- Rontgen dada melihat kondisi paru-paru.
- Pemeriksaan dengan oksimeter untuk melihat kadar oksigen dalam darah.
Pemasangan oksimeter pada bayi menggunakan alat yang akan petugas medis pasang pada ujung jari, kaki, atau telinga.
Perawatan RDS pada bayi

Pengobatan dan perawatan sindrom gawat napas pada bayi tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan si kecil.
Mengutip dari Stanford Children’s Health, ada berbagai perawatan pada bayi yang mengalami RDS.
1. Memasang alat bantu pernapasan
Perawatan yang akan dokter lakukan pada bayi yang mengalami sindrom gawat napas adalah pemasangan alat bantu pernapasan.
Petugas medis akan melakukan pemasangan secara bertahap. Pertama, pemasangan selang pernapasan pada trakea (tenggorokan) bayi.
Kemudian untuk kasus yang sangat parah, bayi akan membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan.
2. Memasang mesin saluran udara
Perawatan RDS pada bayi berikutnya adalah memasang alat tekanan saluran udara. Ini untuk mendorong aliran oksigen ke saluran udara secara terus menerus.
Alat ini membantu paru-paru tetap terbuka dan saluran udara masuk secara optimal.
3. Memberikan surfaktan buatan
Surfaktan buatan akan sangat membantu kondisi bayi bila dokter memberikannya 6 jam setelah si kecil lahir.
Pemberian surfaktan bisa membantu mengurangi sindrom gawat napas bayi agar tidak semakin parah dan serius.
Dokter juga memberikan cairan ini sebagai pengobatan untuk bayi yang berisiko tinggi terkena sindrom gawat napas.
Pemberian cairan surfaktan batan ini lewat selang pernapasan yang dokter pasang pada bayi.
Cara mencegah sindrom gawat napas pada bayi
Paling utama mengantisipasi RDS pada bayi adalah mencegah kelahiran prematur. Bagaimana bila kelahiran prematur tidak bisa ibu cegah?
Dokter akan memberikan obat kortikosteroid sebelum melahirkan.
Obat ini bisa untuk membantu pematangan paru janin sebelum dilahirkan dan menurunkan risiko dan tingkat keparahan sindrom gawat napas pada bayi.
Steroid akan dokter berikan saat usia kehamilan 24 minggu dan 34 minggu, terutama pada ibu yang berisiko melahirkan lebih awal.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar