Saat masih anak-anak, orang tua kerap mengingatkan untuk mengunyah makanan pelan-pelan hingga lembut. Rupanya Anda harus mengunyah lebih dari tiga puluh kali sebelum menelan. Selisik ulasan lengkapnya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Saat masih anak-anak, orang tua kerap mengingatkan untuk mengunyah makanan pelan-pelan hingga lembut. Rupanya Anda harus mengunyah lebih dari tiga puluh kali sebelum menelan. Selisik ulasan lengkapnya berikut ini.
Beberapa ahli menyebutkan berapa kali mengunyah makanan yang baik adalah sekitar 32 kali sebelum akhirnya ditelan.
Pada dasarnya, tujuan mengunyah adalah untuk memecah makanan sampai teksturnya lebih halus.
Ketika menyantap makanan lunak dan banyak air, seperti bubur atau puding, Anda mungkin tidak perlu mengunyah sampai 32 kali.
Sebaliknya, makanan yang lebih sulit dikunyah, seperti daging dan kacang-kacangan, mungkin perlu dikunyah 40 kali dalam setiap suapan.
Buah-buahan yang kaya air, seperti semangka, melon, dan mangga, mungkin membutuhkan lebih sedikit kunyahan, setidaknya 10 – 15 kali.
Saat makan, tanpa sadar Anda mungkin mengunyah dengan cara yang kurang tepat atau salah.
Di bawah ini adalah cara untuk mengunyah makanan hingga lumat.
Mengunyah makanan dengan cara yang benar bisa memberikan manfaat berikut ini.
Sebuah riset dari jurnal Electronics (2016) menyebutkan ada hubungan antara mengunyah dengan banyaknya asupan energi.
Riset tersebut dilakukan pada 30 wanita dengan mengonsumsi 120 makanan dengan kecepatan berbeda.
Hasil riset menunjukkan peserta yang makan lebih cepat cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan.
Peserta yang makan lebih lambat mengonsumsi lebih sedikit makanan, tetapi merasa lebih kenyang daripada peserta yang makan terlalu cepat.
Mengunyah makanan berkali-kali dengan kecepatan yang lebih lambat dapat mengurangi asupan makanan Anda secara keseluruhan.
Riset terbitan Appetite (2013) mengamati efek mengunyah secara perlahan pada 43 peserta penelitian.
Hasil riset menunjukkan mengunyah secara perlahan dapat mengurangi asupan ngemil atau makan yang berlebihan.
Meski begitu, peserta yang mengunyah lebih lama kurang menikmati makanan mereka karena sudah merasa kenyang dahulu.
Studi dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics (2014) menyelidiki efek mengunyah perlahan sebelum menelan dengan jumlah asupan makanan.
Uji coba dilakukan pada 45 peserta berusia 18 – 45 tahun dengan berat badan normal, kelebihan berat badan, dan obesitas.
Riset menunjukkan mengunyah secara perlahan berkontribusi menurunkan risiko obesitas. Kemungkinan efek mengunyah perlahan mengendalikan nafsu makan.
Pada akhirnya, Anda dapat mengurangi asupan makan berlebihan sehingga membantu menurunkan berat badan.
Air liur berfungsi sebagai antibakteri berkat kandungan enzim lisozim.
Lisozim juga biasa ditemukan dalam cairan tubuh lainnya seperti air mata, air liur, dan air susu.
Lisozim sebagai agen antimikroba dapat membelah dinding sel bakteri hingga hancur.
Semakin banyak Anda mengunyah, semakin mudah enzim ini membunuh bakteri berbahaya dalam makanan.
Mengunyah dengan perlahan akan membuat mulut memproduksi air liur lebih banyak.
Air liur ikut membantu memecah makanan dan memudahkan Anda menelan. Selain itu, air liur meningkatkan kemampuan pengecapan.
Setelah itu, air liur akan membersihkan sisa makanan dan kotoran pada gigi dan gusi.
Selain bermanfaat membunuh bakteri, air liur penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Kandungan enzimnya juga membantu mencegah gigi berlubang dan infeksi lainnya.
Makan terburu-buru bisa membuat Anda tidak mengunyah makanan dengan baik.
Anda berisiko tersedak lantaran potongan makanan yang masih terlalu besar dan sulit ditelan.
Agar tidak tersedak, cobalah lebih memperhatikan berapa kali Anda mengunyah.
Sebaiknya Anda makan dengan penuh kesadaran (mindful eating). Kunyah makanan secara perlahan, kecap dan nikmati sensasi rasa dalam setiap kunyahan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar