Salah satu kelainan bawaan yang umum terjadi pada bayi ialah bibir sumbing. Untungnya, saat ini sudah ada prosedur palatoplasty untuk mengatasinya.
Tidak hanya mengembalikan kemampuan berbicara dan penampilan, prosedur ini juga bisa mencegah masalah kesehatan lainnya yang disebabkan oleh bibir sumbing.
Apa itu palatoplasty?
Palatoplasty atau palatoplasti adalah operasi yang dilakukan untuk menutup celah pada langit-langit mulut. Operasi ini paling sering digunakan untuk penanganan bibir sumbing.
Selain itu, berikut merupakan tujuan dilakukannya palatoplasty.
- Mempertahankan kemampuan berbicara dengan baik.
- Menutup saluran yang menghubungkan rongga mulut dan hidung.
- Mendukung pertumbuhan tulang rahang yang baik.
- Mencegah makanan keluar dari hidung.
Palatoplasty sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pada umumnya, prosedur kesehatan ini paling pas dilakukan pada anak-anak berusia 6–12 bulan.
Tindakan palatoplasti di atas usia tiga tahun justru akan menyebabkan anak terlambat bicara.
Prosedur palatoplasty
Berdasarkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Bibir Sumbing dan Lelangit oleh Kemenkes RI, teknik operasi palatoplasti dapat dilakukan melalui dua tahap atau satu tahap sekaligus.
Pada palatoplasty dua tahap, operasi tahap pertama akan dilakukan pada usia enam bulan dengan menutup celah pada langit-langit mulut lunak. Ini merupakan bagian langit-langit mulut yang dekat dengan amandel.
Setelah itu, operasi kedua untuk menutup langit-langit mulut keras akan dilakukan saat usia 18–24 bulan. Ini merupakan jaringan bertulang yang ada di bagian atas rongga mulut.
Palatoplasty akan dimulai dengan pembiusan secara total. Setelah itu, dokter akan melakukan intubasi supaya Anda tetap bisa bernapas dengan baik selama operasi.
Mulut pasien juga akan diberi gag, sebuah alat yang akan menahan mulut supaya tetap terbuka.
Setelah itu, dokter akan membuat sayatan pada kedua sisi celah langit-langit mulut. Dengan teknik khusus, jaringan yang melekat pada langit-langit mulut akan dikendurkan sehingga dapat disatukan.
Sementara itu, otot-otot pada langit-langit mulut lunak akan disesuaikan. Perbaikan langit-langit lunak ini dilakukan untuk menjaga kemampuan berbicara dan mengurangi kemungkinan infeksi telinga.
Dokter kemudian mulai menyatukan langit-langit mulut dengan cara menjahitnya. Dalam prosesnya, dokter menggunakan benang operasi yang dapat terserap ke dalam kulit.
Jika celah pada langit-langit bibir Anda disertai bibir sumbing, dokter akan melakukan operasi bibir sumbing sebelum melakukan palatoplasty.
Operasi penutupan celah bibir sebaiknya dilakukan saat bayi berusia 3–6 bulan. Tujuan utama dari prosedur ini yaitu memperbaiki penampilan dan memudahkan bayi untuk menyusu.
Setelah menjalani operasi, Anda hanya bisa makan makanan cair selama 1–2 minggu.
Prosedur palatoplasty pada setiap orang mungkin berbeda, tergantung pada tingkat keparahan celah yang terbentuk.
Efek samping palatoplasty
Sama seperti prosedur medis lainnya, beberapa orang mungkin mengalami efek samping setelah menjalani palatoplasti.
Berikut ini merupakan efek samping dari operasi langit-langit mulut yang biasanya akan segera membaik.
Anda perlu segera berkonsultasi pada dokter jika efek samping tersebut tidak juga sembuh atau justru muncul kondisi berikut.
- Perdarahan hebat pada mulut dan hidung.
- Bentuk wajah berubah.
- Pertumbuhan gigi tidak normal.
- Infeksi telinga.
- Demam lebih dari 38°C.
- Kesulitan bernapas.
- Kulit membiru atau memucat.
- Tanda-tanda dehidrasi seperti urine kuning atau keruh, tidak ada air mata saat menangis, dan mulut kering.
- Sayatan terbuka atau jahitan melonggar
Efek samping pada tiap orang mungkin berbeda. Jika Anda mengkhawatirkan efek samping tertentu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Apa yang terjadi jika palatoplasty tidak dilakukan?
Dampak langsung dari tidak dilakukannya palatoplasty adalah penampilan bibir yang berbeda. Bagi beberapa orang, ini akan membuat rasa percaya diri berkurang.
Di samping perubahan secara penampilan, celah pada langit-langit mulut yang dibiarkan juga bisa menimbulkan masalah kesehatan lain seperti berikut.
1. Infeksi telinga
Jika bibir sumbing pada anak tidak diatasi, ini bisa meningkatkan risiko infeksi telinga atau penumpukan cairan di dalam telinga (glue ear).
Infeksi telinga dapat mengganggu kemampuan indra pendengaran anak nantinya.
2. Kerusakan gigi
Adanya celah pada langit-langit mulut akan mengganggu proses mengunyah. Jika dibiarkan, kebiasaan mengunyah yang tidak tepat bisa membuat gigi lebih mudah rusak.
3. Gangguan berbicara
Jika langit-langit mulut yang sumbing tidak diperbaiki, ini akan membuat suara yang keluar saat Anda bicara terdengar tidak jelas atau sengau.
Pada anak-anak, adanya celah pada langkit-langit mulut mungkin akan menyebabkan keterlambatan bicara.
4. Masalah pernapasan
Celah yang terbentuk pada langit-langit mulut juga akan mengganggu proses pernapasan. Akibatnya, Anda bernapas dengan tidak nyaman.
Anda mungkin juga menjadi lebih mudah mengalami gangguan pernapasan lainnya.
Semua tentang palatoplasty
- Operasi ini dilakukan untuk menyatukan celah yang terbentuk pada langit-langit mulut, termasuk bibir sumbing.
- Palatoplasti paling tepat dilakukan saat bayi masih berusia 6–12 bulan.
- Jika palatoplasti tidak dilakukan, Anda mungkin mengalami infeksi telinga, kerusakan gigi, hingga gangguan bicara.
[embed-health-tool-bmi]