Respiratory distress syndrome (RDS) termasuk penyakit pernapasan yang umum terjadi pada bayi baru lahir. RDS atau sindrom gawat napas pada bayi membuat si Kecil membutuhkan oksigen tambahan lewat alat bantu pernapasan. Berikut penjelasan lengkap seputar gangguan pernapasan pada bayi ini.
Apa itu respiratory distress syndrome (RDS) pada bayi?
RDS atau kepanjangan dari respiratory distress syndrome adalah gangguan pernapasan yang terjadi pada bayi baru lahir.
Umumnya, RDS atau sindrom gawat napas sering terjadi pada bayi prematur yang lahir sebelum usia 28 minggu. Sangat jarang RDS terjadi pada bayi baru lahir dengan cukup bulan.
Sindrom gawat napas pada bayi tergantung pada usia kehamilan, lokasi infeksi, dan kondisi jantung bayi apakah ada kelainan atau tidak.
Biasanya, RDS memburuk pada 48—72 jam pertama pertama dan membaik setelah mendapat penanganan medis.
Gejala RDS pada bayi
Mengutip dari Nationwide Children’s, ada beberapa tanda dan gejala sindrom gawat napas pada bayi baru lahir, yaitu:
- laju napas cepat saat baru lahir,
- ada suara ‘uh’ setiap napas,
- perubahan pada warna bibir, jari tangan, dan kaki,
- pelebaran lubang hidung setiap bernapas, serta
- kulit bagian atas tulang rusuk tertarik saat bernapas.
Dokter akan langsung melakukan penanganan segera setelah bayi lahir bila melihat gejala sindrom gawat napas di atas.
Penyebab RDS pada bayi
Sindrom gawat napas terjadi pada bayi prematur karena paru-paru tidak mampu membuat surfaktan yang cukup.
Surfaktan adalah zat berbusa yang membuat paru-paru mengembang secara penuh sehingga bayi baru lahir bisa menghirup udara begitu keluar dari rahim.
Tanpa surfaktan yang cukup, paru-paru tidak bisa berfungsi secara optimal. Ini membuat bayi baru lahir harus berusaha lebih keras untuk bernapas.
Sebagian besar bayi yang mengalami RDS menunjukkan tanda dan masalah pernapasan saat beberapa jam setelah lahir.
Kekurangan oksigen bisa merusak otak dan organ tubuh bayi lain bila tidak segera mendapat penanganan medis.
Bila tidak dapat penanganan medis, bayi akan kelelahan karena terus mencoba untuk bernapas dan bisa menyerah.
Bayi bisa memerlukan ventilator untuk membantunya mendapatkan asupan oksigen agar bisa bernapas.
Faktor yang meningkatkan risiko RDS pada bayi
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang bayi terkena sindrom gawat atau gagal napas.
Mengutip dari Nationwide Children’s, beberapa faktor risiko RDS pada bayi yaitu:
Perhatikan bila si Kecil dan ibu memiliki faktor risiko di atas.
Bagimana cara mendiagnosis RDS pada bayi?
Untuk mendeteksi sindrom gawat napas pada bayi, ada berbagai tes atau pemeriksaan yang mungkin akan dokter lakukan pada si Kecil, seperti berikut ini.
- Tes darah untuk memeriksa adanya infeksi.
- Rontgen dada bayi untuk melihat kondisi paru-paru.
- Pemeriksaan dengan oksimeter untuk melihat kadar oksigen dalam darah.
Pemasangan oksimeter pada bayi menggunakan alat yang akan petugas medis pasang pada ujung jari, kaki, atau telinga.
Perawatan RDS pada bayi
Pengobatan dan perawatan sindrom gawat napas bayi tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan si Kecil.
Mengutip dari Stanford Children’s Health, ada berbagai perawatan pada bayi yang mengalami RDS, seperti berikut ini.
1. Memasang alat bantu pernapasan
Perawatan yang akan dokter lakukan pada bayi yang mengalami sindrom gawat napas adalah pemasangan alat bantu pernapasan.
Petugas medis akan melakukan pemasangan secara bertahap. Pertama, pemasangan selang pernapasan pada trakea (tenggorokan) bayi.
Kemudian untuk kasus yang sangat parah, bayi akan membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan.
2. Memasang mesin saluran udara
Perawatan RDS pada bayi berikutnya adalah memasang alat tekanan saluran udara. Ini untuk mendorong aliran oksigen ke saluran udara secara terus menerus.
Alat ini membantu paru-paru tetap terbuka dan saluran udara masuk secara optimal.
3. Memberikan surfaktan buatan
Surfaktan buatan akan sangat membantu kondisi bayi bila dokter memberikannya 6 jam setelah si Kecil lahir.
Pemberian surfaktan bisa membantu mengurangi sindrom gawat napas bayi agar tidak semakin parah dan serius.
Dokter juga memberikan cairan ini sebagai pengobatan untuk bayi yang berisiko tinggi terkena sindrom gawat napas.
Pemberian cairan surfaktan buatan ini lewat selang pernapasan yang dokter pasang pada bayi.
Cara mencegah sindrom gawat napas pada bayi
Hal paling utama yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi RDS pada bayi adalah mencegah kelahiran prematur. Bagaimana bila kelahiran prematur tidak bisa ibu cegah?
Dokter akan memberikan obat kortikosteroid sebelum melahirkan.
Obat ini bisa untuk membantu pematangan paru janin sebelum dilahirkan dan menurunkan risiko dan tingkat keparahan sindrom gawat napas pada bayi.
Steroid akan dokter berikan saat usia kehamilan 24 minggu dan 34 minggu, terutama pada ibu yang berisiko melahirkan lebih awal.
Kesimpulan
- Respiratory distress syndrome (RDS) termasuk penyakit pernapasan yang umum terjadi pada bayi baru lahir dan paling sering terjadi pada bayi yang terlahir prematur.
- Beberapa gejala dari RDS adalah laju napas cepat saat baru lahir, perubahan warna bibir, jari tangan, dan kaki, serta pelebaran lubang hidung setiap bernapas.
- Sindrom gawat napas atau RDS terjadi pada bayi prematur karena paru-paru tidak mampu membuat surfaktan yang cukup.
- Untuk mengatasi kondisi ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu memasang alat bantu pernapasan, memasang mesin saluran udara, serta memberikan surfaktan buatan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]