Tentu, karena rendah karbohidrat, makanan untuk pasien epilepsi seperti nasi, jagung, atau kentang, sudah tidak ada lagi di dalam menu makanan. Sebagai penggantinya, anak dengan epilepsi akan diberikan lauk-pauk penuh lemak. Ini biasanya mencakup banyak daging, telur, sosis, keju, ikan, kacang-kacangan, mentega, minyak, biji-bijian, dan sayuran berserat.
2. Penerapan diet harus diawasi dokter atau ahli gizi
Penerapan diet ketogenik untuk pasien epilepsi, sebaiknya dilakukan dibawah pengawasan ahli gizi. Alasanya, perhitungan zat gizi pada diet ini harus dilakukan dengan tepat. Apalagi jika pasien memiliki alergi pada makanan tertentu, dokter atau ahli gizi akan membantu menentukan pilihan makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Tidak hanya anak-anak, diet ini juga bisa diterapkan pada bayi. Hanya saja proses penerapan diet harus diawasi ketat. Pertama, si kecil akan berikan cairan bebas gula. Dalam waktu 24 jam, diet baru dimulai.
Gula darah akan dipantau secara ketat dalam 48 jam pertama setelah memulai diet dan hipoglikemia dapat terjadi selama memulai diet keto. Kebutuhan suplemen, seperti kalsium dan vitamin juga akan dipenuhi selama proses pengawasan.
Efek samping diet ketogenik pada pasien dengan epilepsi
Menjalani diet ini membuat pasien tidak mengonsumsi makanan yang tidak seimbang. Akibatnya, akan ada efek samping yang mungkin terjadi. Beberapa efek samping yang mungkin dialami, antara lain:
- Kepadatan tulang rendah sehingga berisiko mengalami patah tulang.
- Sembelit (susah buang air besar) karena kurangnya asupan serat dari buah maupun sayur.
- Memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
- Sakit perut, sakit kepala, kelelahan, dan pusing. Kondisi ini disebut dengan “flu keto”.
- Mengalami gangguan tidur.
- Berat badan tidak naik, atau justru berat badan turun.
- Pertumbuhan anak jadi lebih lambat dari anak seusianya.
- Berisiko mengalami batu ginjal.
Adanya efek samping ini, membuat dokter atau ahli kesehatan perlu mengevaluasi dan mempertimbangkan mana yang banyak manfaatnya ataukah efek sampingnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar