Sepsis dapat menyerang siapa saja, tapi lebih cenderung menyerang kelompok orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Salah satunya, yaitu anak kecil, terutama bayi prematur dan bayi baru lahir. Seperti pada orang dewasa, sepsis pada anak juga termasuk kondisi yang berbahaya dan memerlukan penanganan segera.
Berikut adalah sejumlah informasi lebih lanjut seputar sepsis pada anak yang perlu orangtua ketahui
Gejala sepsis pada anak
Sepsis atau keracunan darah pada anak adalah kondisi serius yang terjadi ketika infeksi menyebar ke seluruh tubuh dan memicu respons peradangan yang berlebihan.
Gejala sepsis pada anak bisa bervariasi tergantung pada usia dan kondisi kesehatan anak, tetapi beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi berikut ini.
- Demam tinggi atau hipotermia. Anak mungkin mengalami demam tinggi (>38,5°C) atau, pada beberapa kasus, suhu tubuh yang sangat rendah (hipotermia).
- Napas cepat atau sulit bernapas. Anak mungkin bernapas lebih cepat dari biasanya atau terlihat kesulitan bernapas (seperti sesak napas dan napas berbunyi).
- Denyut jantung cepat. Jantung anak berdetak lebih cepat dari biasanya, terutama saat beristirahat.
- Lemas atau tidak responsif. Anak tampak sangat lemah, lesu, atau kurang responsif terhadap rangsangan di sekitarnya.
- Kebingungan atau gelisah. Anak mungkin terlihat bingung atau gelisah, sulit diajak berkomunikasi, atau menunjukkan perilaku tidak biasa.
- Kulit pucat, dingin, atau bercak-bercak. Warna kulit bisa menjadi pucat, abu-abu, atau biru, terutama pada ujung jari dan bibir. Tangan dan kaki mungkin terasa dingin.
- Muntah atau diare. Muntah atau diare pada anak mungkin terjadi, yang bisa menyebabkan dehidrasi.
- Penurunan buang air kecil. Jumlah buang air kecil berkurang, yang bisa menjadi tanda dehidrasi atau masalah fungsi ginjal.
- Nyeri tubuh atau tidak nyaman. Anak bisa mengalami nyeri di tubuh, sulit mengidentifikasi penyebab pasti, atau tampak sangat tidak nyaman.
- Pembengkakan. Beberapa anak mungkin mengalami pembengkakan di tubuh, misalnya tangan, kaki, atau wajah, akibat penumpukan cairan.
Penyebab sepsis pada anak
Sepsis pada anak disebabkan oleh infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh dan memicu respons imun berlebihan.
Infeksi ini bisa berasal dari berbagai jenis patogen (mikroorganisme), seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Berikut adalah beberapa penyebab umum sepsis pada anak.
1. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri adalah penyebab utama sepsis, terutama pada anak-anak. Bakteri yang paling sering menjadi penyebab meliputi berikut ini.
- Streptococcus pneumoniae.
- Escherichia coli.
- Staphylococcus aureus.
- Neisseria meningitidis.
2. Infeksi virus
Infeksi virus juga dapat memicu sepsis, terutama pada anak-anak dengan sistem imun yang lemah. Virus yang umum menyebabkan sepsis meliputi berikut ini.
- Virus influenza (flu).
- Respiratory syncytial virus (RSV).
- Enterovirus.
3. Infeksi jamur
Infeksi jamur jarang menjadi penyebab sepsis pada anak-anak yang sehat.
Namun, sepsis akibat infeksi jamur bisa terjadi pada anak-anak dengan sistem imun yang lemah, misalnya pada anak yang menjalani kemoterapi atau menerima obat imunosupresan.
4. Infeksi parasit
Infeksi parasit, seperti malaria, juga dapat menyebabkan sepsis, terutama di daerah-daerah di mana penyakit ini endemik.
Ketika parasit menginfeksi dan menghancurkan sel darah merah, respons imun tubuh yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan sistemik dan kerusakan organ, yang mengakibatkan sepsis.
5. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih yang tidak diobati, terutama oleh bakteri E. coli, dapat menyebabkan infeksi ginjal (pielonefritis).
Jika infeksi ginjal (pielonefritis) tidak diobati atau terlambat terdeteksi, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan memicu respons peradangan yang meluas di seluruh tubuh. Ini dapat menyebabkan sepsis.
6. Infeksi saluran pernapasan
Infeksi seperti pneumonia, bronkitis, atau infeksi paru-paru lainnya bisa menjadi penyebab sepsis, terutama jika infeksi tidak segera diobati.
Jika infeksi terjadi cukup parah, bakteri atau patogen lain penyebabnya bisa masuk ke aliran darah, menyebar ke organ lain, dan memicu sepsis.
7. Infeksi luka atau abses
Infeksi luka atau abses pada anak bisa menjadi penyebab sepsis jika infeksi menyebar dari lokasi luka atau abses ke aliran darah.
Bakteri umum yang menyebabkan infeksi luka yaitu Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus, termasuk jenis yang kebal antibiotik seperti MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus).
8. Infeksi pasca-operasi atau trauma
Anak-anak yang baru saja menjalani operasi atau mengalami cedera besar lebih rentan terhadap infeksi yang dapat berkembang menjadi sepsis, terutama jika perawatan luka tidak memadai.
Infeksi ini bisa terjadi pada permukaan kulit atau lebih dalam di bawah jaringan dan organ yang dioperasi.
9. Meningitis
Infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis) dapat menyebar ke seluruh tubuh, terutama pada bayi dan anak kecil.
Tubuh akan melepaskan zat kimia dalam upaya melawan infeksi, tetapi respons yang berlebihan ini menyebabkan peradangan luas di seluruh tubuh, termasuk ke dalam darah dan memicu sepsis.
Faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan sepsis pada anak meliputi prematuritas, gangguan sistem kekebalan tubuh, kelainan kongenital, atau penggunaan alat medis seperti kateter dan ventilator.
Apakah sepsis pada anak bisa sembuh?
- Waktu penanganan. Semakin cepat sepsis dideteksi dan diobati, semakin besar peluang anak untuk sembuh.
- Tingkat keparahan. Sepsis ringan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sepsis berat atau syok septik, di mana organ-organ vital mulai gagal berfungsi.
- Kondisi kesehatan anak. Anak yang sebelumnya sehat biasanya memiliki peluang sembuh lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki kondisi medis, seperti penyakit kronis atau kelainan bawaan.
- Respons terhadap pengobatan. Jika anak merespons dengan baik terhadap antibiotik, cairan intravena, dan tindakan medis lainnya, kemungkinan besar ia akan sembuh.
Cara mengatasi sepsis pada anak
Penanganan sepsis pada anak harus dilakukan segera di rumah sakit karena kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang dapat mengancam nyawa.
Tujuan utama pengobatan adalah untuk menghentikan infeksi, mendukung fungsi organ tubuh, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut langkah-langkah umum dalam penanganan sepsis pada anak.
- Obat antibiotik. Jika sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik diberikan secepat mungkin bahkan sebelum hasil tes menunjukkan jenis bakteri penyebab sepsis. Obat menggunakan antibiotik spektrum luas yang biasanya diberikan melalui intravena. Setelah hasil laboratorium keluar, antibiotik dapat disesuaikan dengan patogen penyebab infeksi.
- Obat antivirus atau antijamur. Jika sepsis disebabkan oleh virus atau jamur, obat antimikroba yang sesuai, seperti antivirus atau antijamur, akan diberikan.
- Cairan intravena (IV). Cairan IV diberikan untuk menjaga volume darah yang cukup, menstabilkan tekanan darah, dan memastikan aliran darah yang baik ke organ vital.
- Vasopressin. Jika cairan IV tidak cukup untuk menaikkan tekanan darah, vasopressin digunakan untuk membantu pembuluh darah tetap sempit sehingga tekanan darah bisa meningkat dan darah bisa tetap mengalir ke organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal.
- Oksigen tambahan. Jika kadar oksigen darah anak rendah atau mereka mengalami kesulitan bernapas, oksigen tambahan atau bahkan ventilator mungkin diperlukan untuk memastikan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
- Dialisis. Jika ginjal anak tidak berfungsi dengan baik akibat sepsis, dialisis (cuci darah) mungkin diperlukan untuk membersihkan racun dari tubuh.
- Penggantian darah. Jika terjadi gangguan pada pembekuan darah, transfusi darah atau komponen darah, seperti plasma dan trombosit, bisa diberikan.
- Pembedahan. Jika ada sumber infeksi yang jelas, seperti abses (nanah yang terkumpul), kateter terinfeksi, atau organ yang terinfeksi, mungkin perlu diangkat atau ditangani melalui pembedahan.
- Obat anti-inflamasi atau steroid. Dalam beberapa kasus, kortikosteroid atau obat anti-inflamasi lainnya mungkin diberikan untuk mengurangi peradangan yang berlebihan dan membantu organ tubuh berfungsi lebih baik.
Dilansir dari Kids Health, anak yang mengalami sepsis berat sering kali memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) secara ketat.
Gula darah anak juga akan dipantau dengan cermat karena sepsis dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil.
Jika diperlukan, insulin atau tindakan lain mungkin diberikan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Setelah anak pulih dari sepsis, rehabilitasi mungkin diperlukan untuk membantu pemulihan fungsi organ yang terpengaruh serta terapi fisik atau psikologis jika ada gangguan mobilitas atau trauma psikologis yang terjadi akibat sakit parah.
Kesimpulan
- Sepsis pada anak adalah kondisi medis darurat yang terjadi akibat respons inflamasi sistemik tubuh terhadap infeksi, yang dapat mengancam jiwa.
- Infeksi bakteri, virus, atau jamur dari berbagai sumber seperti infeksi saluran pernapasan, saluran kemih, meningitis, dan luka dapat menjadi pemicu sepsis.
- Gejala yang muncul biasanya meliputi demam tinggi atau hipotermia, detak jantung dan napas yang cepat, serta perubahan dalam kesadaran.
- Penanganan sepsis harus dilakukan dengan segera melalui pemberian antibiotik intravena, cairan, dan dukungan fungsi organ jika diperlukan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]