Epilepsi cukup banyak dialami anak-anak, terutama bila si Kecil memiliki masalah dengan otak dan saraf. Seperti apa epilepsi itu? Apa tandanya dan apakah epilepsi pada anak bisa sembuh? Berikut penjelasan lengkap seputar epilepsi pada si Kecil. Mulai dari penyebab sampai obat dan perawatannya.
Apa itu epilepsi pada anak?
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) epilepsi atau ayan adalah kejang yang terjadi dua kali atau lebih tanpa penyebab yang jelas.
Kondisi ini bisa terjadi karena masalah pada otak dan sistem saraf yang sering dialami anak-anak.
Hal yang perlu diperhatikan adalah saat anak kejang pada epilepsi, tidak harus sampai mengeluarkan busa. Akan tetapi, serangan kejang bisa berupa kondisi berikut ini.
- Seluruh tubuh kaku.
- Kejang di sebagian lengan atau tungkai bawah.
- Kedutan sebelah mata dan sebagian wajah.
- Hilang kesadaran sesaat (anak tampak bengong atau melamun).
- Tangan atau kaki tiba-tiba tersentak.
- Anak tiba-tiba jatuh seperti kehilangan tenaga.
Kejang pada epilepsi bisa terjadi begitu saja, bahkan ketika anak sedang bermain. Lalu setelah kejang, anak bisa beraktivitas seperti biasanya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Apa gejala epilepsi pada anak?
Mengutip dari John Hopkins Medicine, beberapa gejala epilepsi pada anak yaitu sebagai berikut.
- Mengangguk dengan ritme yang rapi.
- Berkedip sangat cepat.
- Tidak menanggapi suara yang bising.
- Bibir anak berwarna biru.
- Pernapasan tidak normal.
Kadang gejala kejang mirip dengan kondisi kesehatan lain. Segera menghubungi dokter bila anak mengalami hal di atas.
Apakah epilepsi pada anak bisa sembuh?
Apa penyebab epilepsi pada anak?
Mengutip dari Healthy Children, kejang pada epilepsi dipicu oleh perubahan aktivitas listrik dan kimiawi pada otak.
Kejang bisa disebabkan oleh apa saja yang melukai otak, seperti berikut ini.
- Cedera kepala.
- Infeksi.
- Keracunan.
- Masalah perkembangan otak sebelum bayi lahir.
Namun penyebab epilepsi dan kejang sering sulit ditemukan.
Ada beberapa tipe kejang pada epilepsi yang sering dialami si Kecil. Ada yang sangat pendek seperti berlangsung beberapa detik. Namun, ada juga yang agak lama sampai hitungan menit.
Epilepsi juga terjadi berbeda-beda setiap anak, hal ini tergantung pada faktor berikut ini.
- Usia.
- Jenis kerusakan pada bagian otak.
- Memiliki masalah kesehatan lain.
- Respon anak saat melakukan perawatan.
Pada dasarnya, epilepsi yang dialami anak tergantung pada bagian otak mana yang terlibat.
Pengobatan epilepsi pada anak
Pengobatan untuk epilepsi biasanya dimulai dengan obat-obatan untuk mencegah kejang, atau disebut dengan obat antiepilepsi.
Dosis yang sudah tepat akan terus dipertahankan sampai dua tahun bebas kejang. Dosis juga akan disesuaikan jika terjadi kenaikan berat badan anak.
Jika satu jenis obat dengan dosis maksimal tidak dapat mengendalikan kejang anak, dokter akan menambahkan obat antiepilepsi kedua atau menukar dengan jenis obat yang berbeda.
Namun, ada juga beberapa kondisi yang membuat anak masih kejang meski sudah memakai obat epilepsi.
Kalau kejang anak tetap tidak bisa dikendalikan dengan obat-obatan, dokter akan mendiskusikan pilihan cara lain, seperti yang dikutip dari Epilepsy.
Salah satunya, operasi otak mungkin perlu dilakukan oleh ahli bedah spesialis anak.
Sebelum melakukan prosedur operasi otak untuk mengatasi epilepsi pada anak, dokter akan menilai kondisi si Kecil secara menyeluruh.
Bila operasi bisa mengurangi epilepsi atau menghentikan kejang tanpa masalah lain, prosedur ini bisa menjadi pilihan.
Bila obat dan operasi tidak bisa menghentikan epilepsi pada anak, terapi VNS bisa dilakukan.
Terapi epilepsi pada anak memakai perangkat kelistrikan kecil, seperti alat pacu jantung, yang disimpan di bawah kulit dada anak.
Alat ini mengirimkan sinyal listrik ke otak melalui saraf di leher anak yang bernama saraf vagus. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kejang yang anak alami agar tidak terlalu parah.
Anak juga bisa melakukan terapi dietnya yaitu diet ketogenik, diet Atkins yang dimodifikasi, perawatan indeks glikemik rendah.