backup og meta

3 Cara Menghilangkan Cairan di Kepala Bayi Hidrosefalus

3 Cara Menghilangkan Cairan di Kepala Bayi Hidrosefalus

Cairan yang menumpuk di kepala bayi, atau yang sering dikenal dengan istilah hidrosefalus, merupakan kondisi yang membutuhkan pengobatan sesegera mungkin. Lantas bagaimana cara menghilangkan cairan di kepala bayi ini? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut. 

Cara menghilangkan cairan di kepala bayi hidrosefalus

hidrosefalus pada anak

Hidrosefalus adalah kondisi kelainan atau cacat lahir bawaan pada bayi. Ciri-ciri hidrosefalus pada bayi adalah ukuran lingkar kepala yang membesar lebih dari normalnya.

Bayi baru lahir yang didiagnosis hidrosefalus perlu diberikan pengobatan segera. Bukan tanpa alasan, hidrosefalus bisa berakibat fatal bagi bayi jika tidak ditangani secepatnya. 

Merangkum Mayo Clinic, berikut beberapa pilihan pengobatan hidrosefalus untuk menghilangkan cairan di kepala bayi.

1. Metode shunt

Pengobatan umum untuk hidrosefalus adalah prosedur shunt. Metode ini dapat dilakukan untuk siapa saja, mulai dari anak-anak hingga hidrosefalus pada orang dewasa

Shunt adalah alat yang mengeluarkan kelebihan cairan serebrospinal dari otak. Struktur alat shunt terdiri atas tabung panjang dan fleksibel yang disertai dengan kateter dan katup.

Nantinya, salah satu ujung tabung alat shunt ditempatkan pada salah satu ventrikel atau rongga otak.

Dengan begitu, diharapkan kelebihan cairan serebrospinal yang ada di otak dapat mengalir masuk ke dalam tabung alat shunt hingga berakhir di bagian tubuh lainnya.

Di dalam alat shunt juga terdapat katup khusus yang bertugas mengontrol aliran pergerakan cairan serebrospinal, sehingga proses mengalirnya cairan ini tidak akan terlalu cepat.

Setelah dipasang pada kepala, pengobatan hidrosefalus pada bayi dengan alat shunt ini akan terus digunakan seumur hidup.

2. Ventrikulostomi endoskopi ketiga

Ventrikulostomi endoskopi ketiga, disebut juga dengan endoscopic third ventriculostomy (ETV), juga merupakan cara untuk menghilangkan cairan di kepala bayi dengan prosedur bedah.

Meski begitu, prosedur ini tidak ditujukan untuk semua kondisi. Prosedur ini bisa menjadi pilihan untuk penumpukan cairan serebrospinal yang disebabkan oleh penyumbatan.

Untuk melakukannya, dokter akan menggunakan endoskop untuk mendapat penglihatan yang jelas mengenai kondisi otak bayi. 

Namun sebelumnya, dokter akan membuat lubang kecil terlebih dahulu di tengkorak otak. Pembuatan lubang dilakukan di bagian bawah salah satu rongga otak atau di antara rongga otak.

Setelah kelebihan cairan serebrospinal berhasil dikeluarkan melalui lubang, selanjutnya endoskop atau kamera kecil diambil kembali.

Selanjutnya, dokter menutup luka atau lubang pada otak dan kepala dengan membuat jahitan. 

3. Reservoir ventrikel subkutan

Reservoir ventrikel subkutan (subcutaneous ventricular reservoir) adalah alat yang digunakan dalam pengobatan hidrosefalus. Prosedur ini digunakan terutama pada bayi prematur. 

Alat ini berupa wadah kecil yang ditempatkan di bawah kulit dan terhubung ke ventrikel otak melalui kateter. 

Reservoir ini memungkinkan pengambilan sampel cairan serebrospinal atau pemberian obat langsung ke otak tanpa perlu prosedur bedah berulang kali. 

Reservoir ventrikel subkutan memberikan cara yang lebih aman dan nyaman untuk memantau serta mengelola kondisi hidrosefalus pada pasien.

Ini biasanya menjadi solusi sementara sampai bayi baru lahir cukup besar untuk pemasangan shunt permanen.

Perlu dipahami, meski pengobatan hidrosefalus tidak mampu mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi, upaya ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak bayi.

 Selain itu, pengobatan hidrosefalus pada bayi juga ditujukan untuk melancarkan aliran cairan serebrospinal di dalam otak. 

Cara menghilangkan cairan di kepala bayi harus melalui diagnosis

penyebab hidrosefalus

Sebelum menjalani pengobatan untuk mengatasi hidrosefalus pada bayi, ada baiknya Anda pahami dulu cara mendiagnosisnya.

Biasanya, kelainan atau cacat lahir bawaan hidrosefalus bisa mulai dideteksi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

Diagnosis hidrosefalus saat masa kehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) saat jadwal pemeriksaan kehamilan.

Sementara untuk bayi yang sudah lahir, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hidrosefalus, seperti di bawah ini.

1. Pemeriksaan fisik 

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik bayi secara menyeluruh untuk mencari tanda-tanda hidrosefalus.

Misalnya ukuran kepala yang lebih besar dari biasanya, pembengkakan di bagian kepala, atau penonjolan fontanel (tempat di tengkorak yang masih lunak).

2. Uji pencitraan 

Uji pencitraan seperti ultrasonografi (USG) kepala atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) kepala dapat digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis hidrosefalus dan menentukan penyebabnya. 

Pada bayi, USG kepala biasanya digunakan karena lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan pembiusan.

3. Pemeriksaan cairan serebrospinal 

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan cairan serebrospinal (pungsi lumbal) untuk menilai tekanan dan komposisi cairan serebrospinal.

Berbagai tes tersebut bertujuan memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai kondisi otak bayi saat ini.

Setelahnya, dokter baru bisa melakukan pengobatan yang tepat untuk mengatasi hidrosefalus pada bayi.

Adakah risiko komplikasi dari pengobatan hidrosefalus ini?

masalah gizi pada bayi

Sama halnya dengan prosedur medis lainnya, beberapa cara menghilangkan cairan dari kepala di atas juga memiliki risiko komplikasi.

Melansir Mayo Clinic, berikut beberapa gejala adanya komplikasi pada bayi setelah menjalani penanganan hidrosefalus. 

  • Infeksi. Proses pembedahan atau pemasangan perangkat seperti shunt atau reservoir ventrikel subkutan dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Obstruksi. Shunt atau kateter yang digunakan dalam pengobatan hidrosefalus dapat tersumbat atau rusak, yang kemudian mengakibatkan penumpukan cairan serebrospinal yang berlebihan di otak.
  • Perdarahan. Proses pembedahan untuk memasang shunt atau melakukan prosedur lainnya dapat menyebabkan perdarahan di area yang terlibat.
  • Reaksi alergi. Reaksi alergi pada anak terhadap bahan-bahan dalam perangkat medis atau obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan hidrosefalus bisa saja terjadi.
  • Masalah neurologis. Beberapa anak mungkin mengalami masalah neurologis, seperti kejang atau gangguan pada sistem saraf pusat, setelah menjalani prosedur pengobatan hidrosefalus.

Sebaiknya jangan sepelekan tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi, entah itu muncul sebelum pengobatan maupun setelahnya.

Untuk mencegah hidrosefalus ini terjadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.

Ibu hamil juga disarankan untuk mendapatkan imunisasi untuk mencegah risiko terjadinya hidrosefalus. 

Ringkasan


  • Hidrosefalus pada bayi adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan segera untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut.
  • Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan termasuk pemasangan shunt, ventrikulostomi endoskopi ketiga (ETV), dan reservoir ventrikel subkutan. Masing-masing metode ini bertujuan untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal dari otak ke bagian tubuh lainnya.
  • Sebelum pengobatan, diagnosis hidrosefalus biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, uji pencitraan seperti USG atau MRI, dan pemeriksaan cairan serebrospinal.
  • Meski pengobatan tidak dapat memperbaiki kerusakan otak yang sudah terjadi, tindakan ini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan memperbaiki aliran cairan serebrospinal.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hydrocephalus. (2023). Retrieved 12 June 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hydrocephalus/diagnosis-treatment/drc-20373609 

Hydrocephalus. (n.d.). Retrieved 12 June 2024, from https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Hydrocephalus 

(N.d.). Retrieved 12 June 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/hydrocephalus/treatment/ 

professional, C. C. medical. (n.d.). Hydrocephalus: What It Is, Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. Retrieved 12 June 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17334-hydrocephalus#management-and-treatment

What is Hydrocephalus? (2024). Retrieved 12 June 2024, from https://www.hydroassoc.org/about-hydrocephalus/  

(N.d.). Retrieved 12 June 2024, from https://www.rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Ventricular_reservoir_management_in_Neonates/ 

Versi Terbaru

26/06/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Kepala Bayi Lonjong saat Lahir, Apakah Bisa Memengaruhi Perkembangan?

7 Upaya yang Bisa Dilakukan Ibu Hamil untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 26/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan